March 31, 2019

Day 04- New Pet Fish

Day 04- New Pet Fish

Agenda kami hari ini adalah belanja bulanan dan membeli peliharaan baru untuk Mahira. Peliharaan yang kami tawarkan adalah ikan. Mahira sangat bersemangat sekali saat diberi tahu, bahkan  ia berkali-kali mengingatkan kepada kami untuk membeli ikan.

Akhirnya setelah kami selesai belanja bulanan, kami berkunjung ke pasar ikan, lebih tepatnya semacam komplek toko yang khusus jualan ikan-ikan hias beserta aksesorisnya.

Awal tiba di sana, Mahira bersorak. Matanya tak lepas dari ikan-ikan yang ada di sana. Ia memperhatikan gerak ikan-ikan. Iya juga menanyakan nama ikan yang ia belum tahu. Berkeliling melihat aneka ikan dan berpindah dari toko satu ke toko lain.

Ia begitu antusias, wajahnya  terus berhias senyum. Rasanya sulit untuk menjepret dirinya yang selalu bergerak enerjik. Di sini saya kembali mengenalkan ke Mahira bagaimana ia memilih dan mengambil keputusan, menyelipkan beberapa pengetahuan dan kosakata baru seperti aquarium, filter, aerator, alas aquarium, busa, batu hias dll.

Saat itu keputusanya adalah membeli ikan cupang. Ikan cupang dibungkus dalam plastik dan kamipun segera kembali untuk pulang. Saat di mobil, ia tidak sabar ingin segera bermain bersama new pet fish. Kakmi memberikannya pengertian untuk bersabar, karena goncangan dalam mobil membuat ikan nanti pusing. Dengan lugunya ia mencoba memahami informasi dari kami dan meletakkan ikannya.

Tiba di rumah ia meletakkan ikannya dalam botol.
"Ibu,, Ikan di botol."
"Ibuk, Ikan di kasih maem."

Masyaallah tabarakallah. Ia begitu menyukai hewan peliharaannya itu, semoga Mahira bisa menjaganya dengan baik.

"Ikaaan.. Hiya gemeeesss." Ucapnya sambil mencubit kecil pipinya sendiri. Iapun menirukan gerak mulut ikan sambil berlari kesana-kemari. Ia berimajinasi seolah menjadi ikan yang sedang berenang di dalam air. Wajahnya berhias senyum dan keceriaan yang membuat rumah kami bertabur kebahagiaan. Masyaallah...

Tujuan memelihara ikan:
1. Anak belajar mengenal ciptaan Allah selain manusia
2. Berlatih untuk bertanggung jawab
3. Menyayangi binatang
4. Belajar memilih dan menentukan keputusan

Mahira, kita sholat dlu yuk. Alarm ibu sudah nyala nih. Kemudian Om tanya, kita sholat apa Mahira?

"Sholat Ashar."
"Berapa rakaat?"
"Empat roaaat."

Masyaallah tabarakallah, kemudian kami ke masjid dekat toko, Mahira berwudhu dibantu ayah dan sholat bersama.

Dalam Masjid ia menanyakan, kenapa Mahira tidak bisa sholat bersama Ayah? Kemudian saya menjelaskan.

"Jika dalam masjid Mahira lihat hijab?"
"Mana?"
Kemudian saya menunjuk yang dimaksud. Ini pembatas untuk akhwat dan ikhwan. Mahira sholat disini karena Mahira perempuan. Akhirnya ia sholat bersama yg lain. Selepas sholat ia kembali mencari Ayahnya.

Ia begitu senang sekali di masjid. Kakinya tak berhenti berjejak. Rasanya kebahagiaannya tumpah ruah. Masyaallah

Note:
  • Agenda terencana
  • Melibatkan Mahira dengan kegiatan jual beli, memiliki hewan peliharaan, mengenalkan tanggung jawab, pilihan dan pengambilan keputusan.
  • Bahasa bakat hasil observasi: Activator, Learner,Positivy,Responbility, Communication.
Keterangan potensi kekuatan anak: 
  1. Activator,
  2. Learner,
  3. Positivy,
  4. Responbility, 
  5. Communication.

