December 3, 2018

Day05-Experience and a great data visualization




Day05- Experience and a great data visualization 

Saat Fan di rumah sedang digunakan, tiba-tiba saja fannya stop. Mahira bilang jika kipas mati dan harus di bersihi. Padahal kipas tentu sudah Ibu bersihkan sebelum terlihat kotor. Saya sendiri berpikir kipas tersebut rusak dan perlu di perbaiki ke tukang reparasi.

Mahira terus saja bilang, "Ayah tipas mati." (Ayah Kipas Mati) padahal saat itu Ayah masih di kantor.

"Tunggu Ayah pulang ya, biar nanti di chek Ayah." Jawab saya memberi pengertian ke Mahira.

Mahira sibuk bermain, ia sedang senang bersenandung. Berbicara sendiri dan sesekali mengajak saya seolah menyetujui percakapannya. Banyak kosakata baru yang ia sudah dapat aplikasikan pada kondisi yang tepat. Seperti kata jijik, licin, basah, tumpah, copot, dan juga sebab akibat seperti mobil di cuci agar bersih, lantai di sapu agar bersih dsb.

Saya bisa memahami bahwa ingatan Mahira cukup kuat saat saya menyampaikan dengan verbal di ikuti tauladan yang bisa ia rekam dengan visualnya. Beda resultnya saat saya bilang lantai di sapu agar bersih, tanpa ada experience yang ia lakukan atau visualisasi yang ia dapatkan.

Kemampuannya memahami sebab akibat sederhana berawal dari kebiasaan yang ia lihat setiap hari. Dekat rumah kami adalah tempat pencucian mobil, setiap saya berbelanja. Mahira selalu ikut dan melewati tempat tersebut.

Awalnya ia hanya bertanya,"Kenapa tobing di cuci?"

Saya menjawabnya agar mobil bersih.

Sejak saat itu repeat dimulai, ia mempertanyakan hal yang sama hingga pada hari berikutnya ia bilang,

"Ibu, tobing dicuci biar bersih."

Pada hari berikutnya kemampuan ia memahami sebab akibat semakin meningkat, ia pertama kalinya meminta mandi segera agar bersih dan wangi.
Kemudian ia juga selalu bilang "Ibu cuci baju Hiya bersih." (Ibu mencuci baju Mahira supaya bersih).

Pada kesempatan lain saat dia akan bermain air, ia bilang untuk mencuci mainannya agar bersih. Kosakata seperti lap, kering, bersihin dulu, tidak pernah saya ajarkan namun ia dapat mengatakannya dengan tidak terduga. Masyaallah.
Saya semakin yakin, jika modalitas Mahira memang masih kuat dengan ketiganya. Gaya belajar satu dengan yang lainnya saling menunjang kemampuannya dalam memahami peristiwa, sebab akibat.

Hingga saat hari ini kipas rusak, ia juga memahami untuk di bersihkan terlebih dahulu karena ia biasa melihat say amembersihkan kipas angin. Kemudian saya mengajaknya berdialog, bahwa semua kipas yang di bongkar tidka selalu untuk di bersihkan. Mahira terus saja melihat saya, sampai Ayahnya tiba dan mencoba membetulkan kipasnya. Ia masih sibuk memperhatikan, apa itu dibetulkan? Rasa penasarannya muncul begitu kuat.

Ia mulai merekam experiencenya dengan panca indera dan mencoba memahami peristiwa baru yang ada di depannya.

"Tipas rusak ya ibuk?"
(Kipasnya rusak ya bu?)

Kamipun terkekeh mendapati Mahira bertanya seperti layaknya orang dewasa. Masyaallah tabarakallah. Semoga Mahira terus tumbuh dengan baik dan memahami berbagai keadaan dengan sabar yang baik. Amiin..





#harike5
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIP

No comments:

Post a Comment