March 30, 2019

Day 03- Our Saturday

Hari ini kami cukup padat dengan agenda di luar. Rencana bermain di rumah, terpaksa harus di skip dan diganti dengan ide spontan serta observasi yang kami lakukan pada Mahira.
Sebelumnya saya akan menyebutkan agenda kami hari ini.


  1. Kami pergi ke Pasar Comal untuk membeli buah dan juga makan
  2. Kemudian kami  menjenguk anggota baru saudara kami. Baby Aurora yang sudah berusia satu bulan.
  3. Silaturahmi ke rumah Mbah Uyut-Mbah Uyutnya Mahira.
  4. Pergi ke Pekalongan diantaranya makan siang di SS
  5. Berburu Batik 
  6. Ke Masjid Agung Pekalongan
  7. Berbelanja di supermarket
Saat tiba di pasar, Mahira kami ajak berkunjung kesalah satu toko sepatu dengan niat spontan melakukan transaksi pembayaran dengan mengajarkan Mahira memilih dan mengambil keputusan. Sembari menunggu Mama saya berbelanja buah. Mahira dibantu ayah memilih calon sepatu yang akan dibelinya, ia pun memilih warna yang sedang gemar ia sebutkan berulang-ulang karena ia sedang belajar mengucapkan huruf 'R" yaitu merah.

Dengan antusias ia ingin menggunakan langsung sepatu tersebut sehingga hari ini pakaiannya berbenturan dengan warna sepatu yang dipilihnya. Sepatu yang ia kenakan sebelumnya ia tinggal di kendaraan dan fokus terhadap sepatu barunya. Saat ia tengah sibuk dengan sepatu barunya, saya menyusul Mama untuk membeli makanan khas Comal yaitu kue Apem sedangkan Ayah Mahira membantu Mama membawa buah-buahan yang dibelinya. Mahira menunggu kami di dalam mobil bersama Tante dan Omnya.

Perjalanan dilanjutkan menuju rumah sepupu Mamaku yang satu bulan lalu baru saja melahirkan. Bayinya bernama Aurora. Aurora nampak seperti bayi laki-laki yang begitu tampan dan adorable. Saat berkunjung ia shake hand dan langsung berbaur menuju tempat Aurora yang sedang tidur.

Ia meminta izin kepadaku untuk mencium Aurora. Dengan wajahnya yang masih kecil, ia bersikap layaknya orang dewasa. 

"Ibuk, Hiya mau cium adek."
"Hiya sayang adek, boleh angkat?"

Iapun merengek meminta saya menggendongnya, kemudian saya menolaknya dengan baik. 
Mahira kembali berulang meminta baby diangkat, katanya dia bisa melakukannya. Dengan wajah seriusnya dia membetulkan posisi kepada adek bayi yang miring, dilanjut membetulkan posisi kaki adek bayi yang katanya tidak lurus. Sontak kami tertawa karena sikapnya begitu penuh perhatian dan kasih sayang. Tanpa ragu, iapun mengechek keseluruhan tubuh adek yang terbuka dan menemukan ruam di dekat siku, Iapun bersikeras menyampaikan pada saya,

"Ibu, adek digigit nyamut. Kasih obat." Ucapnya dengan mimik wajah yang begitu sedih.
Masyaallah tabarakallah. Hati saya seketika terenyuh namun disisi lain ia begitu sangat protect sehingga saya takut sikapnya berlebihan. Sesekali ia katakan kepada saya.

"Hiya gemeeess." Dengan tangan yang pura-pura melakukan cubitan pada baby. Tentu saya sangat takut sekali, Mahira bisa membuat bekas dikulit bayi. Namun ia hanya berpura-pura saja alias ekspresif gemes. 

Saya belajar memberikan kepercayaan kepada Mahira saat bersama baby Aurora, berkali-kali saya mengatakan. Pelam-pelan, perlakukan adek dengan baik dan lembut karena kulitnya begitu sensitif. Iapun bilang dengan tegas, "Iyaaaa." Masyaallah tabarakallah.
Entah dia paham tau tidak saya sangat bersyukur ia mampu mengendalikan dirinya dan beradaptasi dengan baik terhadap keadaan baru yang dilihatnya.

Lepas menjenguk adek kami berkunjung kerumah Mbah Uyutnya Mahira, maklum Mamaku punya bulek dan Paklik yang cukup banyak, sehingga Mahira memiliki banyak Mbah Uyut. Mahira cukup mudah beradaptasi dengan di awali sikap malu-malu. Selepas itu ia bisa membaur mengikuti suasana setelah beberapa kali diajak berbincang dengan mbah buyutnya dan diiming-imingi mainan. 

