January 26, 2019

DAY 17- Via Video Call



DAY 17- Via Video Call

Judul Buku: Mengenal Angka
Cerita: Kim Yong Ah
Ilustrasi: Son Youl
Penerbit BIP

Sejak mudik dan memutuskan untuk beberapa hari menghabiskan waktu di daerah. Kamipun harus berjarak dengan Ayah. Namun sebisa mungkin keberadaan peran Ayah selalu kami hadirkan. Dalam tugas kali ini, akan sulit karena kami berjauhan namun mencopy cara sebelumnya saat dulu kami masih berjarak. Maka Ayah tetap terlibat membacakan buku walaupun melalui Video Call.

Alhamdulillah proses membacakan berjalan lancar. Mahira juga tetap happy sekalipun Ayah tidak bisa berinteraksi secara direct. Buku yang dipilih Ayah, sengaja buku yang simple, sekalian repeat ingatan Mahira mengenai angka.

Buku mengenal angka ini sizenya tidak terlalu besar, jujur saya kurang suka dengan beberapa ilustrasinya yang agak maksa. Hehe.. Misal saja, dii hutan tidak ada bebek. Tapi hewan bebek menjadi pilihan karena memang akan lebih mudah mengenalkan angka dua ini dengan hewan tersebut.

Tidak menjadi soal karena konten bukunya tetap asyik untuk dibaca Mahira, anaknya suka gambar animal. Suka berhitung. Bahkan ketika Ayahnya mengajak interaksi, Ia pun dengan semangat melaksanakan perintah Ayah.

Dulu saat kami beli mempertimbangkan ini merupakan buku panduan orangtua mengenalkan angka kepada anak dengan konsep menggunakan pengenalan angka dengan cara mengimajinasikan bentuk angka seperti bentuk hewan di hutan. Tapi kami lebih tertarik karena simplenya design dan banyak gambar animal yang Mahira suka.

Menghadirkan peran Ayah sekalipun melalui Video Call akan berdampak positif juga. Anak akan tetap merasa dicintai, di perhatikan dan juga mengisi memorinya dengan keseruan membaca buku bersama Ayah walaupun kami sedang berjauhan. MasyaAllah...

#Day17

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst
Lanjut Baca yuk.. >>>

January 25, 2019

DAY 16 - Khadijah Muslimah Pertama




Setiap Anak Itu Unik! Kenali keunikannya

Terdakang kita terlalu abai dengan segala tingkah polah anak, padahal dalam semua tingkah polahnya tersebut kita bisa menemukan berbagai hal yang disebut sebagai indikasi. Entah Indikasi positif atau negatif, orangtua harus cermat terhadap hal tersebut.

Bagi saya, mengamati tumbuh kembang Mahira begitu menyenangkan. Membersamai perjuangan dia dalam proses belajar begitu membuat saya semakin sadar diri, bahwa anak sekacil ini saja mampu untuk berusaha, masa saya sebagai Ibunya cepat menyerah?

Contoh saja, terkadang Mahira bertingkah dengan gaya membaca yang aneh-aneh. Saya selalu memintanya untuk duduk dengan baik, makanya saya sering memangkunya. Begitu pula Ayahnya. Namun namanya anak seusia Mahira terkadang bisa dikondisikan namun sering kali tidak. 

Seperti hari ini, dia lagi senang dengan laundry basket. Bahkan kegiatan membacapun ia menggunakan itu sebagai penutup kepala. Ia juga menggunakan baby walkernya untuk meja. Entah apa imajinya, terkadang saya terkekeh dibuatnya. Sekalipun gayanya terkadang aneh, saya memahami ini sebagai bentuk kreatifitasnya dalam mengekspresikan keinginan. 

Tak saya permasalahkan, asal tidak mengganggu kegiatan membacanya. Ia tetap seru atau asyik mendengarkan saya sekalipun dengan atribut yang mengganggu mata saya. MasyaAllah...
Semoga terus bisa nyaman dengan gaya membaca yang normal-normal saja ya nak,, hehe,,,


Judul buku: Khadijah Muslimah Pertama
Penulis: Iwok Abqary
Ilustrator: M. Isnaeni
Penerbit: Dari Mizan
Tahun: 2018

Apa itu 3 K?

Dalam sebuah artikel medis menjelaskan bahwa Orang tua, perlu  menghargai keunikan anak. Mulailah dengan menyediakan waktu untuk masing masing anak. Amati setiap anak untuk MENGENALI sedikitnya 3 K. Apa itu 3 K?

