May 7, 2019

Day 13-Rezeki itu tidak selalu uang

#Day 13
Rezeki Tidak Selalu Uang
Kejadian hari ini yang dijadikan cerita dengan tujuan pengenalan konsep rezeki part 2

Hari ini sebelum tarawih, Mahira bermain Puzzlim bersama Mbah dan Ayah. Ibu mencuci piring kotor makan buka. Sesempat saya membuka obrolan kepada Mahira mengenai mainannya tersebut ada orang yang berjasa membuat dan menjualnya untuk para konsumen. Kemudian penjual itu mendapat uang. Namun nampaknya obrolan saya mengenai pengenalan sumber pendapatan kurang di respon Mahira mengingat ia begitu antusias bermain bersama mbah dan Ayah.

Menjelang pukul 18.30 kami bersiap ke Masjid lagi untuk sholat isya dan tarawih. Ia merengek berkali-kali untuk membawa snack yg ada di toples kecilnya.

"Ibu, Hiya bawa ini boleh?" tanyanya

"Tidak sayang. Ntt kotor lantai Masjid karena crakersnya." Jawab saya menolak.

"Kalau bawa ini boleh?" ia mengambil sereal bergambar beruang itu sebagai opti lain.

Saya pun kembali menolaknya. Iapun menuruti karena tidak mendapat izin dari saya. Lalu kami pergi menuju Masjid.

Di Masjid, saya selalu memilih tempat yang kiranya save untuk Mahira. Save dan juga nampaknya PW untuk Mahira menurut penilaian saya.

Shaf terakhir bersama anak-anak SD yang mana mereka sholatnya bolong-bolong. Bukan tanpa alasan, namun Mahira lebih termonitor oleh banyak orang. Iapun cepat membaur dengan teman yang usianya jauh daripadanya.

Pada rakaat ke 6 jelang rakaat ke tujuh shalat tarawih. Mahira menarik-narik mukena saya dan bilang

"Laper..Makan Ibu."

Tak bisa saya pungkiri, dia memang cukup kuat makan walaupun badannya kecil. Sebelum ke Masjid ia sudah makan nasi sayur, kolak, buah dan minum. Tapi nampaknya aktivitas sholat membuatnya lapar.

Kejutan terjadi ketika anak SD tersebut, salah satunya namanya Dea melakukan percakapan dengan Mahira. Jelas sekali terdengar dan iapun membelikan jajan untuk Mahira.

"Mahira sini aja. Ibu lagi sholat." ucapnya terdengar.

Sayapun kembali mencoba fokus karena Mahira duduk tenang. Lepas saya salam, ia baru meminta izin, apakah boleh menerima jajan tersebut?

Saya meminta untuk mengganti biskuit yang barusan Dea beli di toko depan Masjid. Tapi ia menolaknya. Ia bilang saya memang beli untuk Mahira dan Akela. Ia begitu nampak sayang kepada Mahira dan Akela yang sedang duduk di atas sajadahnya.

Bagi saya ini rezeki luar biasa, Mahira biasanya sangat sulit terkendali alias harus makan segera jika sudah lapar. Hihi..
Saya sangat menyesal tadi tidak membawa snack yang ia minta bawa waktu di rumah. Tapi Allah ganti dengan rizki untuk Mahira melalui Dea.

Terimakasih Ka Dea, Ucap Mahira lirih dan malu-malu. Iapun menikmati crakersnya dengan lahap. Plastik bungkusnya ia masukkan kedalam tempat sampah yang ada di ujung teras Masjid. Sekalipun beberapa anak lain membuang sampah mak berrr di lantai Masjid. Alhamdulillah Mahira tetap menyadari sesuai valuenya.
Masyaallah.

Rizki tidak selalu berupa Uang Mahira, kesehatan, kebaikan orang lain, teman yang baik, keselamatan, bahkan rasa sakit yang kita terima bisa jadi rezeki karena artinya Allah memberi kesempatan untuk menggugurkan dosa-dosa kita melaluinya. Masyaallah...



#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8 
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari 
#CerdasFinansial

No comments:

Post a Comment