April 30, 2019

Day-06 Mengenal Nominal Uang Koin (Picture Macth)



#Day 06

Beberapa practice dari tantangan game level 8 ini ada yang saya tambahi dan saya geser dari plan. Tentunya setelah melakukan beberapa pertimbangan dan melihat respon serta hasil belajar bersama Mahira.

Pada hari keenam ini saya memutuskan untuk mengenalkan nominal uang koin kepada Mahira. Pada hari pertama saya memang sudah mengajarkan nominal, namun masih secara general karena lebih kepada memberi tahu Mahira bahwa ada uang kertas dan koin. Pada pertemuan kali ini, saya mengangkat kembali materi mengenalkan nominal uang, tapi khusus uang koin.

Setiap barang memiliki harga yang berbeda
Sebelum menginjak ke plan selanjutnya salam mengenalkan kebutuhan, saya ingin Mahira memahami sedikit hal mengenai harga. Setidaknya mengenalkan lebih dini apa itu harga atau nilai dari sebuah barang yang dibelinya.

Anak-anak mempunyai pikiran jika semua barang memiliki harga yang sama, yang pemting bisa dibayar dengan uang. Berapapun nominalnya. Tumbuh menjadi anak yang ngerti duit, anak-anak semakin kritis dengan semua hal yang di sampaikan orang tua baik pada anak maupun perbincangan dengan orang lain. Misal saja, orangtua sudah berkata jika ia tidak ada uang lagi. Maka anak-anak tidak mudah percaya. Banyak respon anak yang tak terduga dan hal itu menunjukkan kemampuan anak-anak dalam menganalisis. Beberapa kasus saya dengar dan lihat dari teman dan tetangga.

"Ambil aja di ATM."
"Mama kan bisa pinjem uang budhe atau mbah."
"Mama kenapa nggak minta Papa aja?"

Respon anak-anak ketika ibunya bilang tidak ada uang begitu beragam. Sehingga saya semakin bersemangat mengajarkan Mahira cerdas finansial sejak dini. Anak-anak yang beranggapan bahwa setiap barang memiliki harga yang sama harus kita bantu agar memahami bahwa setiap barang memiliki harga yang berbeda. Dengan itu pengenalan nominal sangat perlu dilakukan oleh orang tua.

Pada pengenalan nominal kali ini, saya fokus mengenalkan Mahira pada nominal uang koin. Mengingat usianya yang baru dua tahun lebih, saya kembali memikirkan cara yang tepat agar ia mudah memahami apa yang saya maksudkan. Tidak memaksakan juga karena tujuan awal hanya pengenalan.

Mengenal nominal uang koin (permainan picture match)

Tujuan:
-Mengenalkan nominal uang koin 500, 200 dan 1000.
- Display uang ada tampak depan dan belakang.

Kegiatan:
Membuat card berbentuk teddy bear dengan bahan bekas. Seperti kardus bekas bandeng presto yang saya potong sesuai pola. Kemudian bagian belakangnya saya lapisi kertas kado sisa yang biasanya saya kumpulkan dan saya manfaatkan ulang misal bebikin macam ini.
Print tampilan uang koin ambil dengan bantuan google.



Ayah bertugas merapihkan pola
Mahira bertugas membalur card dengan lem.
Ibu menempel kertas pola dan kertas print gambar uang koin serta dokumentasi.

Setelah selesai kami mulai mengenalkan nominal ini dengan cara Mahira diminta mencocokan gambar yang saya minta. Seperti video dibawah ini.

Respon Mahira
Ia sangat senang sekali, ia begitu all out dalam membantu kami menyelesaikan pembuatan card untuk permainan picture match. Berkali-kali ia meminta untuk turut menggunting namun dengan bersabar untuk memberitahunya maka iapun mau diberi tugas lain. Mahira sangat kooperatif dan mampu menyelesaikan picture match saat saya bolak-balik. Walaupun sempat ada yang tertukar.




#KuliahBunsayIIP
#Tantang10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Lanjut Baca yuk.. >>>

April 29, 2019

Day 5- Fungsi uang part 3 (Kewajiban berbagi)




"Bersedekahlah. Jangan engkau kumpul-kumpulkan hartamu dalam wadah dan enggan memberi infak, niscaya Allah akan menyempitkan rezekimu." (HR. Al-Bukhari)

#Day 05
Alhamdulillah sudah memasuki hari kelima tantangan game level 8, sesuai plan selanjutnya mengenalkan fungsi uang kepada Mahira. Kali ini saya akan mengenalkan fungsi uang sebagai kewajiban berbagi. Berbagi disini tentu saya arahkan kepada berbagi rezeki, rezeki yang dibagi adalah sebagian uang yang kita miliki. Bagaimana kegiatan hari ini dapat berlangsung dengan baik? Tentunya semua atas izin dari Allah yang telah memberi saya kemampuan dan semangat untuk menjalankan tiap proses pendidikan untuk Mahira. Namun, saya juga melakukan banyak upaya untuk memahamkan Mahira kepada konsep berbagi jauh sebelum hari ini.

Perjalanan dalam memahamkan proses berbagi untuk Mahira.
Sebetulnya menurut saya perlu prepare panjang untuk mengenalkan Mahira pada kewajiban berbagi. Saya memang memulainya sejak saat di dalam kandungan karena saya meyakini, sekolah pertama bagi anak berlangsung sejak ia ada dalam rahim ibunya. Sepertinya akan menjadi pekerjaan ekstra bagi orangtua. Jika misal kelak kita ingin anak untuk ikhlas berbagi apa yang ia miliki tanpa eyel-eyelan jika tidak dilakukan proses pengenalan mengenai berbagi sejak dini. Saya melakukan ini semua, karena saya kelak ingin ia tetap berbagi dengan ikhlas kepada siapa saja yang membutuhkan bantuannya baik ide, materi, tenaga dalam hal kebaikan. Aamiin.