#Day04
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Lanjut Baca yuk.. >>>

March 30, 2019

Day 03- Our Saturday

Hari ini kami cukup padat dengan agenda di luar. Rencana bermain di rumah, terpaksa harus di skip dan diganti dengan ide spontan serta observasi yang kami lakukan pada Mahira.
Sebelumnya saya akan menyebutkan agenda kami hari ini.


  1. Kami pergi ke Pasar Comal untuk membeli buah dan juga makan
  2. Kemudian kami  menjenguk anggota baru saudara kami. Baby Aurora yang sudah berusia satu bulan.
  3. Silaturahmi ke rumah Mbah Uyut-Mbah Uyutnya Mahira.
  4. Pergi ke Pekalongan diantaranya makan siang di SS
  5. Berburu Batik 
  6. Ke Masjid Agung Pekalongan
  7. Berbelanja di supermarket
Saat tiba di pasar, Mahira kami ajak berkunjung kesalah satu toko sepatu dengan niat spontan melakukan transaksi pembayaran dengan mengajarkan Mahira memilih dan mengambil keputusan. Sembari menunggu Mama saya berbelanja buah. Mahira dibantu ayah memilih calon sepatu yang akan dibelinya, ia pun memilih warna yang sedang gemar ia sebutkan berulang-ulang karena ia sedang belajar mengucapkan huruf 'R" yaitu merah.

Dengan antusias ia ingin menggunakan langsung sepatu tersebut sehingga hari ini pakaiannya berbenturan dengan warna sepatu yang dipilihnya. Sepatu yang ia kenakan sebelumnya ia tinggal di kendaraan dan fokus terhadap sepatu barunya. Saat ia tengah sibuk dengan sepatu barunya, saya menyusul Mama untuk membeli makanan khas Comal yaitu kue Apem sedangkan Ayah Mahira membantu Mama membawa buah-buahan yang dibelinya. Mahira menunggu kami di dalam mobil bersama Tante dan Omnya.

Perjalanan dilanjutkan menuju rumah sepupu Mamaku yang satu bulan lalu baru saja melahirkan. Bayinya bernama Aurora. Aurora nampak seperti bayi laki-laki yang begitu tampan dan adorable. Saat berkunjung ia shake hand dan langsung berbaur menuju tempat Aurora yang sedang tidur.

Ia meminta izin kepadaku untuk mencium Aurora. Dengan wajahnya yang masih kecil, ia bersikap layaknya orang dewasa. 

"Ibuk, Hiya mau cium adek."
"Hiya sayang adek, boleh angkat?"

Iapun merengek meminta saya menggendongnya, kemudian saya menolaknya dengan baik. 
Mahira kembali berulang meminta baby diangkat, katanya dia bisa melakukannya. Dengan wajah seriusnya dia membetulkan posisi kepada adek bayi yang miring, dilanjut membetulkan posisi kaki adek bayi yang katanya tidak lurus. Sontak kami tertawa karena sikapnya begitu penuh perhatian dan kasih sayang. Tanpa ragu, iapun mengechek keseluruhan tubuh adek yang terbuka dan menemukan ruam di dekat siku, Iapun bersikeras menyampaikan pada saya,

"Ibu, adek digigit nyamut. Kasih obat." Ucapnya dengan mimik wajah yang begitu sedih.
Masyaallah tabarakallah. Hati saya seketika terenyuh namun disisi lain ia begitu sangat protect sehingga saya takut sikapnya berlebihan. Sesekali ia katakan kepada saya.

"Hiya gemeeess." Dengan tangan yang pura-pura melakukan cubitan pada baby. Tentu saya sangat takut sekali, Mahira bisa membuat bekas dikulit bayi. Namun ia hanya berpura-pura saja alias ekspresif gemes. 

