December 24, 2019

Telur-telur kebahagiaan tahap 2 (Menguatkan Keterampilan)




Bismillahi...

“Untuk menggoreng kerupuk saja, kita harus tahu ilmunya. Jika tidak, bisa jadi gosong kerupuk tersebut.” - My Daddy-

Alhamdulillah… Pekan satu kelas telur-telur sudah berlangsung. Saya terus belajar beradaptasi dalam kelas ini. Bagaimana mengoperasikan Facebook yang baru pertama kali saya gunakan lagi sejak bertahun-tahun lamannya. Haha… Alhamdulillah sekalipun masih kurang terampil saya bersyukur masih bisa memahami jalannya kelas dengan pembelajaran melalui media FB.

Pada pekan kedua ini, materi diberikan langsung oleh Pak Pandu Kartika Putra. Beliau menyampaikan beberapa hal terkait belajar cara belajar, poin yang saya bold adalah metakognisi dan komponen pembelajaran mandiri.

Metakognisi merupakan pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang kognisinya sendiri-sendiri dan mempunyai tiga macam fungsi esensial, yaitu merencanakan, memonitor dan mengevaluasi proses kognisi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kalau pakai bahasanya Pak Pandu adalah Bagaimana kita aware terhadap proses belajar kita sendiri? Pak Pandu menyarankan dengan membuat peta belajar, akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan dari belajar itu. Dalam tugas pekan kedua kali ini, saya menganggapnya sebagai intisari dari peta belajar yang dikemas dalam telur merah. Tentu lebih simple untuk kita buat. Alhamdulillah…




v  Lalu apa tugasnya?
Jika pekan satu kita sudah diajak untuk menemukan kekuatan diri, maka pada pekan kedua ini, kita diajak untuk Menguatkan Keterampilan. Keterampilan tersebutlah yang akan kita gunakan untuk mendukung kekuatan diri yang sudah kita tentukan pada pekan pertama. Kurang lebih seperti itu. Seru sekaliii yaa…

Sebagaimana kalimat awal pembuka jurnal ini yaitu mengenai menggoreng kerupuk yang membutuhkan ilmu, jika kita tahu ilmunya maka kita akan lebih terampil dalam menggoreng kerupuk. Saya pakai contoh kerupuk karena ini makanan paling sederhana, tidak bergizi namun disukai banyak orang bahkan anak-anak. Hehe.. Berarti poinnya adalah bahwa dalam menjalani segala lini kehidupan kita harus tahu ilmunya. Jika tidak tahu ilmunya, tentu akan kesulitan untuk dapat mencapai terampil.

Jika dalam pekerjaan sederhana saja kita tidak mampu memberikan yang terbaik, maka jangan berhaharap kita akan mampu menjalankan hal yang lebih besar.

v  Apa saja keterampilan yang perlu saya kuatkan?
Saat sebelum mengerjakan tugas ini, saya baru saja menyelesaikan road map visi dan misi sebagai istri dan juga menuliskan kembali road map visi dan misi keluarga saya. Dari hal itu saya semakin memahami, keterampilan apa saja sih yang saya perlukan dan harus dikuatkan. Saat ini saya berperan menjadi hamba Allah, istri, ibu, anak dan seorang pekerja freelance. Sebagai seorang muslimah saya berkewajiban menjalankan semua hal berdasarkan Quran dan Hadist, dalam peran yang saya jalankan paling banyak dibahas dalam Quran adalah peran sebagai istri. Tentu Allah memiliki alasan kenapa banyak dibahas mengenai peran sebagai istri? karena dengan menjalankan peran sebagai istri yang baik, bahagia, sesuai maka kita akan lebih terampil dalam menjalankan peran sebagai seorang Ibu. Iya bukan?