Melibatkan ia dalam kegiatan berbagi sangat mengasyikkan. Seperti adrenalin rush yang after finish membuat saya bahagia. Saat ia lahir juga demikian, sampai akhirnya saya mengajarkan konsep berbagi melalui sebuah permainan motorik saat ia berusia tujuh bulan. Saya membuatkannya koin dengan bahan dari kardus untuk dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang saya buat dari dus sepatu. Kegiatan ini adalah kali pertamanya saya mengenalkan padanya stimulus menabung, walaupun tujuan awalnya adalah berlatih motorik halus. Namun kegiatan ini sangat berdampak positif.




Kemudian saya terus menerus kenalkan Mahira pada kegiatan berbagi lain, tentunya dengan tauladan dan melibatkan ia secara langsung. Misal saja kegiatan ramadan berbagi yang diadakan IP Semarang, berbagi makanan dengan tetangga, meminjamkan mainan dengan teman, kegiatan bersama S3, kegiatan santunan bersama Lazis, kegiatan santunan di Mizan Amanah, memberi bantuan kepada anggota keluarga di rumah, menawarkan bantuan kepada anggota keluarga di rumah, dan kegiatan santunan rutin dengan anak-anak yatim piatu yang kami jadikan Family Project. Semua kegiatan berbagi saya kenalkan bahkan hanya sekadar senyum. Semoga istiqomah. Aamiin.








Saya dan suami sepakat kelak kebiasaan orangtua yang menauladani berbagi, dapat terekam dalam otak anaknya sehingga semoganya anak tersebut dapat tumbuh menjadi anak yang memasukkan kegiatan sharing dalam pengelolaan pendapatannya dan juga kebiasaan baik dalam hidupnya. 

Berbagi itu indah!
Tujuan:
- Mengenalkan fungsi uang untuk sharing
- Infak Masjid
- Mengenalkan kewajiban berbagi

Kegiatan:
- Mengajak Mahira untuk berbagi uang sebagai gift kepada musisi yang ada di sebuah restoran saat kami makan.
- Mengajak Mahira untuk berinfak di Masjid, setelah selesai sholat.
- Mengajak Mahira memasukkan uang ke dalam amplop-amplop dan memberikannya kepada para kekasih rasulullah.



Respon Mahira: 
Ia mengikuti semua kegiatan  dengan baik, sambil terus menanyakan apa saja yang ia ingin tanyakan. Masyaallah. Ia begitu bersemangat dan selalu melepas senyum bahagia. Masyaallah.



Mahira bersama kakak-kakak luar biasa kekasih rasulullah 
#KuliahBunsayIIP
#Tantang10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Lanjut Baca yuk.. >>>

April 28, 2019

Day 04-Fungsi Uang part 2 (Menabung itu seru!)




"Saat menabung, anak mulai mengenal angka, belajar menahan diri, dan memahami mana yang jadi prioritas," (Ratih Ibrahim)

#Day04

Alhamdulillah setelah mengenalkan fungsi uang sebagai alat tukar, sekarang saatnya mengenalkan fungsi uang untuk menabung. Saya ingin mengajak Mahira melakukan kegiatan menabung dengan asyik, sehingga ia terbiasa menyukai menabung sedini mungkin.

"Menabung itu seruuuu." Ucap saya padanya.

"Yeyyyyyyyy..." Ia sangat senang. 

Saya sering mendengar, banyak yang beranggapan tidak baik untuk mengenalkan uang pada anak, karena orangtua saya sendiri beranggapan bahwa saya terlalu dini mengenalkan uang pada Mahira. Ortu mengkhawatirkan anak akan menjadi konsumtif atau mata duitan dsb. Namun, saya beranggapan mengenalkan uang pada anak sejak dini justru mengajak mereka menghargai uang dan juga bisa belajar mengenal nominal. 

Menanamkan perilaku menabung dengan menggunakan tabungan yang dibuat sendiri dengan bahan bekas dengan harapan akan membuat ia begitu menghargai bahwa ternyata benda disekitar dapat dimanfaatkan.  Kelak ketika ia sudah bersekolah, tahap menabung akan saya lanjutkan pada pengelolaan uang. Insyaallah.

Menabung itu seru! (Membuat tabungan dari bahan bekas)
Tujuan:
- Menstimulasi anak suka menabung
- Mengenalkan fungsi uang 
- Mengenalkan konsep 3S secara sederhana
- Mengenalkan nominal uang kecil
- Berlatih melipat
- Berlatih berhitung
- Mengenal warna
- Berlatih memahami instruksi verbal dengan dua perintah bersamaan.
- Memanfaatkan bahan bekas di rumah

Kegiatan:
Membuat tabungan dari bahan bekas, yaitu dari kaleng snack, properti sisa acara dan kertas origami bekas yang sudah ada coretan. 




Saya mengumpulkan bahan bekas yang ada di rumah dan bisa dimanfaatkan untuk membuat tabungan. Menyiapkan alat dan kebutuhan lain. Mahira membantu saya mengelap kaleng dengan tisu basah. Lalu saya mulai membuat tabungan dan ia membantu saya untuk menghias tabungan itu versinya. Ia memilih sendiri pernak pernik yang akan dipasang. 

