DAY05 -TantanganGameLevel1
*Komunikasi dengan
Anak*
Untuk
menemani langkahnya saat berpergian, Saya selalu pakaikan sepatu ke Mahira. Ia
punya beberapa sepatu yang biasanya senada dengan bajunya. Namun sejak saya
membeli sepatu mumer disalah satu store, ia begitu menyukai sepatu tersebut
diantara sepatunya yang lain.
Warnanya
biru ada gambar kartun Pocoyonya. Modelnya simple dan ia bisa mengenakannya
sendiri tanpa bantuan saya. MasyaAllah tabarakallah
Mungkin
itu menjadi alasan ia menjadikan sepatu biru ini adalah sepatu andalannya.
Sudah
begitu lama sepatu ini belum dicuci, hingga warnanya agak coklat karena kotor. Saya
berencana mencucinya hari ini, mumpung matahari sedang terik. Namun saat hendak
pergi belanja tadi pagi, ia mencari sepatu andalannya tersebut dan dramapun
berlangsung.
“No
buk! No atuk ni! No buk!” Ucapnya menolak dipakaikan sepatu yang lain.
(Tidak
bu! Tidak sepatu yang ini! Tidak bu!)
“Sepatu
Mahira sedang dijemur, masih basah sayang…” jelas saya padanya perlahan.
“No
buk! Piss bu! Piss buk!” Mahira memohon agar saya mengambilkan sepatu
andalannya itu.
Saya
berusaha menjelaskan dengan simple dan perlahan, agar Mahira mau mengerti dan
tentunya mengalihkan perhatiannya pada sepatu andalannya itu.
“Hiiiii…Sepatunya
kotor ya. Harus diapa ini nak? Di cuuuu…?” Saya mengajaknya berdialog
“Ciiiii….”
Melanjutkan ejaan saya. MasyaAllah…
Mahira pinter ya dan ibu mau kiss Mahira dulu sini. Iapun memberikan
pipinya untuk siap saya kecup.
“Waaah…
sepatu yang ini ada gambar bunganya Mahira. Bagus sekali ya? Pakai ini yuk, Ibu
mau Mahira pakai ini karena sepatu Pocoyo masih dijemur.” jelas saya perlahan
mengalihkan perhatiannya.
“Mau
ya pakai sepatu ini? Ada bunganya loh” tawar saya dengan ramah.
“Mauk”
Jawabnya antusias.
Alhamdulillah
Mahira mau untuk mengenakan sepatu lain, saat sepatu andalannya sedang dijemur.
Tidak mudah memang saat sudah nyaman dengan suatu hal kemudian harus mengganti
dengan hal lain yang kurang nyaman. Namun ternyata komunikasi produktif ini
dapat membuat sepatu andalan Mahira istirahat dulu dijemuran. Hehe…
*Komunikasi dengan
Pasangan*
Kamipun
pergi berbelanja, saya memang terburu untuk belanja jadi tadi dengan cepat
mengambil beberapa bahan yang saya perlukan dan saya masak menu yang mudah
karena ternyata Ayah Mahira gasik pulang dan harus cepat ke kantor lagi tanpa memberi tahu saya terlebih dahulu.
Menu
siang ini adalah cah kangkung, tempe goreng, telur gobal gabul dan sambel
bawang ala SS. Kilat memasak dalam waktu kurleb 30 menit.
“Kali
lain Ayah Mahira konfirmasi dulu ya jika buru-buru” ucap saya dengan perlahan
saat Suami sudah selesai menyantap makan siangnya.
“Ya..tadikan
beli saja bisa sayang. Kamu jangan sampai repot” ucapnya kala itu.
“ya
kan Ayah lebih sedep katanya kalau aku yang masak dan pingin makan di SS. Jadi I
do the best for you” Jelas saya baik-baik.
“Iya
sayang.. aku terimakasih banyak ya dan maaf tadi lupa kabari” ucapnya agak
menyesal.
“
Ini enak banget dan sedep sekali, aku nanti kasih hadiah supaya kamu juga semangat
ngodop” Timpalnya lagi dengan berbinar.
Saya
hanya tersenyum dan berharap jika ia sedap makannya saja sudah cukup. Namun support system saya ini memang luar
biasa. Jika Mahira punya sepatu andalan, suami saya ini juga support system andalan saya. Ia begitu pandai
sekali membuat saya kembali bersemangat untuk melakukan aktivitas selanjutnya
dan melupakan hal-hal yang membuat kesal sebelumnya. Bukan sekedar hadiah
katanya. Tapi karena dia begitu mengandalkan saya sehingga ia wajib membuat
saya bahagia dengan segala cara. MasyaAllah.. saya agak melted, ia pulang
dengan membawa bungkusan putih. Gamis bewarna dark mint yang cantikpun langsung
saya coba.
“Cantik!
Orang dan juga gamisnya.” Kaidah 2C yang ia coba turut sertakan.
![]() |
Hadiah supaya semangat NGODOP ikut tantangan BUNSAY. MasyaAllah.. Komprod ini luar biasa. hehe... |
#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
No comments:
Post a Comment