Dengan sopan ia izin kepadaku untuk memainkan sepeda milik cucunya Mbah. Saat pulang iapun mengembalikan mainan tersebut ke tempatnya semula dan mengucapkan terimakasih. Masyaallah.
Saya sangat bersyukur melihat kepuduliannya untuk tidak sembarangan terhadap barang milik orang lain, ia begitu berhati-hati memainkannya. Seperti ia berhati-hati pada adik bayi. Mungkin karena tadi pegang bayi dan sekarang pegang mainan jadi masih terbawa suasana. 

Di Pekalongan

Kami makan siang di SS, makan siang yang cukup terlambat karena sudah pukul 16.00. Saat menunggu pesanan, Mahira seperti biasa look around. Ia tidak melewatkan melihat rak sepatu, dinding-dinding yang ada di SS dan juga orang sekitar.Ia memperhatikan dengan baik sehingga orang kembali memberikannya perhatian. Dengan sikapnya itu, ia berkenalan dengan sesama pengunjung. Kebetulan ada banyak pengunjung saat itu yang satu ruangan dengan tempat kami makan di lesehan yang no smoking area. Ia bersalaman dengan balita yang usianya lebih muda dari Mahira, Mahira mencoba meminjamkan mainan hadiah kinder joy yang dipegangnya sedari di mobil. Iapun beberapa kali di sapa orang karena sikapnya tersebut.

Saat melihat dinding, ia berkata.
"Ibu.. itu cabe. Pedes." 
"Ibu. Siiippp!" Sembari ia memperagakan gaya cabe yang persis seperti di dinding. 
Iapun ingin meminjam kacamata Utinya agar persis seperti mr. Huh Hah tersebut. Masyaallah.
Sontak kami tertawa dan beberapa pandang mata juga turut tertawa.

Sepulang dari SS, kami berburu batik disentono. Sejak Ayah pindah kerja di Pemprov pakaian yang sering ia kenakan adalah batik, jadi kami mencari batik untuk ayah. Om juga mencari batik, begitupula tante, saya dan Mahira. Ia turut berburu mencari mana yang cocok untuknya. Dengan polosnya ia mengikuti tantenya yang sesekali meminta pendapat atas pilihannya tersebut kepada saya.
Tanpa sadar Mahira juga copying sikap tersebut.

"Om tanya! Bagus ndak?" Sambil ia membawa dua buah batik yang dipilihkan oleh saya. 

Lucu sekali, sikapnya seperti orang dewasa saat berbelanja, sontak membuat penjualnya tertawa geli. Begitupula kami. Masyaallah.. IApun menjatuhkan pilihan yang dipilihkan oleh Omnya. Mahira begitu bersemangat menenteng hasil buruannya hari ini dengan wajah yang begitu happy. 

Menjelang sholat magrib kami pergi ke Masjid dan berbelanja di supermarket. Banyak hal yang Mahira tunjukkan. Namun yang saya sampaikan adalah kami bermain hide and shake. Kami suka sekali mengunakan etalase pakaian untuk bersembunyi dan saling mencari. Kegiatan ini begitu seru. Sambil menemani Om berbelanja baju kerja, saya mengkondisikan Mahira untuk tetap berbinar dan happy barangkali agenda hari ini begitu membuatnya bosan. Namun alhamdulillah, ia begitu semangat melakukan banyak hal. Bahkan mencoba menyebutkan berbagai macam wearing dan mencoba beberapa hal serta berpose layaknya endorse. Masyaallah...

Hari ini saya cukup lelah karena banyak agenda dan menemani keaktifannya dalam segala hal. Semoga Allah ridho dan terus menjaga kesehatan kami semua serta membuat Mahira tumbuh menjadi anak yang cerdas, sholiha dengan penuh potensi bahasa bakat yang positif. Amin.

Note:
  • Agenda terencana
  • Melibatkan Mahira dengan berbagai kegiatan dan mengobservasi potensi kekuatan bakatnya.
  • Bahasa bakat hasil observasi: Achiever, Adaptability, Belief,Command, Communication, Deliberative.
Keterangan potensi kekuatan anak: 
  1. Achiever,
  2. Adaptability, 
  3. Belief,
  4. Command,
  5. Communication, 
  6. Deliberative.



#Day03
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

No comments:

Post a Comment