Tabungan kali ini penuh dengan warna, dengan tiga tabung yaitu:
- Tabung Kuning untuk Share
- Tabung Pink untuk Spend
- Tabung Biru untuk Save

Kemudian pada akhir sesi, saya mengajak Mahira menabungkan uang kembalian belanja kemarin yang di tambah dengan uang koin dan kertas yang belum ia masukkan ke tabungan. Saya mengarahkan Mahira dengan instruksi verbal. Mengenal nominal dan juga warna. 

Tabungan Mahira bisa dijadikan hiasan meja belajarnya lho, karena ia kasih bunga. Jadi mirip seperti Vas bewarna. Masyaallah.





Respon Mahira
Mahira sangat senang sekali, ia begitu bersemangat mengelap ketiga kaleng bekas snack dan memilihkan hiasan yang cocok yaitu bunga bewarna kuning, sisa dari dekorasi acara yang saya kumpulkan kali saja bermanfaat. 

"Ibu, ini bisa untuk minum." Celetuknya sambil praktik minum.

"Seperti gelas ya?" timpal saya.

"Iyaa, minum dulu." Ia berakting minum dengan serius. 

Mahira sangat senang sekali, ia bilang besok akan menabung lagi. Untuk beli buku. Masyaallah...

"Dalam prosesnya, menabung itu yang penting adalah konsisten, tidak hanya pada waktu tertentu saja,"  (Ratih Ibrahim)


#KuliahBunsayIIP
#Tantang10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Lanjut Baca yuk.. >>>

April 27, 2019

Day 03- Mengenalkan fungsi uang part 1



#Day 03
Pada tantangan yang kedua, saya sudah mengenalkan Mahira pada konsep rezeki secara sederhana dengan tahapan sesuai pemahaman pada usianya. Hari ini sesuai plan kami sebelumnya, tantangan selanjutnya adalah mengenalkan fungsi uang.

Mengenalkan fungsi uang pada Mahira, bukan seperti mengenalkan fungsi uang yang diteorikan oleh kurikulum di sekolah. Saya mengenalkan fungsi uang kepada Mahira dengan pemahaman yang semakna dengan 3S dalam materi bunsay. Spend, saving dan sharing. Hal ini tentu tidak dapat sekaligus. Sehingga saya membaginya beberapa bagian dengan kegiatan yang lebih bervariasi.

Part 1: Fungsi uang sebagai alat tukar (Penjelasan mengenai fungsi uang sebagai alat tukar ini saya memberikan Mahira pengalaman untuk melakukan transaksi pembelian barang yang ia butuhkan. Memberikan Mahira pengalaman tersebut akan menggiringnya untuk memahami uang sebagai alat tukar. Mahira membayar barang yang dibelinya dan ia mendapatkan barang tersebut.)

Part 2: Fungsi uang sebagai tabungan

Part 3: Fungsi uang sebagai bagian dari kewajiban berbagi

Mengenalkan Fungsi Uang (Mengajak Mahira membeli buku) 

*Tujuan:
- Mengenalkan Fungsi Uang sebagai alat tukar
- Melatih Mahira mengantri di kasir
- Memperkenalkan beberapa kosakata seperti: Membayar, membeli, kasir dan nominal uang.
*Kegiatan
Mengajak Mahira membeli buku sebagai bagian dari kebutuhannya. Ini tentu dapat membuat anak cepat mengerti fungsi uang sebagai alat tukar. Sekalipun ia belum bisa memahami dengan baik nominal dan penggunaan uang dengan bijak, menurut perencana keuangan, Prita Ghozie, sebaiknya orang tua mengenalkan uang kepada anak sejak balita. Pengenalan uang kepada anak sejak dini dapat membentuk karakter anak untuk mengendalikan diri mereka.

Jika sejak balita anak tidak diajarkan mengenai kecerdasan finansial, ketidakpahaman anak akan membuat mereka selalu meminta uang dan meminta barang yang dia inginkan. Selain itu, anak juga belum mengerti antara barang sebagai kebutuhan atau bukan. Jadi PR saya kelak akan memberi tahu Mahira mengenai budgeting dalam belanja dan prioritas pembelian.



*Respon Mahira
Sebelum ke toko buku saya berulang kali menyampaikan, jika kami akan ke book store. Setibanya di sana, ia sangat bersemangat melangkahkan kaki ke toko buku. Sejak turun dari mobil,  Mahira ribut harus mengenakan tasnya.

“Hiya mau pakai tas.”
“Ayooo Ibu, cepetan. Tuyuun.” Perintahnya tak sabar.

Kamipun turut bergegas untuk segera turun, ia masih bersabar menunggu Ayahnya memarkir mobil dan menunggu saya yang sedang kerepotan mengechek isi tas untuk membawa mukena, straw cup dan snack untuk Mahira.

Ia berjalan tanpa melihat saya yang mengikutinya dari belakang, seolah hafal saja dimana rak bukunya padahal tidak tahu karena ini book store di luar kota. Kemudian ia menghambur ke rak seperti biasanya.

“Mana buku Hiya?”

Ia pun berkeliling sebentar dan melihat rak buku anak, mengechek isi buku dan meminta persetujuan saya. Buku yang ia beli bukan buku yang asing, karena ia sudah pernah membaca seri yang sama sebelumnya saat di book store Jakarta. Sehingga saya setujui.

“Mahira ke kasir, ini uangnya untuk bayar.”
“Mana kasirnya?” ia pun bertanya.
“Di sana.” Saya sengaja membiarkan ia berjalan sendiri dan mengikutinya dari belakang.

