September 4, 2018

NEW ALENIA (Part 1: Letakkan Handphonemu!)






"Salah satu bentuk hormat yang paling tulus adalah benar-benar mendengarkan orang lain.”

__ Bryant H. Me Gill



Seperti menjadi Alenia Baru bagi saya, menulis dalam sebuah blog. Kiranya bisa diambil hikmah bagi pembaca dan tempat ini menjadi ruang yang saya sebut sebagai Dapur Kata Ibu Mahira (tempat saya belajar meramu aksara).

Setelah The Best Plan dari Allah dapat saya lalui kini telah menjadi keputusan saya dalam memenggal status Ayah LDR untuk Mahira. Tanggal 9 Agustus menjadi hari bersejarah bagi kami, melewati rangkaian jalan panjang yang saat kita melintasinya, kita harus membayar. Tak apa membayar, tidak ada harga setara dengan kebahagiaan saat kita bersama. Tinggal dalam atap yang sama.

Dalam perjalanan ada sedih yang saya hempaskan begitu keras, mengedepankan logika untuk dapat melangkah dengan pasti. Sekalipun masih terasa berat jika semua detailnya teringat.

Hari cukup terik, matahari mulai meninggi dan bergerak ke arah Barat. Saya menurunkan sun visor mobil untuk menghalau sinar yang perlahan mengganggu pandang. Suami saya masih menyetir mobil dengan serius seraya menikmati pemandangan tol Palimanan yang begitu sepi kala itu. Mahira anak saya tidur dalam pangkuan, mungkin saya ini adalah car seat ternyaman dan termahal yang Mahira miliki.

Teringat jika hari itu adalah deadline untuk mengumpulkan sinopsis kelas lanjutan cernak di Pejuang Literasi. Tangan saya perlahan merogoh tas yang saya letakkan dibagian kursi belakang. Suami saya melirik sebentar sambil tersenyum, saya juga tahu ,di tengah fokusnya ia juga memperhatikan saya.

“ Pasti nyari HP” tebaknya.

“Sayang..aku diizinkan bikin outline ya? Karena ada DL hari ini.” Pinta saya padanya dengan penuh harap.

Kami memang mengadakan perjanjian, saat kita bersama sebisa mungkin jangan ada yang mengoperasikan HP. Apalagi saat perjalanan. Seperti perjanjian Linggar jati yang begitu menguntungkan pihak Belanda. Terkadang saya sering ingkar. Jadi sudah tahu ya siapakah pihak Belanda tersebut? Haha...

“Kamu sudah nggak sedih lagi sayang?” Suami saya mencoba membuka percakapan, mumpung jalan begitu senggang. Tingkat fokus dan akomodasi mata tidak sedang ekstra.

“Nggaklah.. aku kan ada DL” jawab saya mengingatkan kembali terkait izin tadi.

“Kamu bisa mengerjakan di mobil? Nanti ajalah kalau sampai rumah.” Tawarnya meragukan kemampuan saya.

Tanpa pikir panjang saya tidak menjawab lagi percakapan tersebut dan membuat suami saya melirik kembali saya dengan wajah tanpa senyum.

“10 menit ya? Aku mau ditemani” Celetuknya lagi

Seketika itu saya merasa bahwa saya lah yang membutuhkan fokus dan akomodasi mata sangat ekstra dari pada suami saya yang sedang nyetir.

10 menit berlalu...

Setelah saya selesai membuat outline dan menyetorkannya kepada PJ. Saya kembali diingatkan oleh Suami untuk meletakkan Hpnya kembali dan fokus menikmati jalan panjang menuju Ibu Kota. Wajahnya sumringah, ngguyu-nguyu terus. Saya juga senang dengan pemandangan di samping saya (baca; melihat suami saya senyum-senyum). Mungkin beginilah seharusnya perjanjian berlangsung. Kedua belah pihak sama-sama bahagia.

Saat LDR saya biasa terbebas menggunakan HP kapanpun, namun dalam alenia baru ini saya belajar menghormati pasangan, menghidupkan quality time dan menjalankan perjanjian. Sekalipun tidak mudah, saya merasa berhasil memanfaatkan 10 menit tersebut untuk profesionalitas saya saat itu. Walaupun saya harus resend outline yang lebih baik lagi di esok harinya, namun setidaknya saya sudah berusaha menyelesaikan tugas sesuai DL.

Alenia baru membuat saya juga belajar memahami orang lain dan mendengarkan, sekalipun itu hal sepele menurut saya namun bisa jadi itu hal besar yang sedang diinginkan pasangan. Dalam batin saya sempat terkekeh sambil berkata: Nyetir aja minta ditemenin.

“Sayang, terimakasih ya sudah nemenin nyetir tanpa main HP. Waktu itu aku ngantuk banget. Jadi aku butuh kamu untuk mengingatkanku. Makanya aku suruh kamu jangan pakai HP dulu karena bisa saja menjadi bahaya.” Celetuknya saat kami sedang menikmati Soto Boyolali Pak Widodo ditemani gerimis yang menyambut kedatangan kami di Kalisari.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day 02
#My New Alenia



4 comments:

  1. Semangat menjalani babak baru mama Mahira. 😍✊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Bunda Kiya, doakan selalu yaa.. Salam Ogel-ogel. Hihi...

      Delete
  2. Wahh ini seperti diary namun bentuknya cerpen :D

    ReplyDelete