1. KEMAMPUAN
Dari aspek Kemampuan, kenalilah kemampuan setiap anak misalnya mulai dari kemampuan untuk belajar berjalan, berbicara, berkonsentrasi, sampai pada kemampuan memecahkan soal-soal.

2. KEBUTUHAN
Dari aspek Kebutuhan, kenalilah kebutuhan anak, misalnya beberapa anak terlalu aktif dan tidak bisa diam, sementara anak lainnya hampir tidak bergerak sama sekali. Mereka berbeda dalam hal kebutuhan untuk bergerak. Ada juga anak yang tidak suka makan dan anak yang kelihatannya suka makan terus. Mereka berbeda dalam hal kebutuhan mendapatkan makanan.

3. KESENANGAN
Perbedaan pada aspek Kesenangan. Perbedaan kesenangan ini memang banyak dipengaruhi oleh lingkungan, namun sekali kesenangan tertentu terbentuk maka kesenangan ini akan menambah keunikan seorang anak, misalnya anak yang satu senang olahraga, sedangkan anak yang lain senang menari, atau anak lainnya senang melukis.

Hal yang penting lainnya untuk mengenali keunikan anak adalah dengan membiasakan anak untuk menyatakan pendapatnya. Apabila anak berani mengemukakan pendapatnya, ia akan dapat mengatakan apa yang ia butuhkan dan apa yang ia senangi. Dan penting sekali setelah mengenali mereka, orangtua MENGHARGAINYAdan MENERIMANYA. Sapalah dia dengan keunikannya. Menerima kenyataan adalah hal yang paling penting bagi orang tua untuk dapat mengenali dan kemudian menghargai keunikan anak.

Dari hal tersebut, saya mengamati keunikan Mahira pada gayanya dalam membaca. Saya berusaha menghargainya dan menerimanya, terkadang saya support dengan membiarkan ia dalam hal tersebut. Selama tidak berbahaya dan kegiatan membaca berlangsung dengan baik.

#Day16
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst
Lanjut Baca yuk.. >>>

January 24, 2019

DAY 15 -Fatimah Putri Rasulullah



DAY 15 -Fatimah Putri Rasulullah

Hari ini Mahira dibacakan buku pilihan Ibu, buku tersebut masih satu seri dengan buku Aisyah.

Judul Buku: Fatimah Putri Rasulullah
Penulis: Iwok Abqary
Ilustrator: M. Isnaeni
Penerbit: Dari Mizan
Tahun: 2018

Dalam cerita kali ini, saya mengajak Mahira untuk turut terlibat dalam cerita. Interaktif dalam membacakan buku cukup susah, karena kita perlu maksimal dalam menggunakan intonasi, mimik, gerak, volume dan juga tatapan mata.
Bahkan memaksimalkan ide untuk menyampaikan konten dalam buku agar dipahami oleh pendengar.

Setelah rutin membacakan buku untuk Mahira, saya jadi tertarik untuk belajar serius teknik mendongeng. Walaupun sebetulnya keinginan tersebut sudah lama. MasyaAllah...

Mahira sangat semangat mendengarkan cerita hari ini. Ia begitu Happy.




Lanjut Baca yuk.. >>>

January 23, 2019

DAY 14- I Love My Allah


DAY 14- I Love My Allah

Mengenalkan Allah kepada anak adalah sebuah hal fundamental yang bertujuan agar mereka taat kepada Allah. Mengenal Allah adalah kewajiban dalam kehidupan manusia. Hal ini merupakan sebuah proses untuk memahami hakikat manusia dalam penciptaannya di alam semesta ini. Apa yang Allah inginkan terhadap kita sebagai makhluk yang diciptakan-Nya akan diketahui dengan mengenal-Nya. 

Kelak ingin Mahira tumbuh mengenal Tuhannya, paham terhadap perintah-Nya, bergantung dan meminta pertolongan kepada-Nya, berharap, takut dan cintanyapun hanya kepada Allah semata. Ikhtiar tersebut tentu tidak bisa seketika, maka dari itu membuatnya jatuh cinta kepada Allah merupakan tujuan dari tarbiyah aulad yang menjadi prioritas bagi kami orangtuanya.