Adik saya membantu untuk memantau aktivitas kami. Kemudian iapun di sapa oleh banyak orang. Senyumnya hampir tak pernah usai. Dipegangnya uang yang saya berikan berserta buku yg ia pilih tersebut dengan baik. Bahkan ia mau mengantri dengan tertib. Masyaallah. Tanpa merenggek untuk meminta cepat dan iapun menjalani setiap transaksi pembayaran di kasir.

“Ada uang kembalian Mahira, nnt di tabung ya?” ucap saya padanya.

“Iya Ibu, masukin sini dulu.” Iapun memasukkannya dalam saku celana.

Masyaallah tabarakallah… Ia sangat happy sekali.




#KuliahBunsayIIP
#Tantang10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial


Lanjut Baca yuk.. >>>

April 26, 2019

Day 02- Mengenalkan Konsep Rezeki






#Day 02
Pada hari pertama tantangan game level kali ini, saya sudah mengenalkan wujud dari uang kepada Mahira. Hal tersebut saya pilih sebagai starting yang paling dasar untuk menstimulasi Mahira. Pada hari kedua ini, sayaa akan memberikannya wawasan mengenai  "Dari mana asal uang yang kita miliki?" Hal tersebut merupakan pengenalan Konsep Rezeki secara sederhana kepada Mahira.

Awalnya saya cukup kesulitan, untuk membahasakannya kepada Mahira. Sehingga plan, diksi dan cara penyampainya pun saya perhatikan baik-baik. Mengingat usianya yang baru 28 bulan, tidak mudah mengenalkan konsep rezeki kepada balita.

Ada dua hal yang saya garis bawahi dari pemikiran anak-anak, sehingga konsep rezeki perlu sekali dikenalkan sejak dini. Kedua hal tersebut yaitu:
1. Anak-anak berpikir Ayah dan Ibunya selalu memiliki uang tanpa tahu dari mana.
2. Anak-anak menganggap semua harga itu sama. Dapat dibayar dengan apa yang mereka sebut dengan uang, tanpa mengetahui mengenai nominal.

Dari dua hal tersebut, anak perlu tahu mengenai asal uang yang kita miliki dan hal tersebut erat kaitannya dengan konsep rezeki.

Hakikat Rezeki itu sendiri menurut Islam, harus dipahami dengan baik oleh anak-anak. Jadi, secara etimologis ar-Rizq berarti pemberian dan menurut terminologis, rezeki adalah Apa saja yang bisa diperoleh oleh makhluk, baik yang bisa dimanfaatkan atau tidak.

Apa saja yang bisa diperoleh, erat kaitannya dengan semua bentuk rizki, entah itu Halal dan Haram,
Sehat dan Sakit, Cerdas dan Tidak cerdas dan sebagainya
. Semuanya merupakan rezeki. Maka dari itu untuk memudahkan penyampaian agar sesuai penalaran range usia Mahira. Saya membagi pos penyampaian pada dua poin yang terpisah. Kelak seiring bertambahnya usia Mahira, insyaallah ia dapat mengorelasikan hal ini tentunya dengan penjelasan ulang dari saya. Poin tersebut yaitu:

1. Allah sebagai pencipta dan Allah sebagai pemberi rezeki.
"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh." (QS Adz Dzariyat; 58)

Dalam beberapa kesempatan dalam proses membersamainya, Mahira sudah memahami melalui lisan jika yang menciptakan Ayah, Ibu, Uti, Tante, Kakung, Om, Onty, Mbah dan semua orang adalah Allah. Begitupula ketika saya tanyakan “Siapa yang menciptakan kucing?, langit?, Pohon? Burung?,” Apapun itu ia kan jawab “Allah.” Ia tahu Allah sebagai pencipta. Kemudian saya menambahkan lagi bahwa Allah sebagai pemberi rezeki.

“Iya Ibu.” Jawabnya menyimak, Masyaallah.

Saya melanjutkan, jika Allah memberikan rezeki kepada Ayah, Ibu, semua orang. Ia berusaha mengikuti saya mengatakan “Rezeki” dengan begitu susah payah. Masyaallah.

“aedeti itu apa ibu?” (rezeki itu apa ibu?) tanyanya bingung.

Saya kembali mengobrol santai dengan Mahira, bahwa rezeki itu banyak macamnya. Bisa uang, bisa makanan,
“Mahira bisa senyum?” tanya saya.
“Bisa kok.” Jawabnya sambil tersenyum.
Mahira bisa berjalan?, Mahira bisa pup?, Mahira punya kaki, tangan, dan mata. Itu juga rezeki.

Tak hanya sampai di situ, saya pun memperlihatkan dua video anak dengan kemampuan luar biasa yang tetap bersemangat untuk sekolah sekalipun memiliki cacat fisik sejak lahir sehingga mengharuskannya jalan dengan menggunakan tangannya.

Respon Mahira kala itu cukup sedih, ia menyaksikan dengan seksama video tersebut dengan raut wajah akan menangis. Sesekali ia menatap kakinya dan melihat kembali video. Kakak yang dalam video sangat berbeda dengan dirinya. Sayapun menyampaikan, jika Mahira harus bersyukur memiliki kaki dan dapat berjalan. Kaki ini rezeki dari Allah. Ucap saya. Ia kembali memahami dengan lisan bahwa semua yang ia peroleh merupakan rezeki dari Allah, bahkan pilek Mahira kemarin juga rezeki.
Tak ingin dengan contoh yang sedikit, sebelum perjalanan kami hari ini. Saya menunjukkan pohon cabe yang berbuah dan saya mengatakan jika iru rezeki dari Allah. Saat perjalanan dengan lantang ia bertanya,
“Ibuk, kalau pohon pisang?”
“Ya sama juga, Itu rezeki dari Allah yang menciptakan juga Allah.”