Saya belajar memberikan kepercayaan kepada Mahira saat bersama baby Aurora, berkali-kali saya mengatakan. Pelam-pelan, perlakukan adek dengan baik dan lembut karena kulitnya begitu sensitif. Iapun bilang dengan tegas, "Iyaaaa." Masyaallah tabarakallah.
Entah dia paham tau tidak saya sangat bersyukur ia mampu mengendalikan dirinya dan beradaptasi dengan baik terhadap keadaan baru yang dilihatnya.

Lepas menjenguk adek kami berkunjung kerumah Mbah Uyutnya Mahira, maklum Mamaku punya bulek dan Paklik yang cukup banyak, sehingga Mahira memiliki banyak Mbah Uyut. Mahira cukup mudah beradaptasi dengan di awali sikap malu-malu. Selepas itu ia bisa membaur mengikuti suasana setelah beberapa kali diajak berbincang dengan mbah buyutnya dan diiming-imingi mainan. 

Dengan sopan ia izin kepadaku untuk memainkan sepeda milik cucunya Mbah. Saat pulang iapun mengembalikan mainan tersebut ke tempatnya semula dan mengucapkan terimakasih. Masyaallah.
Saya sangat bersyukur melihat kepuduliannya untuk tidak sembarangan terhadap barang milik orang lain, ia begitu berhati-hati memainkannya. Seperti ia berhati-hati pada adik bayi. Mungkin karena tadi pegang bayi dan sekarang pegang mainan jadi masih terbawa suasana. 

Di Pekalongan

Kami makan siang di SS, makan siang yang cukup terlambat karena sudah pukul 16.00. Saat menunggu pesanan, Mahira seperti biasa look around. Ia tidak melewatkan melihat rak sepatu, dinding-dinding yang ada di SS dan juga orang sekitar.Ia memperhatikan dengan baik sehingga orang kembali memberikannya perhatian. Dengan sikapnya itu, ia berkenalan dengan sesama pengunjung. Kebetulan ada banyak pengunjung saat itu yang satu ruangan dengan tempat kami makan di lesehan yang no smoking area. Ia bersalaman dengan balita yang usianya lebih muda dari Mahira, Mahira mencoba meminjamkan mainan hadiah kinder joy yang dipegangnya sedari di mobil. Iapun beberapa kali di sapa orang karena sikapnya tersebut.

Saat melihat dinding, ia berkata.
"Ibu.. itu cabe. Pedes." 
"Ibu. Siiippp!" Sembari ia memperagakan gaya cabe yang persis seperti di dinding. 
Iapun ingin meminjam kacamata Utinya agar persis seperti mr. Huh Hah tersebut. Masyaallah.
Sontak kami tertawa dan beberapa pandang mata juga turut tertawa.

Sepulang dari SS, kami berburu batik disentono. Sejak Ayah pindah kerja di Pemprov pakaian yang sering ia kenakan adalah batik, jadi kami mencari batik untuk ayah. Om juga mencari batik, begitupula tante, saya dan Mahira. Ia turut berburu mencari mana yang cocok untuknya. Dengan polosnya ia mengikuti tantenya yang sesekali meminta pendapat atas pilihannya tersebut kepada saya.
Tanpa sadar Mahira juga copying sikap tersebut.

"Om tanya! Bagus ndak?" Sambil ia membawa dua buah batik yang dipilihkan oleh saya. 

Lucu sekali, sikapnya seperti orang dewasa saat berbelanja, sontak membuat penjualnya tertawa geli. Begitupula kami. Masyaallah.. IApun menjatuhkan pilihan yang dipilihkan oleh Omnya. Mahira begitu bersemangat menenteng hasil buruannya hari ini dengan wajah yang begitu happy. 

Menjelang sholat magrib kami pergi ke Masjid dan berbelanja di supermarket. Banyak hal yang Mahira tunjukkan. Namun yang saya sampaikan adalah kami bermain hide and shake. Kami suka sekali mengunakan etalase pakaian untuk bersembunyi dan saling mencari. Kegiatan ini begitu seru. Sambil menemani Om berbelanja baju kerja, saya mengkondisikan Mahira untuk tetap berbinar dan happy barangkali agenda hari ini begitu membuatnya bosan. Namun alhamdulillah, ia begitu semangat melakukan banyak hal. Bahkan mencoba menyebutkan berbagai macam wearing dan mencoba beberapa hal serta berpose layaknya endorse. Masyaallah...

