January 18, 2019

DAY 09- Read aloud and ask question



“Reading aloud is both educational and social, so there are layers of value there,” says Dr. Carlsson-Paige


Terlepas dari manfaat lain membacakan buku dengan lantang seperti yang dikemukakan oleh Carlsson. Saya pribadi menyakini bahwa read aloud sangat efektif untuk dilakukan ketika kita membacakan buku pada anak. Read aloud bisa dijadikan sebagai bentuk penetrasi kosakata dan juga pesan moral saat membacakan cerita dalam buku.

Pada umumnya usia toddler belum memiliki fokus yang baik, jadi sebagai patner membacakan buku saya dan suami saling mengevaluasi video kami saat membacakan buku untuk Mahira. Menghindarkan kemungkinan ia jenuh atau bosan, kita sebagai patner membaca harus menemukan cara yang pas untuk menyampaikan.

Banyak hal yang kami diskusikan terkait bagaimana kita menyampaikan isi buku yang akan dibaca Mahira agar mudah dipahami olehnya dan cara apa sehingga tidak membosankan.

1. Read aloud, bukan seperti membaca undang-undang juga sih. Namun membaca dengan suara keras yang sesuai untuk telinganya. Sehingga ia memberikan attention terhadap sumber suara. Read aloud ini didukung oleh beberapa poin penting seperti: 
- Kejelasan ucapan
- Lafal
- Intonasi
Tiga poin pendukung tersebut sangatlah penting. Seperti contoh, hari ini Saya pilihkan buku untuk Mahira. 

Buku: AKU BERANI BERTERIMA KASIH (Seri Sahabat Si Koksi)
Penulis: Ade Yulia
Ilustrator: Rina Afazrina
Penerbit: Pustaka RMA

Sebelumnya Mahira sudah pernah dibacakan buku judul lain dengan seri yang sama. Saat saya dan suami diskusi untuk evaluasi ternyata masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam membacakan buku. Kami membuat interaksi lebih dalam lagi, agar Mahira tetap asyik saat mendengarkan. Bahkan kami menyampaikan dengan bahasa kami sendiri, jika teks book terlalu sulit untuk Mahira pahami. 
Dr. Carlsson-Paige juga menambahkan,
“If you over-focus on letters and sounds at the expense of the story, children aren’t as likely to become good readers,” 

“If you’re a good reader, you read fast—you’re not looking at every letter, you’re reading for meaning, which is what fuels the reading process.” 

Over focus on letters and sound tersebut saya garis bawahi. Dan salah satunya adalah menciptakan reading process yang bagus. Agar pesan pada buku bisa tersampaikan dengan baik. Kami menggunakan tatapan mata,  sikap tubuh sehingga pendengar merasa terlibat langsung dalam cerita yang dibacakan. 

2. Asking Question, sebagai bentuk interaksi lain agar Mahira terlibat dalam proses membacakan buku. Kami sering kali menanyakan terkait tokoh, cerita, kosa akta atau apapun yang menjadi tujuan penyampaian buku. Misal saja dalam buku ini saya menanyakan. 

"Mana ya Ura?" 
"Ura kenapa ya?"
"Warna bulu Ura apa ya?"

dan banyak lagi pertanyaan yang diajukan dengan tepat sebagai bagian dari interaksi. Mahira suka sekali, jika saat membacakan ia terlibat dalam retelling the book. Tujuan dari asking question ini juga agar Mahira paham mengenai konten, cerita, nama tokoh dan pesan moral yang di sampaikan buku. 

Kebetulannya dalam buku Seri Sahabat Koksi ini, tiap buku ada pertanyaan interaktif yang membuat kegiatan buku menjadi semakin mengasyikkan. Anak-anak akan belajar banyak mengenai kosakata baru dan juga keseruan searching objek yang disarankan untuk dicari.







#Day09
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst


No comments:

Post a Comment