Dari obrolan saya dengan Mahira dalam berbagai kesempatan seharian ini. Saya berusaha mengajaknya memahami bahwa selain pencipta, Allah juga sebagai pemberi Rezeki dan perlahan saya mengenalkan padanya macam-macam rezeki tersebut yang patut kita syukuri.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”
(QS Ibrahim : 7)

2. Dari mana asal uang yang kita miliki?
“Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya.”
(QS An-Najm: 39)

Dalam hal ini, saya langsung menyebutkan uang yang dimiliki oleh Ayah. Kenapa langsung saya kerucutkan pada satu subyek yaitu Ayahnya? Karena tentu untuk memudahkan pemahamannya mengenai perolehan uang Ayah, sebagai orang yang ia ketahui memiliki dompet yang berisi uang. Sampai saat ini, saya tidak menunjukkan aktivitas kepemilikan uang, jadi yang ia tahu ya Ayahnya lah yang memiliki uang.
“Ayah kemana Mahira?” tanya saya selepas kami berpisah di halaman saat Ayahnya berangkat kerja.
“Ayah kerja.” Jawabnya.
“Kerja di mana?”
“Di kantor.” Jawabnya lagi.

Biasanya saya akan menanyakan “Di kantor apa?” dan dia akan menjawab instansi tempat Ayahnya bekerja. Namun pada kesempatan kali ini, saya memberikan pertanyaan baru.

“Ayah kerja, ke kantor, supaya dapat uang. Uangnya untuk beli baju Mahira, sepatu Mahira….”
“Susu juga, ibuk. Buku jugaaaa.” Lanjutnya.
Masyaallah, ia dapat merespon penjelasan saya dengan baik. Saat itulah saya perlahan memberikannya wawasan baru bahwa dengan bekerja kita akan mendapat uang dan uangnya untuk membeli.

Stop sampai kata membeli, perlahan nanti saya akan mengenalkan Mahira pada fungsi uang yang lainnya. Tidak hanya untuk membeli namun untuk menabung (save) dan untuk dibagikan (sharing). Sehingga konsep 3S tersebut perlahan dapat dipahami olehnya. Tentunya dengan repeat mengenai Allah sebagai pemberi rezeki, mengenai macam rezeki itu sendiri dan mengenai asal uang Ayah.

Pada kesempatan lain seiring bertambahnya usia Mahira, korelasi ini perlu diperjelas lagi dengan obrolan saya kelak mengenai rezeki yang telah dijamin dan rezeki karena suatu usaha (bekerja di kantor, berjualan, dsb)



#KuliahBunsayIIP
#Tantang10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial


Lanjut Baca yuk.. >>>

April 25, 2019

Day 01- Uang Kertas dan Uang Koin




#Day 01
Sebagai orangtua, kita wajib memberi banyak pengetahuan dan keterampilan pada anak-anakkita agar siap menghadapi hidup. Dari sekian banyak hal yang dibutuhkan anak kelak, salah satu yang paling penting adalah soal pengelolaan uang.

Edukasi sejak dini mampu melatih anak menunda keinginan dan membuat mereka terampil dalam membuat perencanaan. Di sini peran orangtua menjadi sangat penting, karena orangtua merupakan sekolah pertama si buah hati.

Pada game level 8 ini, materi yang diberikan adalah “Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini” , ini sangat menarik sekali karena qadarullah saya sedang dalam proses mengajarkan Mahira terkait finansial sebelum materi ini saya terima. Jadi seperti melanjutkan kembali, tapi dalam usia Mahira yang sudah 28 bulan.

Dalam mengikuti tantangan game level 8 kali ini, saya membuat plan yang kiranya akan memudahkan saya untuk mengenalkan 3S (Spend, Save, Share) kepada Mahira dengan tahapan-tahapan tertentu lebih dulu, mengingat usianya yang masih dini. Saya memulainya dengan mengenalkan bentuk uang itu sendiri, mengajarkan dari mana asal uang yang kita miliki tersebut, konsep rezeki dan cara menggunakannya dalam kehidupan. 

Setelah ketiga poin tersebut dapat tersampaikan melalui permainan, penjelasan, kegiatan yang disesuaikan dengan usia Mahira. Maka, saya akan berlanjut pada pengenalan kebutuhan keinginan, kegiatan menabung, kegiatan bersedekah, berbelanja dan juga lainnya. Tentunya harus saya kemas agar lebih asyik dan mudah dipahami oleh Mahira. Fokus utama saya sebetulnya adalah menstimulasi saja, karena usia Mahira masih sangat dini. Tapi tidak ada salahnya jika ia sudah mampu memahami poin yang saya sampaikan. Semoga Allah memampukan saya dan juga Mahira.

Uang Kertas dan Uang Koin
Pengenalan konsep uang secara sedehana kepada Mahira.
*Tujuan:
-       -Mengenalkan wujud uang
-       -Mengenalkan nominal uang dengan warna.

*Kegiatan: 
Menggunakan uang mainan untuk mengenalkan wujud dari uang rupiah. Untuk mempermudah mengingat bisa menggunakan warna uang sebagai acuan. Hari ini saya mengenalkan Mahira dengan uang kertas dua ribuan dan lima puluh ribuan. Kemudian saya mengenalkan Mahira dengan uang koin lima ratusan dan seribu.

Ini bukan kali pertamanya Mahira saya kenalkan dengan uang, sejak usianya belum genap satu tahun, saya sudah menggunakan media uang mainan dengan posisi sebagai alat tukar saat kami menjalani permainan jual beli.

