#Ibu Mahira berkisah mengenai: Rumah
#Hari 1
Mahira
hari ini Ibu akan berkisah mengenai Rumah. Rumah yang dalam bahasa Jawa adalah Omah atau Griya, dalam bahasa Arab adalah Bayt, dalam
bahasa Inggris adalah House.
“Inilah
rumah ….” Ucap saya mengarahkan tangan pada semua bagian ruangan, dengan maksud
menyeluruh.
“Nah..kalau
ini adalah gambar rumah.” Tunjuk saya pada layar Laptop yang menampilkan banyak
gambar rumah.
Rumah ini
memiliki banyak bagian Mahira, ada pondasi, dinding, pintu, jendela, atap yang
semua bagiannya memiliki fungsi masing-masing.
Pondasi
sebagai penopang bangunan yang memiliki peran sangat penting atas berdirinya
rumah, dinding merupakan pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya, pintu
sebagai akses keluar masuk kita menuju rumah dan ruangan lain, jendela sebagai
sirkulasi udara dan atap adalah pelindung kita dari hujan dan panas.
“Sekarang
kita lihat yuk! Masing-masing bagian rumah.” Seraya saya menunjukkan gambar dan
juga memperlihatkan ke Mahira bentuk aslinya. Mahira ikuti ya, saat Ibu sebut
bagian-bagian rumahnya.
“Dindit!”
Mahira menyebutkan Dinding
“Entu!”
Mahira menyebutkan Pintu
“Atap!”
Mahira menyebutkan Atap
Di dalam
rumah terdapat berbagai ruang. Lihat nak! ada ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur,
kamar mandi, dan dapur. Teras depan atau belakang, gudang rumah dan garasi juga
bagian dari rumah. Tiap rumah itu berbeda designnya, berbeda juga bagian
ruangannya. Sesuai selera pemilik rumah.
Untuk
membangun sebuah rumah banyak orang yang terlibat nak, banyak juga keilmuan
yang saling bersinergi. Masyaallah. Ada Arsitek membantu membuat perencanaan gambar
kerja yang akan digunakan sebagai pedoman pemilik, kontraktor dan tukang saat
membangun. Gambar-gambar yang diberikan arsitek meliputi desain denah rumah,
tampak depan, samping, belakang dengan detail, rencana atap, rencana fondasi,
rencana kusen, rencana saluran air, rencana saluran listrik dan sebagainya.
Ada juga kontraktor
yang membantu menerjemahkan gambar yang dibuat arsitek tersebut kepada pekerja
di lapangan, yaitu para tukang. Ibu pernah jadi mandor loh Mahira, saat membuat
Toilet untuk keluarga bulan lalu sebelum kita pindahan. Kata Eyang ini bisa dipakai untuk Mahira proses Toilet
Training nanti. Masyaallah.
Nah tugas Mandor sebagai
kepala tukang yang membawahi sejumlah tukang untuk membangun rumah dan tukang
sebagai pekerja atau yang pekerjaannya adalah membangun rumah atau bangunan.
Kelak Mahira
dewasa bisa banyak tahu bagaimana detail pekerjaan mereka yang dengan segala
kompetensinya dalam membangun sebuah rumah yang bagus untuk sang pemilik. Mereka
semua profesi jasa yang pahalanya luar biasa. Masyaallah.
Dalam
kisah ini, Ibu berpesan untuk Mahira, mengenai rumah atau tempat tinggal tidak
menjamin kebahagiaan suatu keluarga. Bukan yang rumahnya bagus yang bahagia,
bukan yang rumahnya besar yang bahagia. Tapi kebahagiaan itu ada di dalam diri
kita dii peroleh dari rasa syukur yang bagus dan besar. Jadi bagaimanapun
rumahnya yang lebih penting adalah bagaimana penghuninya.
Bersyukurlah
selalu dengan bagus dan besar ya nak..
Mahira
anak Ibu, kelak saat kau tumbuh dewasa ada sudut rumah yang menjadi favorit
kita untuk berkisah. Kelak saat kau tumbuh dewasa semua ruang menjadi repertoar
memori yang indah. Ada hari di mana kita akan selalu menikmati hujan bersama
dan berdoa dengan hati yang bahagia.
Perkenalkan
Mahira, ini namanya Rumah!
“Umah!”
Ucap Mahira dengan mata yang berbinar.
#Day01
#BundaBerkisah
#Pejuang Literasi
#onedayonepost
#ODOP_6
Rumah, mahira... Pakai Rrrrr...
ReplyDeleteWkwkwkw
Pinjemin Rrrrrr tuh tante. Umah Umah terus. Haha..
Delete