Dalam menjalankan peran tersebut kita harus tahu ilmunya. Sebagai hamba Allah harusnya seperti apa? Sebagai istri harusnya seperti apa? sebagai ibu harusnya seperti apa? dst, kemudian apa saja yang harus dipelajari sebagai ilmu dalam menjalankan peran tersebut? Sehingga kita bisa terampil dengan terampil kita bisa mencapai tujuan dari masing-masing peran yang kita jalani.
Saya membaginya dalam dua hal pokok yaitu:
1.     Belajar semua hal yang berkaitan dengan Ad-Diin (urusan agama)
2.    Belajar semua hal yang berkaitan dengan Ad-Dunya (urusan dunia)

Poin satu dan poin dua ini saya rinci lagi dalam beberapa ilmu yang mendukung untuk kuatnya keterampilan saya dalam menjalankan semua peran yang saya sebutkan di atas. Dalam kelas telur-telur pekan kedua kali ini, kami ditugaskan untuk mengkelompokkan keterampilan yang perlu dikuatkan dalam empat  kuadran. Kuadran-kuadran tersebut adalah:
1.     Penting Mendesak
2.    Tidak Penting dan Mendesak
3.    Penting dan Tidak Mendesak
4.    Tidak Penting dan Tidak Mendesak





Setelah saya menuliskannya dalam telur-telur merah, maka terlihatlah apa saja poin penting mendesak yang menjadi fokus terdekat saya. Kemudian saya Tarik lagi dalam lima poin yang harus saya kuasai dalam wakyu dekat ini.






1. Keterampilan Ibadah Shalat yang sesuai tuntunan nabi
Kenapa Ibadah shalat ini harus belajar dan harus terampil?

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnta rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.” (HR.Tirmidzi no 413)

Kaitan dalam peran di luar peran sebagai hamba Allah adalah saya dan suami mengajarkan anak saya shalat secara langsung. Bagaimana kami harus terampil mengajarkan anak tata cara shalat yang sesuai tuntunan nabi. Tentu ini bukan masalah sepele tapi sangat penting sekali.  Banyak ilmu yang harus dipelajari, paham ilmunya, praktik hingga terampil sehingg akita mampu mengajarkan ke anak. Ada tata cara wudhu, doa-doanya, bacaan shalat yang sesuai nabi ajarkan, gerakannya, sunnah-sunnah dalam shalat, dan banyak lagi lainnya.

2. Keterampilan membaca Quran yang sesuai
Ini juga poin penting terkait hukum membaca Al-Fatihah dalam shalat, karena rukun atau di atasnya wajib. Maka untuk mendukung shalat kita wajib belajar membaca Quran. Dalam menjalankan peran sebagai Ibu saya tentu ingin anak saya bisa belajar membaca Quran dari saya langsung bukan dari ustadah atau ustadnya. Maka bagaimana bisa saja mengajarkan jika say atidak tahu ilmunya? Jika saya tidak terampil dalam membacanya? Maka saya sangat membutuhkan ilmu ini untuk bekal saya pribad dan juga bekal mengajarkan ke anak saya. Mulai dari belajar makhrojitul huruf, ilmu tajwid hingga pembahasan melalui tahsin, bahkan serunya belajar maqam-maqam untuk memperindah bacaan Quran saya.

3. Keterampilan dalam berperan menjadi istri dan juga ibu.
Ada kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang  Istri dan Ibu, saya ingin dapat terampil menjalankan peran ini. Apa saja kompetensinya:
1)    Mempunyai gudang kesabaran (Belajar meregulasi emosi, memanajemen diri agar lebih solutif jika menemui kendala yang memicu amarah, training sabar dengan berbagai cara, dll)
2)   Mencintai anak dan pasangan dengan tulus (Belajar bahasa cinta pasangan dan anak, ilmu seputar psikologi, belajar karakter pasangan dan anak, belajar munakahat dll)
3)   Memberikan perhatian utuh terutama pada suami dan anak-anak (Belajar memasak, kreasi menu enak, belajar pengelolaan finance, dll)
4)   Senantiasa memuliakan suami dan anak (Belajar memanajemen waktu, dll)
5)   Siap menjadi guru terbaik (guru pertama dna utama) bagi anak-anak (Belajar ilmu parenting, belajar ilmu pendidikan anak, montessori islam, metode tahfid, STPPA, dll )
6)   Memfasilitasi anak dalam proses belajarnya (Belajar budgeting dalam rekreasi, belajar membuat itinerary perjalanan belajar packing-unpacking cepat dan efesien, belajar cara penyelamatan diri saat perjalanan, belajar membuat kurikulum belajar di rumah, dll)
7)   Selalu mendoakan anak-anak. (Belajar memperbanyak hafalan doa-doa dalam Quran,dll)

Tentu banyak, tidak bisa sedikit. Namun semua itu punya prioritas bahkan jika kita lakukan berulang akan menjadi semakin terampil. Karena semua kompetensi ini digunakan sehari-hari dan sewaktu-waktu.