Tidak heran ketika usianya satu tahun, ia sudah dapat mengetahui uang. Perlahan wawasannya saya tambah dengan informasi mengenai nomimal, ia sudah tahu beberapa nominal seperti uang seratus ribu dengan warna merah, uang sepuluh ribu dengan warna ungu, uang dua ribu dengan warna abu-abu dan uang lima puluh ribu dengan warna biru.

Saya yakin, diusianya yang baru 28 bulan, ia belum serius untuk memahami mengenai nominal. Namun dalam tantangan kali ini, setidaknya ia sudah dapat membedakan wujud uang itu sendiri seperti apa, mengetahui uang kertas dan uang koin, mengenalkan nama mata uang Negara Indonesia yaitu rupiah, mengetahui beberapa nominal dari uang dan sedikit fungsi uang yang ia pahami.

*Respon Mahira:
Saat saya kembali memberi tahu Mahira mengenai uang, ia begitu fokus menyimak. Ia dapat dengan cepat membedakan uang koin dan kertas. Menyebutkan frasa lima ratus, dua ribu, dsb mengikuti saya. Saya menggunakan meja lipat sebagai media, agar objek yang saya beri tahu hari ini dapat difokuskan oleh visualisasinya.

Ia begitu senang sekali, memainkan perannya sebagai pemilik uang. Dengan lihai ia menata uang tersebut dan meminta dompet sebagai wadah uang yang ia miliki.

“Ibu, Uangnya di dompet.”
“Hiya bayar pakai uang.”
“Ibu mau beli apa?” tawarnya mencoba mentraktir Ibunya.
“Ibu mau beli coklat?” tawarnya lagi, lucu sekali. 

Alhamdulillah Mahira dapat memahami poin yang saya sampaikan, selesai bermain, kami cuci tangan bersama dan melanjutkan dengan aktivitas lain. Masyaallah tabarakallah…
Setelah mengetahui wujud uang kertas dan uang koin, next kita akan memberikannya wawasan mengenai  "Dari mana asal uang yang kita miliki?" 







#KuliahBunsayIIP
#Tantang10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial



Lanjut Baca yuk.. >>>

April 18, 2019

Aliran Rasa Game Level 7







Alhamdulillah.. tantangan 17 hari kali ini sudah kami laksanakan hingga selesai. Kebersamaan kami dengan Mahira dalam berbagai aktivitas yang membuatnya berbinar, membuat kami lebih bersemangat lagi mengenalkan ia pada banyak kegiatan lainnya.

17 hari rasanya belum cukup untuk mengenalkan semua kegiatan kepada Mahira, sekalipun potensi bakatnya sudah mulai tampak, tidak bisa kami pungkiri mungkin masih banyak potensi bakat Mahira lainnya yang belum muncul.

Jika materi sebelumnya lebih spesifik dan menuntut kreativitas kami, pada materi ini kami lebih bebas memilih banyaknya kegiatan untuk si kecil. Karena sankin banyaknya, kami ingin terus melanjutkannya setiap hari. Dengan harapan Mahira kelak kaya akan kegiatan dan wawasan.

Hampir semua kegiatan kemarin menjadi momen wow untuk saya dan juga suami. Namun ada dua hal yang tidak terlupa dan membuat kami begitu bersyukur. Yaitu saat Mahira menggunakan gunting, spidol dan lem kemudian ia membuat kreasi bunga hijaiyah versinya yang tentu diluar dugaan saya, mengingat usianya yang belum genap 2,5 tahun.

Dari hal tersebut saya mengobservasi Mahira memiliki potensi bakat ideation, learning dan memiliki focus yang baik. Saya salut akan focusnya yang baik saat mengamati suatu hal. Ia belajar cukup cepat dan adaptif.

Kemudian momen lainnya adalah tulisan yang saya beri judul si perfeksionis. Mahira dengan kesadarannya sendiri menyapu teras dekat fishpond dengan begitu telitinya. Bahkan daun yang jatuh, kelopak bunga yang jatuh dan berukuran kecil ia sapu semua hingga ubin benar-benar bersih. Semua sudut ia cek hingga saya begitu haru melihat kepiawaiannya dalam menyapu dan teliti melihat sekitar.

Dari hal tersebut saya mengobservasi Mahira memiliki potensi arranger, deliberative, dan achiever. Beberapa bahasa bakat ini saya menggunakan pandu 45 dalam melaksankan game level 7.

Semua anak adalah bintang. Ketka saya menemukan bintang Mahira, saya ingin potensi bakatnya ini saya kembangkan lagi hingga fitrahnya terbentuk dengan baik dan kelak semua bakatnya tersebut dapat bermanfaat untuk kebaikan.

Rasa syukur kami adalah dengan terus semangat, konsistensi dalam membersamai  setiap tumbuh kembangnya. Semoga Allah selalu memodalkan sabar pada saya dan suami serta memampukan kami dalam membersamai Mahira.

Tumbuh sehat dan menjadi bintang yang bersinar terang ya nak...
I do Love you.



Lanjut Baca yuk.. >>>

April 13, 2019

Day 17 Final- Mahira dan daya ingatnya

Alhamdulillah.. tidak terasa tantangan game level 7 kali ini sudah memasuki hari ke tujuh belas. Tentunya masih banyak kegiatan yang belum di kenalkan k
epada Mahira. Namun dari 17 hari dalam tantangan kali ini, potensi bakat Mahira sudah mulai nampak. Sekalipun itu bukan hasil observasi final, namun setiap hari ini ada bahasa bakat yang sering ditampilkan Mahira secara berulang. Insyaallah nanti akan saya bahas pada alras.