Mengenalkan Allah pada anak

Banyak media untuk mengenalkan Allah kepada anak. Karena sejatinya setiap apa yang ada di bumi tidak lepas dari hasil ciptaanNya. Namun baiknya disesuaikan dengan perkembangan usia anak tersebut. Terlebih lagi setiap anak merupakan mesin fotocopy yang cepat sekali meniru orang disekitarnya sehingga baiknya kita sebagai orangtua harus menjadi tauladan yang baik, mengajarkan anak beribadah wajib.

Saat kita di dalam rumah ataupun keluar rumah teruslah kaitkan aspek kehidupan padaNya sehingga hati kita dan anak-anak kita terpaut untukNya. Tadabur Alam juga sangat pas sebagai media mengenalkan Allah kepada anak. Bahkan berkunjung ke Zoo ataupun melihat semut di taman, semua bisa menjadi media untuk mengenalNya. Kita juga perlu mengajarinya sabar dan syukur itu sendiri karena kaitannya dengan Allah sebagai Maha Pemberi.

Media lain yang cocok adalah melalui buku. Kebetulan beberapa waktu lalu Qafila mengeluarkan buku baru,  Ayahnya memilihkan buku tersebut karena konten yang pas. Tidak semua isi saya sampaikan, karena bahasanya memang untuk anak 3 tahun. Namun pengenalan ini kami lakukan dengan melafazkan dan terus menyinggung nama Allah. Perlahan seiring bertambahnya usia Mahira, tentu kami akan bertugas lebih lagi agar cintanya mengarah pada Allah dengan baik. Insyaallah...

Buku: I Love My Allah
Penulis: Miftahul Jannah, M.Psi., Psikologi
Ilustrator: Gina Gartika
Penerbit: Grasindo
Tahun: 2018

Pada halaman pertama buku ini berisi bagaimana lafaz syahadat dengan spesifik dijelaskan pada kalimat La ilaha illallah, yang merupakan dzikir paling utama dan nama Allah di jadikan sebagai pintu masuk ke dalam agama islam, sebuah kesaksian. Kemudian keutamaannya kalimat tersebut hingga kewajiban melafazkan saat melihat dengan ciptaanNya.

Bahasa yang disampaikan indah untuk mengajak anak mencintai Allah lebih dalam lagi karena telah menciptakan bumi beserta isinya. Di dalam buku ini, penulis mengajak kita untuk membimbing anak tadabur alam, melihat betapa banyak ciptaannya, keharusan kita bersyukur atas segala yang Allah berikan untuk kita, beberapa Asmaul Husna disebutkan dalam buku ini seperti Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Sami', Ya Basiir dan juga hadist yang mudah diingat anak-anak.

Dengan penyampaian yang tepat saya yakin, anak akan langsung jatuh cinta dengan Allah. Apalgi ilustrasinya sangat bagus. Insyaallah...
Next, bisa kita ajak anak kita untuk membuat tracing dengan jarinya tulisan La ilaha illallah yang ada dibagian akhir halaman.

Mahira mengikuti Lafaz yang saya bacakan, iapun menanyakan ilustrasi yang ada dalam buku. Saya menjelaskan dengan bahasa saya sendiri. Sesekali ini dengan imajinya pura-pura memakan makanan yang ada di gambar, ia masih terus berusaha melancarkan lafaz tersebut. Masyaallah...

#Day14
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst
Lanjut Baca yuk.. >>>

January 22, 2019

DAY 13-Aisyah yang Cerdas






DAY 13-Aisyah yang Cerdas

Hari ini Mahira saya pilihkan buku yang ia beli saat kami berkunjung ke Book Store di Kota Tegal. Board Book ini menjadi perhatian saya sejak pertama kali melintas di rak buku anak-anak. Pertama karena judulnya yang menyuntikkan semangat belajar. Haha.. dan Ayah Mahira yang sering bercerita mengenai sosok perempuan mulia kekasih Allah. Seperti suggestion hebat yang langsung menggerakkan tangan saya untuk mengambil buku tersebut, tanpa ragu Ayah Mahira juga menyetujuinya. 

Seperti biasa, kami mengechek konten buku dari diksi, cerita dan juga ilustrasinya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, mengingat buku tersebut adalah buku anak yang sedikit saja tulisannya. Sebelum memiliki buku ini, Ayah Mahira membuatkan Mahira semacam yel-yel dengan tepuk tangan. 

Tepuk Mahira.
Mahira... Anak Kuat
Anak Sehat...
Anak Cerdas...
Anak Sholihaaaaa....
Yeyyyyyy.....

Tepuk tersebut Ayah Mahira buat sebagai bentuk afirmasi positif kepada anakknya, alhamdulillah dampaknya sangat positif. Salah satunya ya kosa kata Cerdas yang tidak asing lagi untuk Mahira. karena tepuk tersebut sudah Ayah dan Ibu kenalkan sejak baby.

Buku: Aisyah Yang Cerdas 
Seri Sahabat Rasul
Penulis: Iwok Abqary 
Ilustrator: M. Isnaeni
Penerbit: Dari Mizan
Tahun: 2016

Memperkenalkan kepada Mahira, Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah binti Abu Bakr, istri tercinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau lahir empat tahun setelah diangkatnya Muhammad menjadi seorang Nabi. Ibu beliau bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Abdi Syams bin Kinanah yang meninggal dunia pada waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup yaitu tepatnya pada tahun ke-6 H.

Sosoknya yang cerdas, begitu menginspirasi. Allah menciptakan Aisyah sebagai tauladan yang bisa dibilang sempurna. Parasnya yang cantik, otaknya yang cerdas, akhlaknya yang baik dan juga ketaatannya terhadap Allah. MasyaAllah..
Semoga Allah senantiasa merahmatinya di sana dalam kebahagiaan haqiqi bersama Rasulullah. aamiin...

Dalam buku ini, ilustrasi disampaikan dengan apik, Mahira suka sekali menyebut kata Aisyah yang cerdas. Sekalipun ia belum begitu paham maknanya, namun saat membaca ini ia seolah paham saja. Beberapa tampilan ilustrasi berlatar kota arab, dikemas dengan konsistensi warna yang cocok untuk anak-anak, menyisipkan banyak kosakata baru yang mudah dipahami anak, bagaimana  rumah di arab, lengkap dengan khasnya pohon kurma. 

"Ini rumah di Mekkah dan Madinah kala itu nak,
Ada banyak pohon kurma di sana."

"Tumah!" Ucapnya mengikutiku.
"Turma!" Ucapnya lagi 

Mahira juga menggerakkan tangannnya mengikuti tampilan tokoh yang ada di gambar. Ia bilang "Bu..Ada Kakak!" Ia mulai memahami jika ada tokoh anak-anak yang ia sebut sebagai Kakak tersebut. MasyaAllah...

Mahira suka sekali buku ini, ia membukanya satu persatu halaman dengan seolah memahami isi cerita yang disampaikan oleh saya. MasyaAllah.. :)





#Day13
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst
Lanjut Baca yuk.. >>>

January 21, 2019

DAY 12- Retelling The Book


"Relling is an important part of good reading comprehension."

DAY 12- Retelling The Book

Menceritakan kembali adalah bagian penting dari pemahaman baca yang baik. Sebagai orang yang membacakan buku untuk Mahira, saya sering kali penasaran. Apakah cerita yang saya baca sudah di pahami Mahira? Seberapa banyak yang sudah ia tahu dari cerita yang saya sampaikan.

Karena indikasi keberhasilan membacakan buku, adalah pendengar paham apa yang di ceritakan. Saya memberlakukan ini sebagai komunikasi produkstif juga, karena beberapa kalimat terkadang maish dnegan bahasa saya sendiri.

Hari ini saya menyediakan beberapa buku, kurang lebih empat buku. Namun Mahira kembali memilih buku seri sahabat si koksi dengan judul Aku Mau Mendengarkan. Entah kenapa ia suka sekali buku tersebut dan karena berkali-kali dibuka dan dibacakan. Maka ia sudah begitu tahu apa yang sedang dilakukan tokoh dalam setiap halamannya.

Ia membawa buku tersebut ke Kamar Utinya dan menceritakan isi buku tersebut ke Utinya. Retelling The Book berlangsung dengan baik. Ia menyampaikan beberapa poin kuat dalam konten buku seperti.

"Cibu nanis karena takut."
"Cici jalan-jalan hutan"
"Cibu lompat"
"Cibu tatuh"
"Ada Ura"
dan beberapa part lainnya dengan bahasa Mahira dan pemahamannya mengenai buku tersebut. Namun Uti alhamdulillah memahami bahasa Mahira yang masih kadang belum jelas. Masyaallah Tabarakallah, well done Mahira.