Hari ini saya cukup lelah karena banyak agenda dan menemani keaktifannya dalam segala hal. Semoga Allah ridho dan terus menjaga kesehatan kami semua serta membuat Mahira tumbuh menjadi anak yang cerdas, sholiha dengan penuh potensi bahasa bakat yang positif. Amin.

Note:
  • Agenda terencana
  • Melibatkan Mahira dengan berbagai kegiatan dan mengobservasi potensi kekuatan bakatnya.
  • Bahasa bakat hasil observasi: Achiever, Adaptability, Belief,Command, Communication, Deliberative.
Keterangan potensi kekuatan anak: 
  1. Achiever,
  2. Adaptability, 
  3. Belief,
  4. Command,
  5. Communication, 
  6. Deliberative.



#Day03
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Lanjut Baca yuk.. >>>

March 29, 2019

Day 02- Mahira with her imagination being rider

Day 02-Mahira with her imagination being rider

Masuk hari kedua, Mahira sebetulnya sudah ada kegiatan terencana. Baik dengan Ayah dan juga dengan Ibu.

Namun saat kami berkumpul, Mahira dengan spontan menunjukkan ide atas imajinya yang cukup menarik perhatian kami semua. 

Ia dengan aktif dan penuh semangat menyusun bantal yang berada diatas bed menjadi sebuah motor. Saat sudah jadi dengan cekatan ia menaiki dan berperan seolah mengendarai motor dengan serius. 
Sesekali ia mengeluarkan bunyi motor dengan begitu miripnya.

Brrrrrrrmmmm
Brmmmmm....

"Ayooo Ibu naik sini,bonceng Mahiya." Tawarnya sedikit memaksa.

Kemudian karena sempit, ia meminta saya untuk mengambil boneka pemberian ontynya di lemari. Namanya Bobby. Akhirnya Bobby menggantikan saya sebagai penumpang di motornya tersebut. Dalam imajinya Bobby masih baby, sehingga ia begitu hati-hati memperlakukan Bobby.

"Bobby gendong Kakak ya?"
"Bobby mau beli apa?"
"Bobby ayo kita beli buku ya?"

Begitu sepenggal percakapan Mahira dengan Bobby, menjadi rider tanpa helmet iapun meminta helm berulang kali. Namun saya memberikannya dengan pura-pura, imajinyapun menangkap dengan baik sikap saya. Bahkan saat membeli buku, ia mampu berperan menjadi penjual, pembeli dan juga kakaknya Bobby. 

Kami terpukau dengan caranya berkomunikasi, memainkan beberapa peran dengan baik dan sungguh-sungguh. Ia begitu suka melayani dan mendahulukan oranglain. Aktif dan selalu mengerjakan apa saja, ia begitu bersemangat dalam menyampaikan idenya agar mudah dipahami oleh orang lain. 

Sikapnya yang spontan ini menjadi catatan tersendiri yang yang mengalahkan kegiatan lain yang sudah saya rencanakan. Masyaallah, kami sangat bersyukur dengan kemampuannya menuangan ide dari hasil imajinya. Barakallahu fik Mahira Sholiha.

Notes:
  • Ide bermain: Mahira
  • Alat yang digunakan: bantal, boneka
  • Bahasa bakat hasil observasi: Achiever, Belief, Communication, Ideation.
Keterangan potensi kekuatan anak: 
1. Achiever: Anak memiliki stamina yang tinggi, tidak pernah capek, selalu bekerja keras. Aktif dan selalu mengerjakan apa saja.
2. Belief: Anak suka sekali melayani dan mendahulukan orang lain.
3. Communication: Anak suka menyampaikan idenya, pikirannya dengan cara yang mudah dipahami orang lain.
4. Ideation: Anak selalu memiliki ide-ide baru






#Day02
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Lanjut Baca yuk.. >>>

March 28, 2019

Day 01- Mahira with Animal Flash Cards

Bismillah…

Alhamdulillah.. Libur semester telah usai. Setelah bergelut dengan adaptasi ritme baru pasca moving, kami sangat senang bisa kembali menerima materi baru dari kelas Bunda Sayang. Materi pada game level 7 kali ini yaitu Semua Anak Adalah Bintang.

