DAY07
-TantanganGameLevel1
*Komunikasi dengan
Anak*
Dalam keluarga saya, sudah tidak
menjadi asing untuk mengucapkan kata Terimakasih, sekalipun sekedar menerima bantuan kecil. Mungkin dalam
sehari, sering sekali baik saya, mama atau adik saya sekedar saling
berterimakasih.
Terimakasih merupakan ungkapan sederhana yang mengandung makna
yang amat mendalam terlebih dalam sebuah komunikasi. Sehingga hal tersebut juga
saya adopsi ke keluarga kecil kami. Mahira sedini mungkin saya ajarkan
mengucapkan kata itu, semua hal sekecil apapun bantuan, think yang diterimanya
harus dibalas dengan terimakasih. Suami saya sendiri juga mengadopsi kata
tersebut dalam kesehariannya. Entah dalam sehari, berapakali ia mengucapkan
terimakasih kepada saya.
Hari ini Mahira begitu banyak memanggil Ayah, hingga Ayah begitu
berat sekali meninggalkan Mahira ke kantor. Ayah selalu sedia menemani Mahira
bermain, dari bermain sepeda, mengambilkan minum, mengenakan khimar dan banyak
sekali kegiatan yang membuat Mahira menerima bantuan Ayahnya.
“Mahira..peluk Ayah dan bilang terimakasih ya..” Ucap saya siang
tadi saat Ayah sudah membantu Mahira mengambilkan air minum dari botol.
Saat Mahira sudah melakukannya, Ayahpun ingin Mahira memeluk Ibu
dan bilang terimakasih. Mahira hari ini
sudah dibantu Ibu banyak hal dari Mandi, Ibu masakin Mahira, menyisir rambut.
Begitu jelas Suami saya saat kami sudah selesai makan siang.
Alhamdulillah Mahira sudah terbiasa dengan itu, walaupun kami
harus sering mengingatkan dengan mengatakan baik-baik keinginan kami untuk
Mahira berterimakasih.
Teringat dahulu kala ia belum bisa mengucap terimakasih, kami
membantunya dengan bahasa isyarat yaitu membungkukkan badannya ke depan seperti
orang Jepang. Hehe… Mahira dalam sehari bisa membungkukkan badannya hingga
beberapa kali, itu artinya ia berterimakasih. MasyaAllah…
Hari ini kami melakukan komunikasi produktif dengan memberikan
informasi yang jelas dan juga keinginan kami kepada Mahira dan Mahira dapat
melakukannya. Alhamdulillah.
*Komunikasi dengan
Pasangan*
Hari ini suami sayapun mengatakan terimakasih dengan begitu spesial.
Ia selalu bilang terimakasih saat tiba di rumah dan saya membukakan pintu,
melihat saya memasak (misal belum selesai) iapun berterimakasih dan seperti
menjadi wajib baginya setelah selesai makan siang ia selalu bilang
“Sayang, terimakasih ya sudah masakkan kami makanan yang enak”
padahal menu yang saya masak itu selalu sederhana saja, namun kekuatan
terimakasih suami membuat saya begitu merasa sangat dihargai.
Ada dua kaidah yang
saya gunakan dihari ini, yaitu Kaidah 7-38-55
dan Intensity of Eye Contact. Bagi saya
keduanya begitu sangat terkait. Lalu apa
sih kaidah tersebut?
Kaidah 7-38-55, Albert
Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan
sikap (feeling and attitude) aspek verbal (katakata) itu hanya 7% memberikan
dampak pada hasil komunikasi. Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil
komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Intensity of Eye Contact. Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati.
Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan
memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain,
dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur,
mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.
(Sumber: Ebook Materi
Komunikasi Produktif kelas Bunda Sayang Batch #4)
Suami saya sering
mengucapkan terimakasih karena mungkin tertular dengan hebatnya dari sikap saya
yang selalu mengatakan terimakasih. Misal saja saat bantuannya berlangsung saya
post di IG atau status dan tentunya langsung saya sampaikan. Supaya Suami juga
melihat ketulusan saya dalam mengucapkan terimakasih tersebut.
Malam tadi sebelum
semuanya terlelap dan saya menyelesaikan tulisan ini. Kami berbincang mengenai
banyak hal, dari pekerjaan kantor, kegiatan saya di rumah. Intinya evaluasi
sehari ini. Sat pillow talk, saya sampaikan terimakasih disertai kedua kaidah
tersebut. Tentunya dengan pemilihan diksi yang tepat.
“Sayang..terimakasih
ya sudah berkerja keras seharian ini untuk kami, semoga Allah meridhoi semua
upayamu dalam menafkahi kami, kamu semangat selalu ya..” ucap saya dengan
intonasi yang lembut sambil memeluknya.
Kemudian suami saya
membalas dengan kalimat yang panjang dan membuat saya haru.
“Sayang.. aku juga
terimakasih, kamu sudah menjaga Mahira, mengurusnya dengan baik, memasak untuk
aku, memilih menu untuk aku, mencuci dan menyetrika bajulku,……” beiau
mengucapkan terimakasih untuk semua hal yang saya lakukan dan dengan kaidah
diatas saya bisa merasakan ketulusan tersebut.
Saya menyadari betul, materi komunikasi produktif ini diletakkan
sebagai materi pertama dalam kelas Bunda Sayang. Karena fungsi dari komunikasi
produktif itu sendiri yang berdampak luar biasa. Ia seperti memiliki bagian
inti yang kuat dalam suatu hubungan yang baik. Dengan komunikasi yang baik,
semua hal didepan akan lebih mudah dilalui karena ini merupakan kunci.
Semua orang tentu sudah mengerti makna ucapan terima kasih,
sederhana namun banyak makna. Saya pribadi merasakan kekuatan yang mengikat antara
kedua pihak, baik yang memberi maupun yang menerima. Mengucapkan terima kasih dengan hati tulus akan membuat batin kita semakin peka dan
berkembang. Kita menjadi pribadi
yang selalu menanamkan moral yang baik, ucapan terimakasih juga lekat
dengan rasa syukur yang kita miliki terhadap semua hal yang kita terima.
Bagian tak terpisahkan dalam keseharian kita, maka saya ingin
menjadikan kebiasaan baik ini sebagai karakter dalam diri kita dengan cara
memberikan ucapan terimakasih yang tulus dan disampaikan dengan kaidah komunikasi
produktif.
#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day10
No comments:
Post a Comment