"Dalam praktiknya retelling itu sendiri, pendengar dapat merekonstruksi sebuah cerita dalam urutan yang tepat, sambil mengidentifikasi elemen-elemen cerita seperti karakter, latar, masalah dan solusi."

#Day12
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst

Lanjut Baca yuk.. >>>

January 20, 2019

DAY 11- Mengembalikan buku di TBM





DAY 11- Mengembalikan buku di TBM

Sabtu sore kemarin, AGM Family mengadakan acara di rumah. 
Mengenalkan literasi, berdoa bersama, sharing dan ngobrol asik mengenai cita-cita. 
Mahira mengundang sekitar 70 anak dalam kegiatan tersebut, namun sayang sekali tidak semua hadir. Namun alhamdulillah, acara berjalan dengan baik dan bonding terjalin cukup baik.

Konsep acara sangat sederhana, saya menyediakan buku-buku bacaan yang saya pinjam dari TBM Kupu-kupu. Kemudian mereka bisa asik membaca di ruang yang sudah kami sediakan. Sambil menunggu acara inti, saya dibantu teman saya untuk  sedekah energi. 

Begitu menyenangkan dan haru rasanya. Dilanjutkan dengan memohon ampun bersama dipimpin oleh Ustad Zamroni. Setelah sudah kamipun berdoa bersama dengan begitu khidmat, doa tersebut dipimpin oleh Adinda Khusnul. Kemudian kami ngobrol asik mengenai cita-cita. 

Mahira turut antusias, namun karena baru tiba dari Jakarta ia lebih quality time dengan Utinya. Jadi tidak terlalu membaur banyak. Sempat juga pas waktu sholat ashar bersama, Mahira minta pakai mukena dan sholat di sana bersama kakak-kakak yang hadir. Masyaallah... bonding terjalin di sana. Indah sekali. Masyaallah.

Hari minggunya saya berencana mengembalikan buku ke taman baca dan membacakan buku di sana bersama Mahira. Namun karena waktu kami di desak gerimis untuk segera pulang, maka kami hanya sempat melihat-lihat koleksi barunya sebentar. Mahira sempat bingung, mau pilih buku yang mana. hihi.. Jadi hari ini Mahira menemani saya mengembalikan buku ke TBM saja tanpa dibacakan buku. Rencananya kami akan ke TBM lain hari lagi. Masyaallah...

Memperlancar penyebutan huruf hijaiyah

Bada' sholat magrib, Mahira begitu high energy. Sleep routinenya sudah bagus beberapa hari ini. Sehingga saya sangat terbantu dalam semua kondisi. Semoga bisa terus demikian baik. Aamiin.

Dengan cekatan saya mengambil iqranya dan sengaja saya  geletakkan dekat dengan tempat yang bisa ia lihat. Dengan segera ia dapat menemukan kemudian langsung saja mengajak kakung dan utinya mengaji.

Mengaji Part 1 dengan Eyang Kakung dan mengaji part 2 dengan Eyang putri. Mahira membaca,
Buku: Iqra Balita. Ngaji Yuk! Jilid 1
Karya: Ngara Rizky
Penerbit: Kinsky

Mahira repeat pada halaman awal dengan huruf hijaiyah yang sebelumnya sudah ia sering baca. Bagi saya mengulang-ulang bacaan adalah hal yang baik, anak akan merekam sesuatu dengan kemampuan auditorinya masing-masing, sehingga semakin kita memperdengarkan hal yang baik maka yang tertanam di otaknya adalah kebaikan.


" Lebih baik membaca satu bab dua kali dari pada membaca dua bab satu kali"
(Papa)






#Day11
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst

Lanjut Baca yuk.. >>>

January 19, 2019

DAY 10- Naik kereta api, tuutt...tuutt...



DAY 10- Naik kereta api, tuutt...tuutt...