Tantangan kali ini cukup unik, jika tantangan sebelumnya begitu spesifik pada tema tertentu namun tantangan game level ini. Home Educator yaitu kami sebagai orangtua dituntut untuk mengobservasi kemampuan anak dalam 4 ranah.

Ranah tersebut adalah Ranah hubungan inter personal, Ranah hubungan dengan sesama, ranah hubungan dengan change factor dan ranah hubungan dengan Tuhan atau spiritual.

Keempat ranah tersebut pada dasarnya saling berkaitan erat, namun tugas kali ini cukup menarik. Karena setelah kita mengamati aktivitas anak yang membuat matanya berbinar-binar dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga temukan dan catat kekuatan anak-anak dalam aktivitas tersebut.Dan finalnya kita kemas dengan membuat proyek terkait kegiatan yang membuatnya berbinar.
So untuk mengawali tantangan kali ini, saya mengajak Mahira anak saya untuk melakukan sebuah permainan seru.

Day 01- Animal Flash Cards

Mahira berpikir saat melihat saya menjejer flash card animalnya di lantai. Dia bertanya untuk apa? Saat saya memberikan aturan permainannya, ia mendengarkan dengan baik. Ia menyimak apa yang saya sampaikan dan duduk pada tempat yang di sepakati. 

"Jadi Ibu minta Mahira mendengarkan Ibu cerita, nanti saat hewan yang Ibu ceritakan disebut Mahira ambil gambar hewannya ya?" 

"Iya Ibu, Oke." Jawabnya begitu penuh semangat.

Saat permainan berlangsung, ia begitu berhati - hati melangkahkan kakinya, mencari hewan yang dimaksud dan mengambilnya. Ekspresinya begitu happy, tiap mimiknya berbeda mewakili bagaimana cerita yang saya buat. Masyaallah.

Mahira juga mengikuti saat saya mengucapkan hewan tersebut dengan bahasa Inggris, sehingga dalam permainan kali ini ia juga belajar memperbanyak kosa katanya dalam bahasa Inggris. Kemudian saya juga menanyakan secara spontan, "Siapa yang menciptakan Kuda ya?" 

"Allah" Jawab Mahira.

Iyapun dengan spontan mengecup gambar Kuda yang dipegangnya, katanya Mahira sayang ciptaan Allah. Mahira sayang Ibu juga. Masyaallah.
Seketika saya semakin antusias memikirkan jalan cerita dalam permainan ini agar lebih seru lagi hingga ia mau berhenti saat Omnya datang dari luar kota.

Note:
  • Ide bermain: Ibu Mahira
  • Alat yang digunakan: animal flash cards, nampan (sebagai wadah animal yang berhasil dikumpulkan)
  • Cara bermain: Ibu atau ayah memberikan aturan bermain, menyebutkan keseluruhan nama hewan sambil menata di lantai, menceritakan sebuah cerita berantai dengan menggunakan hewan yang ada di flash cards, anak memungut hewan yang disebutkan dalam sebuah cerita, kembangkan berbagai ide dengan menyampaikan informasi/pengetahuan lain sekaligus pertanyaan sebagai sikap komunikatif, ajak anak bermain dengan seru dan amati potensi kekuatan anak.
  • Bahasa bakat hasil observasi: Achiever, Belief, Communication, Ideation.
Keterangan potensi kekuatan anak: 

  1. Achiever,
  2. Belief, 
  3. Communication, 
  4. Ideation.

Tujuan permainan:
1. Anak berlatih untuk berkonsentrasi mendengarkan perintah/cara/ aturan
2. Anak berlatih gambar yang dimaksud oleh orang lain
3. Anak mengenal ciptaan Allah selain manusia dll



Dari berbagai tujuan tersebut, muncul berbagai sikap yang menjadi catatan saya dalam kegiatan kali ini. Saya coba mengemasnya hasil observasi tersebut dalam jurnal yang sudah disediakan oleh Tim Fasilitator Bunsay.