4. Keterampilan mengajar dan menulis
Sebagai passion saya, saya juga perlu mengembangkan bakat dan minat saya sehingga harus paham ilmunya untuk bis amenjadi professional. Ketika sudah paham ilmunya maka saya akan semakin mantap menjalankan peran saya dalam mengajar dan menulis. Belajar PUEBI, EYD, aktif dalam menggunakan KBBI, latihan kepenulisan, metode belajar untuk anak auditori, visual dan kinestetik, cara menyusun jurnal belajar dan semua hal yang berkaitan dengan kepenulisan dan mengajar).

5. Keterampilan memotivasi
Ini juga perlu belajar lebih banyak dengan mengikuti pelatihan khusus terkait public speaking, manajemen konflik dan diri, serta semua hal yang berkaitan dengan keterampilan ini.
Alhamdulillah saya sudah selesai menyusunnya, saya mengevaluasi lebih dalam apa yang menjadi prioritas kebutuhan belajar saya hingga dapat mendukung saya untuk lebih terampil dalam menjalankan berbagai peran selama hidup di dunia.

Jangan jadi anak muda yang labil, banyak maunya tapi hasilnya nihil. Tapi jadilah anak muda yang terampil, haus untuk belajar, upgrading knowledge and skill. (Merry Riana)


Lanjut Baca yuk.. >>>

December 16, 2019

Telur-telur kebahagiaan (Menemukan Kekuatan Diri)




Bahagia melahirkan rasa yang menelurkan motivasi untuk berkembang tanpa rasa terpaksa. Kenali diri sendiri dan biarkan dirimu bahagia!

Bismillahi...

Haloooo Bunda dan semua pembaca yang mampir di blog saya, semoga dalam keadaan sehat dan selalu penuh semangat. 

Bersyukur alhamdulillah akhirnya setelah proses panjang melewati kelas Bunda Sayang, kini saya sudah masuk sebagai mahasiswa dalam kelas Bunda Cekatan. Untuk level pertama ini kami semua ada di kelas telur-telur, sebelum bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang cantik, kita semua harus melewati tahap demi tahap yang ada di kelas Bunda Sayang ini. Tahap awal yang di representasikan dalam tugas Menemukan Kekuatan Diri.

Setelah mengikuti materi pertama yang langsung dibawakan oleh Ibu Septi, kami semua mendapat tugas untuk menemukan kekuatan diri masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan mengelompokkan aktivitas kita sebagai Ibu, Istri dan Perempuan dalam kuadran-kuadran. Hal ini berfungsi untuk memetakan kelebihan dan kekurangan dari diri kita, bahkan kita juga dapat mengembangkan keinginan dan fokus pada kemampuan yang paling prioritas (suka dan bisa).

·        Kuadran 1: Suka dan Bisa
·        Kuadran 2: Suka dan Tidak Bisa
·        Kuadran 3: Tidak Suka dan Bisa
·        Kuadran 4: Tidak Suka dan Tidak Bisa




Jika kita sudah mengelompokkan berdasarkan empat kuadran di atas, maka kita fokus pada kuadran 1 dan mulai mengurutkan ke dalam lima skala prioritas. Lima aktivitas priorotas yang sudah kita urutkan tersebut akan menjadi pijakan kekuatan kita. Seru sekali memetakan kekuatan diri melalui kuadran-kuadran di atas, sehingga ada fokus aktivitas yang hanya kita suka dan bisa saja.




v Kenapa fokus pada aktivitas yang kita Suka dan Bisa saja?

Aktivitas yang kita suka dan bisa akan kita jalani dengan hati yang bahagia. Sebagai seorang Ibu, Istri dan Perempuan kita wajib menjadi wanita yang bahagia. Kebahagian tersebut akan menelurkan kebahagian-kebahagiaan lain yang dapat dirasakan oleh anggota keluarga sehingga dalam perjalanannya sebagai manajer keluarga kita bisa berperan secara maksimal, bahagia, tanpa keluhan.

v Lalu apa yang membuat kita Suka, Bisa dan Bahagia?