Hari ini Mahira masih batuk pilek, badannya kembali demam. Namun saya harus mengajaknya pergi untuk menemani tantenya pindahan. Sekalipun ia hanya di mobil dan dengan keadaan yang mungkin tidak enak untuk ngapa-ngapain, ia berusaha tetap komunikatif kepada kami semua.

"Ibu lihat, jalan banyak motor. Pelan-pelan ya." Nadanya lirih namun penuh perhatian kepada sekitar.

Saat kami tiba di kos tante, iapun ingin turun dan membantu. "Hiya mau turun dan  bantui." Ucapnya merengek.

Dengan perlahan saya membuatnya mengerti bahwa Ibu akan membantu membawa barang tante hanya sebentar. Alhamdulillah ia menyetujui untuk tetap berada di mobil bersama Uti. Iapun menunggu dengan penuh harap. Biasanya Mahira selalu saya libatkan dalam aktivitas saya, namun mengingat kondisinya yang masih kurang sehat, saya membatasi beberapa aktivitas untuknya.

"Ibu, keretanya mana?" tanyanya saat kami melintasi rel kereta. Jackpot untuk Mahira karena qadarullah mobil kami terhenti saat palang diturunkan dan keretapun lewat. Ia sangat senang dan ingin sekali keluar.

"Loh.. Ini kan rumah sakit." Ucapnya saat melihat sebuah bank dengan lobby yang mirip dengan rumah sakit.  Masyaallah..

Saya memang selalu cerewet mengenalkan banyak hal kepada Mahira saat perjalanan, mungkin hal tersebut sudah menjadi kebiasaan saya sejak mengandung Mahira. Saya ingat betul, ketika melewati rumah sakit dimana saya melahirkan Mahira selalu saya beri tahu,

"Nak, ini tempat pertama kali Mahira lahir di dunia. Namanya rumah sakit." Ucap saya pada Mahira yang masih bayi.

Seiring berjalannya waktu, Mahira tumbuh hingga usia dua tahun, saya hanya memberi tahunya 2 kali. Namun ia dapat mengingat betul kata "rumah sakit" dengan segala visual yang ia lihat pada rumah sakit dimana saya melahirkan.
Maka saya terkagum saat ia dapat mengatakan "rumah sakit" pada sebuah gedung lain padahal bank karena memiliki lobby yang hampir serupa. Masyaallah..

Begitupula dalam mengingat logo, seperti logo alfamart, indomart, ia dengan mudah menyebutkannya saat melewatinya. Begitupula alun-alun dan beberapa tempat yang ia ketahui. Masyaallah. Jadi dalam perjalanan selanjutnya saya ingin lebih banyak mengenalkan Mahira pada bangunan-bangunan lainnya.




#Day17
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga


Lanjut Baca yuk.. >>>

April 12, 2019

Day 16- Mahira mainan mobil-mobilan

Hari ini Mahira masih pilek, namun alhamdulillah tidak mengurangi selera makan dan bermainnya.
Memasuki hari ke 16, saya masih mengenalkan banyak kegiatan yang saya jadikan media untuk mengobservasi potensi bakatnya. Kali ini ia bermain mobil-mobilan.

Car race model competition ini satu set milik saya dan adik saya saat kecil dulu. Mama menjaganya hingga Mahira lahir ke dunia, set mainan tersebut masih layak untuk dimainkan. Masyaallah.

Iapun sangat senang saat saya menunjukkannya, rasa ingin tahunya cukup tinggi. Ia menanyakan hampir semua part yang baru di lihatnya dalam sebuah arena balap mobil. Ia memperhatikan saya dengan jeli saat saya mencoba merakit helikopter yang lepas dari bagiannya dan tentu ia menata sesuai keinginanya sendiri.

Saya mencoba membantunya untuk membuat dekorasi yang sesuai arena balap, namun nampaknya ia punya konsep sendiri, tepatnya konsep berantakan. Hihi..
Mahira belajar banyak hal, bagaimana mengatur area, mengelompokkan mobil sesuai warna, mengelompokkan mobil dengan nomor urutan, ia juga belajar kosakata baru dan sibuk memainkan mobil kuning yang ia suka.

Sekalipun berkali-kali ia harus mengelap ingusnya yang terus menerus keluar, bahkan di iringi beberapa kali suara batuk. Ia tetap semangat bermain dan happy sekali. Ia juga mengembalikan mainannya masuk ke dalam plastik setelah sudah selesai bermain. Masyaallah. Saya jadi semakin bersemangat mengenalkan ia pada banyak kegiatan lainnya. Masyaallah...


#Day16
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Lanjut Baca yuk.. >>>

April 11, 2019

Day 15- Menggunakan Lem dan Spidol

Demam Mahira sudah mereda, ia sudah beraktivitas seperti biasa. Namun saya tidak mengajaknya keluar karena menjaga kondisinya sampai benar-benar fit terlebih dahulu.

Hari ini ia melakukan banyak aktivitas, ia menemkan puzzle pesawatnya bercecer karena tidak di letakkan dengan baik. Ia begitu sedih hingga menangis. Akhirnya saya menawarkannya untuk membuat pesawat dari kertas origami, namun ia tetap saja tidak mau.

Sampai akhirnya tangisnya berhenti dan kembali happy lagi karena melihat tempat pensil saya terbuka dengan berbagai macam warna spidol, lem dan perlengkapan lainnya. Iapun menempel-nempel kertas origami dan mencoba menulis beberapa huruf dengan sebutan acak dan masih sekeluarnya.