#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Lanjut Baca yuk.. >>>

Day 17- Big and Small

Alhamdulillah.. Final day. Hari ini Ibu masih sibuk unpacking barang-barang. Mahira membantu ibu memasukkan buku-bukunya ke dalam rak.

Tanpa disadari ia mengelompokkan buku-bukunya yang kecil terpisah dengan buku-bukunya yang besar. Masih sama dengan bentuk persegi saya mencoba mengingatkan ya kembali sekaligus memperkenalkan kepadanya besar dan kecil.
Ukuran yang paling sederhana untuk diketahui oleh Mahira.

Konsep besar kecil ini saya aplikasikan pada benda lain hingga makna besar kecil tersebut dapat ia pahami dengan baik.
Mahira mengikuti saat saya mengucapkan small, big, kecil dan besar. Ia berusaha menerapkan pada hal lain seperti gajah itu besar Ibu. Semut kecil. Dll.

Masyaallah…

Lanjut Baca yuk.. >>>

Day 16- Counting the Eeg’s

Alhamdulillah memasuki hari ke 16, saya masih bisa menemani Mahira bermain sambil menstimulasi math logisnya.

Kebetulan sekali ia sedang messy time dengan mrngacak-acak mainannya di ruang tengah. Dengan spontan saya meminta ia menghitung jumlah telur yang berserakan.

Seolah saya ingin membeli telurnya, misal menyebutkan 3. Maka Mahira pun mengambil 3 telur tersebut ke troli untuk dibayar oleh saya. Begitupula keaadan ini bisa saya maksimalkan bagi dia menggunakan waktu sebaik mungkin.

Jadi sambil membereskan mainan, ia pun asyik berhitung. Sesekali ia menggunakan bahasa inggris yang baru ia bisa sampai angka delapan (eight).

Mahira sangat antusias memunguti telur-telur tersebut sesuai arahan saya. Dengan happy akhirnya semua tempat yang terlihat berantakan kembali rapi dan ia mendapatkan good poin karena mengisi kegiatan sebaik mungkin.

Lanjut Baca yuk.. >>>

Day 15- Shape 2 (Mengenal Persegi)

Pada hari kelima belas, saya disibukkan dengan aktivitas packing. Mengingat kami harus pindahan diminggu menjelang game level 6 berakhir. Mahira sangat antusias membantu sekalipun itu justru membuat pekerjaan saya semakin lama untuk selesai, namun keaktifannya ini saya manfaatkan untuk lebih mengenal shape.

Kali ini shape yang akan saya kenalkan adalah persegi. Mahira saya kenalkan bangun bentuk ini melalui benda yang ada disekitar kami.

Ada puzzle, bantal persegi, meja,keramik dan benda-benda lain yang merepresentasikan persegi. Mahira turut mengikuti saat saya mentrace sisi kanan kiti persegi yang memiliki sifat sama sisi.

Lanjut Baca yuk.. >>>

March 8, 2019

Connection Time Out antar pasangan?



Sore ini mendung masih bergelayut manja, berteman green thai tea. Aku duduk menghadap laptop dan mencoba mengakses salah satu link dalam kegiatan searchingku kali ini.

“Ahh… Bad Signal!” Gerutuku sampai terdengar oleh sosok pria di sampingku.

 “Masa sih?” responnya seraya meraih tetikus yang sedang aku pegang.

Secara tidak sengaja jemari kami bertemu dan bola mata kami sejenak bertatap. Ia berkerling genit dan aku tidak menggubrisnya sama sekali. 

Fokusku masih pada laptop hitam hadiah dari pria di sebelahku ini.