Setelah mengatur kembali milestone KM 0 pada 2017 lalu, ada beberapa hal yang membuat saya Suka, Bisa dan Bahagia ketika melakukannya.

1. Mengajar (Teaching)
          Merupakan passion saya sejak dulu, saya bercita-cita menjadi seorang guru dan penulis. Sejauh ini saya fokus pada aktivitas tersebut karena saya Suka, Bisa dan Bahagia saat melakukannya. Sekalipun saya belum berkesempatan mengenyam pendidikan sebagai seorang guru, banyak pengalaman yang saya lewati dalam menjalankan peran sebagai seorang guru. Bahkan kini saat status saya sebagai Ibu, saya tetap berperan sebagai guru yaitu guru bagi anak saya. Betapa senangnya beraktivitas mengajari anak orang lain hingga ia mampu, bisa memahami apa yang menjadi kendalanya.
          Kini tantangan terbesar saya adalah, apakah mampu menjalani aktivitas sebagai madrasah pertama anak saya? Kompetensi saya harus terus ditingkatkan, ilmu harus semakin diperluas dan aplikasi dari ilmu tersebut harus semakin di perbanyak. Alhamdulillah saya sudah bergabung dalam kelas Bunda Sayang, Smart Parents dari Komunitas Muslimah Peduli Generasi (KMPG), beberapa kulwap yang saya butuhkan ilmunya pun saya ikuti. InsyaAllah jika ada kesempatan di 2020 saya akan belajar lebih banyak untuk memahirkan kemampuan saya dalam mengajar.


2. Sharing

Sharing bagi saya adalah kegiatan yang membuat saya bahagia, selama saya suka dan bisa saya akan terus melakukannya. Belum lama ini saya membuka Teras Baca Mahira, sebagai wadah atau komunitas untuk anak-anak di sekitar rumah saya agar mereka dalam memanfaatkan waktunya untuk kegiatan positif. Melalui teras baca inilah saya bisa melakukan semua kegiatan yang saya suka, bisa dan membuat saya bahagia. Mengajar, sharing itu sendiri, bermain, belajar, menulis dan juga memotivasi.

          3. Menulis
Menulis itu luas sekali, tak hanya menulis jurnal atau blog. Bahkan kegiatan menulis daftar belanjapun saya kategorikan dalam kegiatan menulis. Begitupula menulis laporan aktivitas anggota TBM Club. Ya.. sejak Teras Baca Mahira di buka, banyak sekali siswa yang belajar di rumah. Saya sendiri langsung turun tangan dalam mengajari mereka sesuai jadwal. Menuliskan kembali di buku dan di laporan apa saja materi yang sudah dipelajari dan tingkat pencapaian siswa. Hal itu membuat saya bahagia, tentunya saya suka dan bisa.

          4. Belajar
Tak memungkiri, dengan mengajar otak saya terus dapat digunakan. Istilahnya terpakai, terasah sehingga semoganya dapat terus memiliki daya ingat yang baik. Tak jarang saya juga terus belajar, menemukan metode belajar yang cocok untuk masing-masing anggota TBM Club, belajar kembali menciptakan bonding yang baik, belajar sabar,belajar materi-materi mereka dll. Belajar banyak hal yang membuat saya sangat bahagia, suka dan bisa.

          5. Memotivasi
Banyak kendala yang dihadapi oleh Ibu-ibu sekitar, mengenai anaknya yang susah belajar, main gadget, nilai hancur, bahkan parahnya kelas 4 SD pun masih belum lancar membaca. Saya sangat mudah termotivasi dengan keadaan-keadaan seperti itu. Sehingga tak khayal, saya juga dengan bahagia memotivasi siswa-siswa yang kesulitan dalam belajar.

          Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dalam mengisi kuadran-kuadran tersebut sekalipun belum maksimal dalam mengisi kuadran ke empat. Semoga seiring berjalannya waktu, akan banyak hal yang membuat saja semakin mengenali diri sendiri.

Jadilah diri yang bahagia, karena hanya orang-orang bahagia yang dapat menelurkan kebahagiaan-kebahagiaan selanjutnya dalam
 proses yang juga bahagia.




#JurnalTelur1
#KelasTelur-telur
#BundaCekatan 

Lanjut Baca yuk.. >>>