Bismillahi..
Alhamdulillah.. masuk minggu kedelapan atau minggu terakhir
dari kelas ulat-ulat. Tugas kali ini adalah mencari Buddy System. Sebagai persiapan
menuju kelas kepompong atau tantangan 30 hari, kita semua harus mencari buddy
system.
Siapakah
Buddy?
“Orang
yang dekat dengan kita, selalu bersama dalam suka dan duka dan akan menjadi
teman seperjuangan dalam menghadapi tantangan.”
Setelah kita menemukan satu
buddy, kita ngobrol bareng, saling mendengarkan aliran rasa buddy kita.
Menapaki tiap tahap dalam kelas buncek yang sudah dilalui. Setelah kita:
1. Memaknai aliran rasa buddy
kita
2. Membaca dengan hati
Selanjutnya adalah memikirkan
aliran rasa tersebut dan memikirkan bekal apa nantinya yang diperlukan buddy
kita? Apa sih yang kita dapatkan dengan perjumpaan dengan buddy kita, kemudian
mendapat pencerahan apa saja? Dan ada usulan apa saja dalam proses ini?
Jelang tantangan 30 hari ini kita
semua akan berpuasa, menjadi kepompong sudah tidak lagi makan makanan dengan
banyak. Jadi fungsi kita mencari buddy adalah untuk saling menguatkan dan
saling memberi bekal. Konsep Give and Given.
Alhamdulillah saya sudah
mendapatkan buddy, buddy ini bukan teman dekat saya di dalam keseharian. Namun
sejak pertama jumpa saya merasa klik karena beliau adalah founder duta baca
cilik. Ada garis linier yang saya yakini bisa nyambung banyak hal jika ngobrol
dengan buddyku ini. Mengingat saya suka baca, kami suka literasi dan masuk
dalam komunitas lain dengan interest yang sama. InsyaAllah kami klik aja.
Namanya Desti Putri Hanifah, saya
membuat panggilan sayang untuknya adalah My Des yang artinya My Destiny. Haha..
Mungkin karena pengaruh dari judul drakor yang pernah terpampang di media.
Alhamdulillah senang sekali bisa mendapatkan buddy.
Kami bercerita banyak hal,
terkait tahap demi tahap yang kami lalui di bunda cekatan. Ternyata setelah
saya mengungkapkan apa yang menjadi kendala saya, My Des menyetujui hal
tersebut sebagai kondisi yang ia alami juga.
Pada dasarnya beberapa di antara
kami yang join dalam keluarga-keluarga tertentu bukan berkumpul berdasarkan
kebutuhan ilmu yang prioritas. Melainkan berdasarkan passion. Indikasinya apa? Jika
memang berdasarkan prioritas, tidak akan ada sosok ahli yang memang ternyata sudah
mumpuni dalam bidang itu atau dalam hal ini berpengalaman. Harusnya semua nol
ilmu yang mana butuh sosok ahli untuk memberikan kelengkapan atas sepenggal hal
yang kita tahu.
Indikasi kedua adanya rasa minder
karen akita tidak memiliki bekal apapun, tapi ternyata banyak yang berani
menyampaikan layaknya sosok ahli. Saya rasa buncek ini memang trainingnya,
untuk poin utama pembelajarannya masih disimpan rapi. Hehe..
Ibaratnya mereka sudah hadir
dengan gelas yang terisi setengah, karena sudah saling terisi setengah kita tidak
bisa berbagi lagi karena kita sendiri butuh untuk pemenuhan secara tuntas. So
yang kita butuhkan bukan sekedar air di gallon lagi karena tidak cukup,
melainkan sumber mata airnya langsung. Jika dikritisi dan diumpamakan hadis, “ini
hadist shahih atau tidak?”
Menyinggung pembelajar mandiri,
tidak semua yang ada di mind map kita bisa didapatkan di kelas ini. Kita bisa
mendapatkannya di tempat yang sesuai atau langsung dari ahlinya. Jadi saya
menganggap sejauh ini buncek merupakan tempat sharing asik para pencari ilmu,
untuk ketuntasan belajarnya tetap harus didapatkan dari sumber ilmunya yang
valid.
Justru banyak hal-hal kecil yang
bisa kita peroleh di kelas ini seperti melatih konsistensi, menajemen waktu,
kemudian menemukan teman-teman yang satu frekuensi, interest dan satu passion.
Jadi banyak hal lain yang kecil namun justru memberikan dampak yang besar untuk
perubahan diri. Mengenai keilmuannya kita bisa belajar lebih tuntas lagi dari
ahlinya. Jadi bekal terpenting untuk kita semua adalah kesehatan, menyiapkan diri dalam manajemen waktu yang baik dan belajar untuk konsisten dan penuh semangat meraih manfaat.
Sejauh ini tetap seru dan kita selalu dibuat penasaran dengan
tantangan-tantangan selanjutnya.
Selamat berkonsisten!
Selamat Berpuasa!
Selamat meraih amal sholih!
Salam Bunda Cekatan!
No comments:
Post a Comment