“Waah.. Iya nih signalnya lagi nggak bagus.” Timpalnya sesaat setelah berusaha mengakses link yang kumaksud.

“Aku bilang apa?” selorohku dengan senyum yang pelit.

“Emang kamu bilang apa sih?” tanyanya lagi membuatku begitu gemas dengan tingkah pria satu ini.

“Aku bilang…..” Kemudian aku mengetik pada address bar. Sebuah tulisan yang tak diduganya.

Suam, aku sayang kamu!


Sejenak ia menatapku, aku melihat matanya berbinar.

“Kalau saja di area yang tepat, kecupan ini sudah mendarat dengan baik di pipimu.” Ujarnya kepadaku.

Aku terpingkal melihat raut wajahnya yang menahan gemas melihatku, kemudian aku berlalu menyeruput minuman hijau di depanku dan kembali mencoba mengakses internet.

Pria di sampingku ini adalah suamiku, suami yang menyuarakan dirinya sebagai pria penuh pengertian karena sering kali membiarkanku meraih kemerdekaan me time. 

Nyatanya hal tersebut fakta, ia memang pengertian dan karena sikapnya tersebut kejutan-kejutan kecil seperti tadi menjadi senang untuk aku lakukan padanya.

Berumah tangga merupakan ibadah yang membutuhkan waktu begitu panjang. Panjangnya waktu itu tentu menemui berbagai suasana yang tidak selalu tampak baik. Bagi kami salah satu ikhtiar menjaga suasana adalah dengan membangun romantisme antar pasangan.

Romantisme itu punya alanya masing-masing. Tidak selalu harus saling berbagi suatu benda sebagai hadiah, bersikap baik antar pasangan bahkan memanfaatkan benda yang ada sebagai media membangun romantisme antar pasangan juga merupakan hadiah yang bisa sangat berkesan untuk pasangan. 

Terkadang simple think yang luput bisa menjadi sangat romantis untuk sebagian pasangan, contoh yang aku lakukan adalah membantunya menekuk celana yang terlalu panjang, membenarkan rambutnya saat terlihat berantakan, membantunya mencari sesuatu yang sedang terburu harus ditemukan atau memberinya kesempatan untuk berbicara dan memosisikan kita hanya sebagai pendengar serta memberinya waktu me time. 
Begitupula semua ikhtiarnya untukku yang aku labeli sebagai romantisme ala-nya.

Romantisme tersebut akan terus kami bangun, untuk membentuk suasana yang menyenangkan antar pasangan. Walaupun sesekali kami meributkan suatu hal tak menjadi soal untuk kembali connection. Romantisme bagi kami adalah bumbu pemanisnya saja, hal utama yang kami upayakan adalah good communication

Good communication di tambah romantisme dapat mencegah Connection Time Out antar pasangan.


Suamiku berbalik menuju tempat order, sepertinya ia menanyakan sesuatu kepada kasir. Kemudian ia kembali dengan melihat struk orderan kami. 

Berkali-kali aku mencoba mengakses alamat web, namun keterangannya Connection Time Out terus menerus. 
Beberapa menit setelah itu, wajah kesalku berakhir seketika suamiku kembali meraih tetikus dan mengganti connection internetnya dengan wifi tea shop tempat kami me time. 

"Connection!"

"Alhamdulillah... Terimakasih sayang." Ucapku sambil menatapnya berbinar. 

Tak terpikir olehku saat itu untuk menggunakan jaringan wifi tea shop, hingga ia kembali berseloroh kepadaku.
Untuk memblurkan kebodohanku sore itu aku berkata,

"Aku sebenarnya tahu, hanya saja aku memberimu kesempatan untuk membantuku." Ucapku dengan pedenya.

Lucunya, suamiku percaya dan aku kembali terpingkal atas sikapnya. 

"Stay connection with your partner, create a special moment with the good communication and a little more romance." 
(Akmala Maulida)


#rumbellmips
#tantangantema1
#idemenulisdarifoto

Lanjut Baca yuk.. >>>