DAY11 -TantanganGameLevel1
*Komunikasi dengan Anak*
Dengan
kekuatan bulan, saya sudah mencoba untuk membuat anak saya Mahira kembali minat
menelan bulir-bulir nasi. Namun sudah dua hari ini, ia enggan untuk makan. Saya
coba turun tekstur dengan makanan yang agak lunakpun ia masih tidak bergeming.
“Suasana
sayang.” Celetuk suami saya di tengah hamparan harap agar Mahira mau menelan
supnya siang tadi pun beberapa makanan lain yang ia abaikan.
Belum
selesai membersamai Mahira hingga berhasil satu suap saja nasi masuk ke dalam
perutnya, suami harus segera menuju kantor terkait pekerjaan mendadak dari
atasannya.
Berpasrah
terhadap kehendakNya untuk menghadapi Mahira sendirian di saat tenaga juga sedang
kurang prima. Saya coba dengan beberapa kaidah yang biasanya berlangsung dengan
baik namun nampaknya selera makan Mahira tidak bisa di-KomProd-kan. Otak rasanya
ditekan terlalu berat jika berkaitan dengan selera makan anak yang menghilang.
Ahaaaaa!!!
Muncullah ide yang saya sebut sebagai cheat.
Saya
tontonkan Mahira bermacam-macam makanan yang menggiyurkan via laptop, dengan
harapan ia pun menginginkan makan. MasyaAllah.. semoga bukan keputusan yang
salah karena membuat saya sendiri yang kembali terasa lapar. Haha..
“Buk!!
oti! Oti buk!” ucapnya sambil terus menunjuk gambar Roti di Laptop yang baru
dikeluarkan dari Oven.
Yeeeeeeesssss!! Ucap saya happy. Kemudian
saya bergegas menggunakan hijab dan mengenakan Mahira khimar dan sepatu. Langkah
kaki yang kurang prima kalah dengan keinginan melihat sang anak makan. Tidak ada
roti di rumah jadi kami harus membelinya terlebih dulu. Kami menuju toko Donat
Madu Cihanjuang di sebrang jalan tempat tinggal kami.
Dari
jauh sudah bisa terlihat etalase bening dengan jejeran donat aneka rasa yang
tertata dengan rapi. Saat mendekat tampilannya akan lebih menggugah selera,
sayup-sayup aroma khas donat terhirup hingga membuat sempurna rasa lapar. Mata
Mahira terperangah melihat banyak donat di depan matanya.
“Mahira
pilih yang mana sayang?” tawar saya basa-basi.
Mahira
menunjuk donat dengan toping choconut dan saya menambahi beberapa donat lagi. Pilihan
saya jatuh pada rasa tiramisu, vanilla oreo dan coklat. Diantara banyak rasa
lain yang membingungkan pembeli. Belum tiba di rumah, ia begitu ingin segera
menelan donat pilihannya. Maka saya memilih duduk sebentar di bagian dekat toko
dan Mahira menghabiskan satu donatnya dengan lahap. Alhamdulillah…
Sisa-sisa
coklatnya memenuhi mulut bagian atas hingga terbentuk seperti kumis. Saya biarkan
itu sebagai bagian yang lucu dan tetiba Mahira berteriak
“Ayaaaaaahhh!!”
ucapnya sambil menunjuk seorang Pria.
Dengan
santainya saya berkata, “Ayah kan di kantor Mahira. Nanti ya tunggu sebentar
lagi.”
“Ayah!
Ayah! Ayah!” Kakinya semakin menjejak, bola matanya semakin membulat
Terpaksa
mata saya arahkan kepada pria yang di maksud Mahira adalah Ayah. Ternyata betul
itu Ayahnya. Haha.. yang juga berencana membeli jajan untuk Mahira.
MasyaAllah.. Ohh beneran Ayah ya.. Aku
terkekeh sendiri dan beberapa pasang mata memperhatikan kami.
“Bagaimana
bisa Ayah Mahira tahu kami disini?” Tanya saya hingga mungkin terdengar
beberapa orang.
Ia
hanya tersenyum dan bilang. “Ayah bawa sesuatu” dan kami berlalu pergi kembali
ke rumah. Mahira masih asyik dengan donatnya.
“Sesuatu
itu apa?” ucap saya penasaran.
(InsyaAllah
dilanjut kapan-kapan ya sesuatunya. Jemari ingin menulis, namun raga harus segera
istirahat)
#hari11
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
Ahh jadi ikutan lapar bund... 😂
ReplyDeleteJadi ingin makan donat kak wkwk
ReplyDelete