Naik kereta api ... tut ... tut ... tutSiapa hendak turutKe Bandung ... Surabaya ...Bolehlah naik dengan percumaAyo temanku lekas naikKeretaku tak berhenti lama

Cepat kretaku jalan ...tut...tut...tutBanyak penumpang turutK'retaku sudah penatKarena beban terlalu beratDi sinilah ada stasiunPenumpang semua turun
Begitulah lirik lagu kereta api anak yang baru saya tahu versi lengkapnya. HAHA... Lagu tersebut saya nyanyikan untuk Mahira sebagai salah satu media belajar yang menyenangkan. Bernyanyi bisa kita jadikan media belajar yang bisa mendukung anak untuk mudah mengingat objek cerita dalam buku. Kebetulan hari ini saya menyiapkan buku lama yang langsung Mahira ambil saat saya bilang kata "kereta api". 
Tepat sekali rasanya memilih buku tersebut, dengan suasana di dalam kereta saat kami melakukan perjalanan ke kota kelahiran Mahira. Namun, Mahira justru lebih antusias saat kami membacakan buku di mobil, ia dapat menunjuk langsung berbagai moda transportasi yang ada di dalam buku. Saat di dalam kereta, ia justru berdendang lagu yang baru saya ketahui lirik lengkapnya. 
Buku: Suara Apa Itu?Penulis: Devi RaissaIlustrator: Guntur GPenerbit: PT. Lubang Kelinci Indonesia
Buku ini terdiri dari dua versi  paper back dan juga board book. Kebetulan Mahira beli yang board book kala itu. Buku karya seorang psikolog anak sekaligus owner Rabbit Hole bernama Devi Raissa ini secara konten bagus tentunya dari tujuan isi cerita dan juga alur cerita itu sendiri.
Mbak Devi dibantu dengan sang ilustrator Guntur G. telah berhasil membuat buku anak khas Indonesia. Dengan ilustrasi yang cakep dan disertai design buku yang unik perhalamannya. Begitu khas Indonesia karena buku ini menampilkan lokasi di pusat Kota Jakarta dan mengenalkan moda transportasi yang memang ada di Indonesia, khususnya di Kota Jakarta. Nice!
Seperti pada gambar ada suara tuuuuttt...tuuuutttt.... dan setelah halaman dibuka, ternyata asal dari suara tersebut adalah kereta api. Begitupula transportasi yang lainnya. Tujuan dari buku ini memang memperkenalkan anak-anak dengan suara-suara yang dihasilkan oleh transportasi yang sering kita jumpai sehari-hari. 
Buku ini bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan untuk mengenalkan anak tentang suara alat transportasi. Apalagi saat di dalam mobil Mahira begitu suka melihat kendaraan lain melalui jendela mobil. Ia begitu excited melihat bis trans dan juga pesawat. 




#Day10
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst



Lanjut Baca yuk.. >>>

January 18, 2019

DAY 09- Read aloud and ask question



“Reading aloud is both educational and social, so there are layers of value there,” says Dr. Carlsson-Paige


Terlepas dari manfaat lain membacakan buku dengan lantang seperti yang dikemukakan oleh Carlsson. Saya pribadi menyakini bahwa read aloud sangat efektif untuk dilakukan ketika kita membacakan buku pada anak. Read aloud bisa dijadikan sebagai bentuk penetrasi kosakata dan juga pesan moral saat membacakan cerita dalam buku.

Pada umumnya usia toddler belum memiliki fokus yang baik, jadi sebagai patner membacakan buku saya dan suami saling mengevaluasi video kami saat membacakan buku untuk Mahira. Menghindarkan kemungkinan ia jenuh atau bosan, kita sebagai patner membaca harus menemukan cara yang pas untuk menyampaikan.

Banyak hal yang kami diskusikan terkait bagaimana kita menyampaikan isi buku yang akan dibaca Mahira agar mudah dipahami olehnya dan cara apa sehingga tidak membosankan.

1. Read aloud, bukan seperti membaca undang-undang juga sih. Namun membaca dengan suara keras yang sesuai untuk telinganya. Sehingga ia memberikan attention terhadap sumber suara. Read aloud ini didukung oleh beberapa poin penting seperti: 
- Kejelasan ucapan
- Lafal
- Intonasi
Tiga poin pendukung tersebut sangatlah penting. Seperti contoh, hari ini Saya pilihkan buku untuk Mahira. 

Buku: AKU BERANI BERTERIMA KASIH (Seri Sahabat Si Koksi)
Penulis: Ade Yulia
Ilustrator: Rina Afazrina
Penerbit: Pustaka RMA

Sebelumnya Mahira sudah pernah dibacakan buku judul lain dengan seri yang sama. Saat saya dan suami diskusi untuk evaluasi ternyata masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam membacakan buku. Kami membuat interaksi lebih dalam lagi, agar Mahira tetap asyik saat mendengarkan. Bahkan kami menyampaikan dengan bahasa kami sendiri, jika teks book terlalu sulit untuk Mahira pahami. 
Dr. Carlsson-Paige juga menambahkan,
“If you over-focus on letters and sounds at the expense of the story, children aren’t as likely to become good readers,” 

“If you’re a good reader, you read fast—you’re not looking at every letter, you’re reading for meaning, which is what fuels the reading process.” 

