April 2, 2019

Day 06- Mahira Menjadi Penjual Telur dan Tahu

Hari ini sangat cerah, mood yang asyik untuk belajar dan melakukan kegiatan apapun. Baik di dalam rumah ataupun di luar rumah. Namun pada hari keenam kali ini, saya memutuskan untuk mengajak Mahira bermain pretend play seru dengan tools yang kami miliki di rumah.

Qadarullah uang mainan Mahira sobek banyak karena digunakan untuk eksperimen kala itu, akhirnya Ayah membeli uang mainan baru dengan size yang lebih kecil. Mahira sangat senang melihat uang mainan itu karena ia paham bahwa uang digunakan untuk membayar.

Ia sering kali saya libatkan dalam transaksi jual beli, karena untuk mengajarinya memahami bahwa tiap barang yang kita inginkan harus dibeli dengan uang yang jumlahnya senilai. Jadi di usianya yang sangat dini saya tak ragu memperkenalkan nominal uang padanya, mengajarinya menabung dan menjelaskan apa saja terkait jual beli. Seperti percakapan natural saja, entah dia paham atau tidak saya hanya menyampaikan.

Contoh:
Saat ini mengambil kotak susu di etalase toko, maka saya akan mengarahkannya ke kasir, "Mahira ini harganya lima ribu, serahkan uang lima ribu ini ke kasir nanti Mahira baru bisa memiliki susu kotak yang di ambil."

Lambat laun ia paham, bahwa tiap transaksi jual beli itu ada alat tukar, ada kegiatan membayar dan dia lambat laun memahami fungsi uang. Tentunya dengan pemahaman seusianya.

Pada pretend play kali ini, dia berperan sebagai penjual tahu dan telur. Kebetulan ia memiliki bongkar pasang abjad yang berbentuk kotak berwarna putih seperti tahu. Ia mengimajinasikan itu seperti tahu, sama persis seperti yang dulu saya lakukan waktu kecil. Ia juga memiliki mainan replika telur yang tentunya dari bahan yang aman. Kedua mainan itu ia gunakan sebagai bahan untuk berjualan.

Alat-alat yang digunakan ia meminta semua perlengkapan real, dari  wajan, sodet, pencapit dan baskom. Ia menggunakan kursi kecil sebagai pengganti kompor. Tepat sekali, ia tidak mau menggunakan mainan masak-masakannya, mungkin akan memiliki taste berbeda jika semua menggunakan perlengkapan yang sama seperti yang biasa saya pakai di dapur. Make it's real :)
Bahkan ia berlaku layaknya penjual telur sungguhan yang memperlakukan telur dengan careful. Masyaallah...

Saat saya dan ayahnya berperan sebagai pembeli, ia mengembalikan uang yang kami berikan. Katanya, " Gratis aja."
Masyaallah...

Kami seketika tertawa, karena tiap dibayar ia mengembalikannya lagi. Namun ia tetap memberikan pesanan kami dengan senyum manisnya. Masyaallah. Pretend Play kali ia berperan dengan begitu baiknya seperti penjual sungguhan, ia mengatur semua barang-barang sesuai keinginanya.

Dari kegiatan ini kami juga mengajarkan Mahira dalam menggunakan beberapa alat, seperti pencapit. Kemudian memperkenalkan Mahira alat-alat dapur seperti wajan, sodet, baskom, dll. Ia begitu senang sekali. Matanya berbinar, mulutnya hampir terus melakukan komunikasi. Sesekali ia berteriak seperti pedagang sate keliling, namun di ganti dengan kata, "Teluuuuurrr....Teluuuurrr..."

Masyaallah tabarakallah...

#Day06
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

No comments:

Post a Comment