Bagi saya pemandangan ini sangat mengagumkan, ia konsisten menulis huruf alif namun ia mencoba menyebutkan semua huruf dengan pengucapan semaunya,  Ia juga membuat lingkaran dan mematuhi instruksi verbal yang saya sampaikan saat pensilnya ia pegang dengan cara yang salah. Mahira sangat senang happy sekali.

Ia membuat jam tangan di pergelangan tangan saya dan memainkan pesawat terbang dengan lagu yang ia buat sendiri. Sesekali mulutnya terus menirukan suara pesawat.

"Wuuuuuzzzzz..... wuuuzzzz..." Sambil terbang kesana kemari.




#Day15
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Lanjut Baca yuk.. >>>

April 10, 2019

Day 14- Ibuk, bacakan Hiya buku baru.







Bangun tidur hari ini badan Mahira demam, ia nampak lesu sekali dan memilih untuk berlama-lama di tempat tidur. Ternyata Mahira agak pilek. 

"Ibu, Hiya ada ingusnya. Di Lap dulu buk." Ucapnya sambil menggapai handuk kecil yang saya berikan untuknya.

Ia sudah dapat mengelap hidungnya saat mengeluarkan ingus, walapun belum begitu cekatan tapi saya selalu memberinya kesempatan belajar. 

"Coba Mahira lap dulu nak.."

"Ibu ajaaa." Ucapnya

"Mahiya bisa?" 

"Bisa." 

Dan iapun mengelap hidungnya perlahan.  Memang butuh kesabaran ekstra saat anak dalam kondisi kurang sehat. Terkadang semua hal yang biasanya ia bisa lakukan sendiri, seringkali inginnya di handle oleh Ibunya semua. Sehingga saya berusaha memberikan pengertian ke Mahira bahwa hal-hal kecil yang ia bisa lakukan sendiri, tetap lakukan seperti biasa. 

Menjelang sore ia sudah mulai bersemangat lagi, tapi sisa-sisa manjanya belum hilang karena mungkin badannya masih kurang enak. 

"Ibuk, bacakan Hiya buku baru." Pintanya menjelang tidur. 

Kebetulan hari ini, Mahira mendapat paket buku dari teman Ibu. Bukunya berjudul Berkumpul Di Jannah (BDJ). Kami melakukan unboxing buku, kemudian membacakannya. Ia menyimaknya dengan serius dan sesekali bertanya. Saat menjelang tidur, ia ingin kembali dibacakan buku oleh saya. 

Mahira sangat senang sekali, dibacakan buku oleh saya. Sekalipun kontennya belum ia pahami. Tapi Mahira mencoba memahami apa yang saya sampaikan. 
Ia paham saat saya mengatakan, baterai, kemudian ia mengikuti saya memegang bagian dada dan mengatakan beberapa kosa kata baru untuknya seperti jantung, nyawa, meninggal, jannah, berkumpul dll. Masyaallah tabarakallah...






#Day15
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Lanjut Baca yuk.. >>>

April 9, 2019

Day 13- Mahira nonton Drum band

Hari ini TPQ Tarbiyatus Sibyan mengadakan gelar acara khotmil Quran. Bagi kami, gelar acara ini merupakan acara besar yang dinantikan oleh kaum ibu terutama ibu yang menyekolahkan anaknya di TPQ tersebut.

Sebelum khotmil Quran berlangsung, anak-anak di arak keliling desa. Dengan menggunakan becak. Aksi drum band MI dan MTS pun bergema di desa kami.
Mereka semua sangat bersemangat.

Tak satupun saya lihat yang nampak sedih, mereka (anak-anak) berbinar dan senang mengikuti rangkaian acara ini...

Mahira baru saja bangun dari tidur siangnya, kami menginfokan jika ada aksi drum band yang akan lewat di depan rumah. Iapun bilang,

"Ibuk lihaaattt!!"

"Ibu ketudung, Ibu sepatu."

Sekalipun agak terburu, ia tetap ingin menggunakan kerudungnya dan mengganti pakaiannya agar menutup aurat. Memang hal ini sudah saya biasakan dari ia bayi, sehingga tak heran jika Mahira berlama-lama dengan hijabnya.

Saat drum band lewat, ia memperhatikan sungguh-sungguh. Ini kali pertamanya ia melihat aksi semacam karnaval.

"Ibu, barongsainya habis." Ucapnya membuat saja terkaget.

"Barongsai? ini bukan barongsai nak, tapi drum band." Jelas saya.

Ia memang pernah melihat barongsai di Pekalongan dan juga saat masih di Jakarta, pakaian mereka tentu beda tapi ada kemiripan dengan bulu-bulu merah khas etnis cina. Saya menatap dengan baik raut wajahnya yang baru saja bangun tidur. Ia masih dapat fokus mengingat beberapa kejadian lalu yang ia kaitkan pada hari ini.

Sekalipun ia tidak begitu enerjik mengingat masih lemas karena bangun tidur, namun memorinya cukup bagus mengingat beberapa kejadian yang sudah lalu. Iapun bercerita, mengingat jika dulu pernah di pegang oleh ondel-ondel saat nonton di pinggir jalan. Ia bilang,

"Hiya kasih uang ondelnya."

"Terus kalau drum band?" tanyaku

"Ndak kasih buk. Ndak ada ondelnya."

Iapun mencoba memahami perbedaan aksi drum band, barongsai dan ondel. Saat saya menjelaskan ia sangat serius menyimak. Masyaallah..






#Day13
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
Lanjut Baca yuk.. >>>