Over focus on letters and sound tersebut saya garis bawahi. Dan salah satunya adalah menciptakan reading process yang bagus. Agar pesan pada buku bisa tersampaikan dengan baik. Kami menggunakan tatapan mata,  sikap tubuh sehingga pendengar merasa terlibat langsung dalam cerita yang dibacakan. 

2. Asking Question, sebagai bentuk interaksi lain agar Mahira terlibat dalam proses membacakan buku. Kami sering kali menanyakan terkait tokoh, cerita, kosa akta atau apapun yang menjadi tujuan penyampaian buku. Misal saja dalam buku ini saya menanyakan. 

"Mana ya Ura?" 
"Ura kenapa ya?"
"Warna bulu Ura apa ya?"

dan banyak lagi pertanyaan yang diajukan dengan tepat sebagai bagian dari interaksi. Mahira suka sekali, jika saat membacakan ia terlibat dalam retelling the book. Tujuan dari asking question ini juga agar Mahira paham mengenai konten, cerita, nama tokoh dan pesan moral yang di sampaikan buku. 

Kebetulannya dalam buku Seri Sahabat Koksi ini, tiap buku ada pertanyaan interaktif yang membuat kegiatan buku menjadi semakin mengasyikkan. Anak-anak akan belajar banyak mengenai kosakata baru dan juga keseruan searching objek yang disarankan untuk dicari.







#Day09
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst


Lanjut Baca yuk.. >>>

January 17, 2019

DAY 08- Bikin buku cerita sendiri



DAY 08- Bikin buku cerita sendiri

Hari ini ada yang spesial, tangan saya pegal karena harus menyelelesaikan beberapa tulisan, membuat resume untuk JH, mengurus keperluan karena sedang ganti ubin kamar mandi dan spesialnya adalah membuat buku cerita sendiri atas permintaan Mahira.
Tidak ada salahnya dicoba, akhirnya coba ngelemesin tangan dulu setelah beberapa waktu jarang gambar. Benar-benar geli sampai rasanya ingin di sobek dan bikin ulang. Hehe..

Ada dua hal yang harus dikerjakan, membuat cerita yang kuat penokohannya agar Mahira bisa mendapat stimulus yang kuat untuk semakin suka membaca serta menggambar tokoh dengan visualisasi berkaitan dengan buku.

Dua poin di atas agak susah payah. Hehe..
Inginnya bisa print aja biar rapi, tapi setelah dicobakan ke Mahira ia cukup menikmati visualisasi ala kadarnya hasil coretan tangan Ibu.

Oh ya.. dalam buku ini, nama tokoh adalah Ciya. Nama tersebut Mahira yang bikin sendiri katanya artinya Kelincinya Mahira.

"Nama na Ciya buk."

"Kenapa Ciya?"

"Kelincinya Hiya." Ucapnya sambil lompat-lompat happy.
Masyaallah..

Maka akhirnya saya buatlah tokoh tersebut dengan nama sesuai keinginannya. Ia mampu saya ajak berimajinasi terlibat sedikit dalam penggarapan buku ala-ala ini. Mewarnai dengan kemampuan yang terbatas sehingga menghasilkan coretan yang aduhai.

Buku: Kelinci yang suka membaca
Penulis: Ibu
Ilustrator: Copyright Google by Ibu

Saat buku tersebut dibacakan, Mahira bilang jika kelinci suka membaca seperti Mahira. Masyaallah... Ayahpun turut senang dengan karya yang jauhhh dari sempurna. Semoga ke depannya bisa masuk dalam family project AGM Family ya. aamiin...



#Day08
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst



Lanjut Baca yuk.. >>>

January 16, 2019

DAY07-Membaca adalah kebutuhan

"A house without books is like a room without windows." -Horace Mann

Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi supaya kehidupan manusia tersebut dapat dijalankan. Terlepas dari kebutuhan primer manusia, saya menganggap bahwa membaca adalah kebutuhan hidup manusia.  Disamping membaca adalah perintah Allah, kegiatan belajar juga kewajiban yang harus kita jalankan hingga tutup usia. Kegiatan belajar tersebut berlangsung setiap hari tentunya tidak lepas dari aktivitas membaca. Sehingga membaca begitu erat kaitannya dengan kehidupan. Hanya saja tidak semua orang menjadikannya sebagai kebutuhan.

Jauh sebelum materi ini saya terima di kelas, saya sudah melaksanakan Fampro kami di bidang literasi ini salah satunya kegiatan membaca sebagai kebutuhan. Agar hal tersebut berlangsung dengan baik dalam keluarga kami, tentu saya sebagai pelaksana pendidikan memiliki peran yang tak bisa lepas dari role model si kecil. Bagi saya mengenalkan sedini mungkin adalah cara terbaik dari pada kelak saya harus bersusah payah menyuruhnya membaca dan salah satu cara adalah menjadi tauladan.

Alhamdulillah, sejak introduction self concept Mahira terlihat cukup konsisten menghias interior tendanya dengan buku. Ia selalu membawa dua buku menjelang tidur. Hari ini, ia tidur siang, setelah makan siang ia bertanya,

"Buku Hiya mana?" 

"Buku apa nak?"

"Cilukba."

Ia sedang mencari buku Cilukba yang ternyata tidak ditemukan di raknya. 

"Coba dicari dulu. Di bawah bantal mungkin? ayooo angkat bantalnya. Cek!" Perintah saya.

Iapun mencari dan ternyata ada di sana. "Ini dia buku naaa." Ucapnya sumringah seperti menemukan bongkahan emas. Hahaha..

Saya begitu bersyukur dan ingin sekali bisa share momen tersebut dengan sang Ayah. Namun karena Ayah bekerja dan saya tidak sempat memvideonya. Maka terkadang saya hanya menyampaikan cerita dengan bahasa seperti yang dilakukan Mahira. Ia tau jika saya sedang menceritakan kepada Ayahnya dan terkadang ia mengulanginya. "Buku Hiya di bawah Ayah." begitu biasanya. Artinya iya memberi  pembenaran terhadap cerita yang saya sampaikan ke Ayahnya. 

Dengan pujian yang tepat anak akan merasa dihargai, kemudian ia happy. Saat itulah saya masuk memberinya advice untuk meletakkan kembali buku pada tempatnya. Mahirapun mengangguk dan saya repeat hingga ia mengatakan "Iya".

DAY07-Membaca adalah kebutuhan

Dalam tenda, ia menyusun dua buku yang dijejer dekat tempat ia tidur. Saya memang sengaja biarkan ia memilih bukunya sendiri. Bahkan terkadang saya belum menagih "Mahira baca buku apa hari ini?" Ia sudah mengambilnya terlebih dahulu. Masyaallah.
Semoga kelak ia dapat menjadikan kegiatan membaca hal-hal yang baik sebagai kebutuhan dalam hidupnya. Aaamiin.

Buku: Cilukba!
Penulis: Devi Raissa
Ilustrator: Guntur G
Penerbit: PT. Lubang Kelinci Indonesia

Ayah membacakan buku dan kami mempraktikkannya sama persis seperti yang ada di buku. Mahira sangat suka bagian hide and seek, ia bersembunyi di dalam tenda bersama Ibu dan saat Ayah menemukannya. Cilukbaaaaaaa!!! Ia begitu senang hingga terpingkal dan ingin Ayah mengulangnya hingga beberapa kali.

Keunggulan buku ini: harus dibaca bersama Ayah dan Ibu, ukuran yang kecil pas di tangan Mahira, disertai halaman yang bisa dibuka-tutup, board book anti sobek, mengenalkan lawan kata seperti buka tutup, atas bawah, depan belakang. Mahira belum bisa dengan kata di belakang dan ia begitu semangat mengulang kata tersebut walaupun masih salah.

Bagian akhir buku ini menampilkan gambar anak yang dikiss pipinya oleh Ayah dan Ibunya, kamipun melakukan hal yang sama. Seketika Mahira membalas satu persatu Ayahnya dan saya dan berkata: "Hiya sayang Ibu Ayah." Ucapnya dengan begitu bahagia.
Masyaallah...

“Aura Cinta Seorang Ibu Dapat Menghadirkan Kedamaian. Aura Cinta Seorang Ayah Akan Memberimu Kekuatan”



#Day07
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst



Lanjut Baca yuk.. >>>