September 25, 2018

Mahira, ayo berdoa!




#Ibu Mahira berkisah mengenai: Hujan
#Hari 2

Mahira! Lihatlah! Apa yang Ibu dapat dari Ayah. Video mengenai proses turunnya hujan. Masyaallah..

“Ujan buk! Ujan buk! Itu Ujan!” Mahira dengan senang menunjuk layar gawai saya kemudian berlari ke arah jendela depan.

“No Ujan bu! Itu ujan, ini no ujan.” Dia coba mengechek keluar jika ternyata di luar sedang tidak hujan.

Beberapa kali hujan turun mengguyur Kalisari, kami selalu menikmatinya bersama. Biasanya kami berdua singgah di antara latai ruang depan dan teras. Duduk memandang hujan di celah tirai bamboo yang warnanya mulai memudar.

“Mahira, ayo berdoa.” Ucap saya mengajak Mahira berdoa.

Dengan cepat Mahira mengangkat tangannya, turut berdoa dengan khusyuk.

Allahumma shoyyiban naafi’aa
(Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)

“Aminnn.” Mahira mengakhiri doa ketika saya sudah selesai mengatakan naafi’aa.

Kemudian saya menyampaikan hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,


Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan. (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078).

Mahira, lanjut lagi yuk berdoanya. Ia begitu takzim merespon instruksi dari saya sesekali kerling matanya mengarah ke mulu saya yang sedang berdoa begitu panjangnya. Mahira mengangakat tangannya hingga saya selesai mengucap Amin. Saat selesai Mahira tersenyum dan kembali meneriakkan ujan buk! Ujan!.

Sesaat ingatan saya kembali pada video yang suami saya kirim, saya ingin berkisah mengenai bagaimana hujan turun ke bumi. Mahira, saat Mr. Sun menyinari bumi dengan sinarnya yang begitu panas.

“Nanas.” Mahira mengatakan panas.

Iya.. Panas saying bukan nanas. Nah.. energi dari Mr. Sun ini menyebabkan proses alam yang namanya penguapan atau evaporasi. Evaporasi itu proses perubahan molekul di dalam keadaan cair, contohnya air dengan spontan menjadi gas menjadi uap. Evaporasi berlangsung di lautan, sungai, danau dan sumber air lainnya bahkan dari tubuh kita, hewan dan juga tumbuhan.

Dari Proses itu maka dihasilkan uap-uap air. Karena masa jenis uap lebih ringan dari masa jenis udara disekitarnya maka uap-uap air itu akan naik pada ketinggian tertentu dan terjadilah proses kondensasi.

“Sasi buk!” Mahira mencoba menirukan saat saya mengatakan kondensasi.

Kondensasi itu pengembunan, yaitu pemadatan uap menjadi butiran embun. Kemudian butiran-butiran embun tersebut semakin banyak berkumpul memadat dan menjadi awan-awan kecil.

“Coba Mahira bilang Awaaaan.” Tutur saya mencontohkan.

“Awan” Mahira mengikuti dan masih menyimak saat saya berkisah.

Kemudian awan-awan kecil ini bergerak oleh angin kearah udara yang tekanannya lebih rendah. Semakin banyak awan-awan kecil yang berkumpul maka ia berubah warna menjadi semakin kelabu. Semakin berat karena awan jenuh dan terjadilah hujan.

“Ujan Ibuk! Ujan!” Mahira kembali berteriak hujan.

Iya sayang, Perkenalkan Mahira... Ini proses terjadinya hujan!

Saat hujan Mahira jangan lupa berdoa ya? Doakan selalu Ayah dan Ibu dalam segala waktu terutama waktu-waktu yang di ijabah. Sekarang Mahira nyanyi yuk sama Ibu.

Allah makes the rain fall…
From clouds up in the sky…

“No buk! Ujan!” Mahira ingin sekali melihat hujan lagi.

“Rain itu hujan.” Jelas saya.

“Tuh di atas! Mung.” Dia bilang itu di atas ada Moon.

Saat saya mendongak, mengintip langit dari jendela. Nampak bulan yang begitu indah, di hiasi bintang malam langit Kalisari pada malam hari yang begitu cerah. Masyaallah.

#Day02
#BundaBerkisah
#PejuangLiterasi
#onedayoneposting
#ODOP_6











2 comments: