September 20, 2018

IGUANA ATAU BIAWAK?







 IGUNA ATAU BIAWAK?


DAY15 -TantanganGameLevel1
*Komunikasi dengan Pasangan dan Anak*

Siang ini daerah tempat tinggal kami diguyur hujan deras.

“Buk ujan buk! jan bu!” seru Mahira mengajak saya keluar.

Aroma petrichor membuat saya bergerak untuk mendekat ke teras. Memenuhi keinginan si kecil yang ingin melihat hujan turun. Menikmati hujan bersama Mahira seraya kami menunggu Ayah tiba di rumah untuk menghabiskan jam istirahat siang.

“Mahira ayoo berdoa!” Ajak saya kepada si kecil.

"Allahumma shoyyiban nafi'an"  

Tangan Mahira menengadah berdoa dan setelah selesai mengusapnya di wajah. Ia begitu menikmati suara hujan yang turun. Setelah beberapa waktu, gerbang rumah terbuka, motor Ayah terdengar mendekat ke arah teras.

“Ayaaaaahhh!! Itu Ayah buk!” Serunya begitu gembira dengan senyum yang tak lepas dari pandangan ke arah Ayah memarkir motor.

“Ayah apa?” Tanya Mahira dengan maksud Ayah pakai apa?

“Itu namanya coat, Mahira.” Jawab saya.

Ia masih tertegun memandang Ayahnya menggunakan benda yang baru pernah ia lihat itu. Ayahnya membalas senyumnya ambil melepas rain coat dan meletakkannya di atas motor.

Saat Ayahnya pulang dan sudah mencuci tangan untuk mengambil alih tugas menjaga Mahira. Saya ke kamar mandi untuk ambil wudu. Tiba-tiba Ayah Mahira,

“Astagfirullaaaah….” Ucapnya dengan suara yang tak biasanya agak melengking.

“Kenapa mas?” Tanya saya panik dan pikiran saya  Mahira terpeleset atau bagaimana. Saya hentikan kegiatan wudu dan berlari kecil ke arah suami dan anak saya berada.

“Buk!! Iguana buk! Iguana!” Teriaknya memanggil saya.

“Mana Iguana?” Sesaat saya melihat reptil tersebut melintas dan menuju arah selokan.

Masih belum bisa kami percaya ada hewan sebesar itu melintas di depan teras rumah kami. Jelas itu bukan Iguana melainkan biawak!!!
Saya sebetulnya panik juga dan takut, apalagi ekspresi Mahira masih memegang dadanya dengan tangan, itu artinya Mahira takut. Namun karena suami saya teriak Iguana dan setelah saya lihat adalah biawak, saya justru terpingkal. MasyaAllah.. betapa lucunya suami saya dengan sisa ekspresi wajah yang absurd.

Melihat saya terpingkal Suami pun menjelaskan jika ia panik dan spontan menyebutkan Iguna. Namun saya masih terus terkekeh hingga ia mungkin agak malu. Saya jelaskan jika saya tidak mengejek melainkan hanya menganggap itu lucu. Diapun akhirnya ikut tertawa.

“Bagaimana ceritanya Mas?” Tanya saya masih sedikit terkekeh.

“Jadi Mahira masih nyanyi-nyanyi gitu di depan pintu sambil lihatin hujan, aku dari belakang tadi kan cuci tangan. Lewatlah itu Iguna…..”

“Biawak!!”

“….iya Biawak lewat di depan Mahira. Mahira langsung lari ke arah aku kan sambil ketakutan wajahnya dan bilang “Yah! Atut! Atut!” sambil pegang dada kayak tadi itu” Jelas suami saya. Saya pun segera memikirkan bagaimana agar takut itu dapat terkendali. Kemudian saya bertanya ke Mahira,

 “Mahira lihat apa tadi nak?”

Ia melihat Ayahnya sebentar dan kembali memegang dadanya sambil bilang “Atut” yang berarti takut. Akhirnya saya membuka google dan searching gambar biawak. Menunjukkan pada Mahira jika itu tidak apa-apa hanya untuk mengendalikan emosinya dalam rasa takut yang mungkin berlebihan.

“Tadi lihat ini ya” Tunjuk saya pada layar gawai bergambar biawak.

Mahira mengangguk masih sedikit takut, kemudian saya menatap Ayahnya untuk meminta agar dia juga kooperatif dalam mengendalikan perasaan Ananda. Tanpa saya berkata, suami sudah paham maksud saya dan ia turut membantu saya.

“Cobaa Mahira pegang, tidak apa-apa, ini lihat Ayah juga pegang”

Mahirapun tersenyum dan turut memegang gambar biawak tersebut tanpa rasa takut lagi. Tiba-tiba suami saya bilang:

"Bu! kayaknya itu buaya deh, piaran orang yang lepas."

dan seketika saya menjadi takut hingga sekarang ini.



#hari15
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6





No comments:

Post a Comment