IGUNA ATAU BIAWAK?
DAY15
-TantanganGameLevel1
*Komunikasi dengan
Pasangan dan Anak*
Siang ini daerah tempat
tinggal kami diguyur hujan deras.
“Buk ujan buk! jan bu!”
seru Mahira mengajak saya keluar.
Aroma petrichor membuat
saya bergerak untuk mendekat ke teras. Memenuhi keinginan si kecil yang ingin
melihat hujan turun. Menikmati hujan bersama Mahira seraya kami menunggu Ayah
tiba di rumah untuk menghabiskan jam istirahat siang.
“Mahira ayoo berdoa!”
Ajak saya kepada si kecil.
"Allahumma
shoyyiban nafi'an"
Tangan Mahira menengadah
berdoa dan setelah selesai mengusapnya di wajah. Ia begitu menikmati suara
hujan yang turun. Setelah beberapa waktu, gerbang rumah terbuka, motor Ayah
terdengar mendekat ke arah teras.
“Ayaaaaahhh!! Itu Ayah
buk!” Serunya begitu gembira dengan senyum yang tak lepas dari pandangan ke
arah Ayah memarkir motor.
“Ayah apa?” Tanya Mahira
dengan maksud Ayah pakai apa?
“Itu namanya coat,
Mahira.” Jawab saya.
Ia masih tertegun
memandang Ayahnya menggunakan benda yang baru pernah ia lihat itu. Ayahnya
membalas senyumnya ambil melepas rain coat dan meletakkannya di atas motor.
Saat Ayahnya pulang dan
sudah mencuci tangan untuk mengambil alih tugas menjaga Mahira. Saya ke kamar
mandi untuk ambil wudu. Tiba-tiba Ayah Mahira,
“Astagfirullaaaah….”
Ucapnya dengan suara yang tak biasanya agak melengking.
“Kenapa mas?” Tanya saya
panik dan pikiran saya Mahira terpeleset atau bagaimana. Saya
hentikan kegiatan wudu dan berlari kecil ke arah suami dan anak saya berada.
“Buk!! Iguana buk!
Iguana!” Teriaknya memanggil saya.
“Mana Iguana?” Sesaat
saya melihat reptil tersebut melintas dan menuju arah selokan.
Masih belum bisa kami
percaya ada hewan sebesar itu melintas di depan teras rumah kami. Jelas itu
bukan Iguana melainkan biawak!!!
Saya sebetulnya panik
juga dan takut, apalagi ekspresi Mahira masih memegang dadanya dengan tangan,
itu artinya Mahira takut. Namun karena suami saya teriak Iguana dan setelah
saya lihat adalah biawak, saya justru terpingkal. MasyaAllah.. betapa lucunya
suami saya dengan sisa ekspresi wajah yang absurd.
Melihat saya terpingkal
Suami pun menjelaskan jika ia panik dan spontan menyebutkan Iguna. Namun saya
masih terus terkekeh hingga ia mungkin agak malu. Saya jelaskan jika saya tidak
mengejek melainkan hanya menganggap itu lucu. Diapun akhirnya ikut tertawa.
“Bagaimana ceritanya
Mas?” Tanya saya masih sedikit terkekeh.
“Jadi Mahira masih
nyanyi-nyanyi gitu di depan pintu sambil lihatin hujan, aku dari belakang tadi
kan cuci tangan. Lewatlah itu Iguna…..”
“Biawak!!”
“….iya Biawak lewat di
depan Mahira. Mahira langsung lari ke arah aku kan sambil ketakutan wajahnya
dan bilang “Yah! Atut! Atut!” sambil pegang dada kayak tadi itu” Jelas suami
saya. Saya pun segera memikirkan bagaimana agar takut itu dapat terkendali. Kemudian saya bertanya
ke Mahira,
“Mahira lihat apa tadi nak?”
“Mahira lihat apa tadi nak?”
Ia melihat Ayahnya
sebentar dan kembali memegang dadanya sambil bilang “Atut” yang berarti takut.
Akhirnya saya membuka google dan searching gambar biawak. Menunjukkan pada
Mahira jika itu tidak apa-apa hanya untuk mengendalikan emosinya dalam rasa
takut yang mungkin berlebihan.
“Tadi lihat ini ya”
Tunjuk saya pada layar gawai bergambar biawak.
Mahira mengangguk masih
sedikit takut, kemudian saya menatap Ayahnya untuk meminta agar dia juga
kooperatif dalam mengendalikan perasaan Ananda. Tanpa saya berkata, suami sudah
paham maksud saya dan ia turut membantu saya.
“Cobaa Mahira pegang,
tidak apa-apa, ini lihat Ayah juga pegang”
Mahirapun
tersenyum dan turut memegang gambar biawak tersebut tanpa rasa takut lagi. Tiba-tiba suami saya bilang:
"Bu! kayaknya itu buaya deh, piaran orang yang lepas."
dan seketika saya menjadi takut hingga sekarang ini.
#hari15
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
No comments:
Post a Comment