September 7, 2018

ONTY POCKY-POCKY







DAY02-TantanganGameLevel1
*Komunikasi dengan Anak*

Menjalin Komunikasi Produktif dengan pasangan akan membentuk FoE dan FoR kita. FoE dan FoR ini sudah saya tulis sebelumnya dalam tautan berjudul Good communication Skill. Lalu apa tujuan terbentuknya FoE dan FoR yang sama? Jadi ketika ada informasi yang datang kepada kita akan dipahami secara sama. Ketika saya menyampaikan sesuatu, pasangan juga akan menerima pesan tersebut seperti yang kita inginkan.

Mengenai komunikasi produktif, saya juga berusaha menerapkan hal tersebut kepada keluarga dalam arti melibatkan anggota keluarga besar seperti Mama, Papa, Ibu, Bapak, dan saudara saudara dari saya dan juga dari Suami.

Hari ini Onty, panggilan Mahira kepada adik Suami saya, sedang rindu kepada keponakannya. Kami melakukan video call cukup lama, bercerita banyak hal dan berlanjut hingga aksi membuat Mahira nangis. Onty memang sering kali gemas dan menggoda Mahira hingga ia merengek dan menangis. Saat menjadi tante memang begitu mungkin ya aksinya, gemes lihat ponakannya merengek hingga menangis.

“Ini Onty punya Pocky-pocky, yummy… enak sekali lho” seraya ia menunjukkan wadah jajan yang menggiyurkan lidah Mahira.

Dengan sikapnya yang terus menerus demikian, Mahira merengek.

“Inta! inta! mauk! mauk!” rengek Mahira bilang Minta dan Mau berulang kali.

“Mau yaa… ini ambil.” Goda Ontynya dalam Video Call kami.

Saat itu saya masih berpikir calm down, namun setelah Mahira semakin hebat merengek dan berakhir tantrum. Saya izin menutup percakapan dan berusaha menenangkan Mahira. Mahira masih terus merengek Buk! Buk! Inta bu! Mauk! Seraya menangis tersedu. Tentunya ia begitu menginginkan Pocky-pocky yang ditawarkan Ontynya.



Saya coba tawarkan snack lain yang ada di rumah, namun ia melemparnya dengan kuat dan semakin tantrum. Saya coba ambil nafas dan bersikap tenang. Kemudian saya ambil gawai dan mencari gambar Pocky-pocky via google. Mahira saya tunjukkan gambar tersebut dan terdiam sejenak, setelah itu kembali merengek.

Dengan mengendalikan intonasi dan menggunakan suara ramah, saya menemukan kaidah baru yaitu dengan mengajaknya berimajinasi.

“Mahira, lihat ibu sayang. yam..yam..yam..” seraya saya seolah mengambil makanan tersebut dilayar gawai.

“Mahira mau? Sini aaak dulu.” Tawar saya sambil menyodorkan suapan tangan yang kosong dari gambar di google.

Mahira yang saat itu menangis berangsur diam dan mendekat ke arah saya. Membuka mulutnya dan seketika saya berimajinasi bersama seolah makan pocky-pocky.
Pada suapan berikutnya saya melakukan gerakan yang sama, namun saya isi suapan tangan saya dengan biskuit lain yang kami miliki di rumah. Mahira pun mengunyah dengan lahap, ia kembali happy bahkan begitu riang sekali.

“Nanti ibu titip Ayah untuk membeli Pocky pocky ya.. sekarang makan biskuit ini dulu, Oke anak hebat?” Ucap saya yang diliputi syukur sebanyak mungkin karena Mahira mampu teralihkan. Mahirapun mengangguk seperti paham apa yang saya sampaikan.


*Komunikasi dengan Pasangan*


Menanggapi sikap seperti ini pada awalnya saya selalu merasa kesal dan protes terhadap Suami saya mengenai sikap adiknya. Kebetulan juga saat Mahira menangis, Ayahnya sempat telpon dan saya angkat dengan terburu menutupnya kembali. Suami mengatakan jika ia akan pulang sebentar lagi untuk makan siang setelah jumatan.

“Mahira nangis kenapa sayang?” tanyanya kepada saya.

“Mau Pocky-pocky, tadi Ontynya telpon dan pamer jajan itu. Terus dia jadi pingin kan.” Jelas saya masih agak sedikit kesal.

“Ya sudah, nanti beli aja. Beli dimana?” Tanyanya dengan santai.

“ Alfa juga ada. Rasa coklat atau oreo ya mas, gambarnya aku kirim. Terimakasih” Balas saya dengan menggunakan kaidah 2C.

Menyampaikan sesuatu apalagi urusan titip menitip memang harus jelas, dari pada salah beli. (Readers yang sudah bersuami, pasti paham betul terkait urusan titip menitip beli  sesuatu ke suami, iya kan? Haha)

Kaidah 2C yaitu Clear dan Clarify yaitu menyusun pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak. Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.
Kaidah Choose the right time Yaitu memilih waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.  (Sumber: Ebook Kompro Materi Bunda Sayang)

Sesampainya di rumah, kami makan siang bersama. Selepas kami makan suami menanyakan apa ada yang ingin kamu sampaikan? Suami sangat tahu, saya masih nyimpen unek-unek kali ya.. akhirnya saya coba melakukan komunikasi produktif dengan dua kaidah diatas.

Choose the right time, karena beliau menanyakan langsung kepada saya. Jadi ini kesempatan saya menyampaikan.
“Mas, Aku kurang suka kalau Onty buat Mahira merengek dan nangis. Nanti kasian Mahiranya jadi kebiasaan begitu” Ujar saya dalam aksi protes.

“Ya..kamu ini jangan selalu ambil hati, namanya juga gemes, kangen ya wajar godain anak kita. InsyaAllah Mahira nggak apa apa” Jawabnya kala itu yang membuat saya semakin kesal.

Dalam FoR saya kala itu sangat berbeda dengan suami sehingga ada rasa kesel yang masih hinggap ketika mendapati respon suami begitu. Saya menganggap suami tidak memahami dampak apa yang akan terjadi dengan anaknya jika sering dibuat menangis atau merengek.

Kemudian saya gunakan rumus di bawah ini dalam  menyampaikan komunikasi produktif  yaitu:
BILA NALAR PANJANG EMOSI KECIL
BILA NALAR PENDEK EMOSI TINGGI

Maka saya berusaha panjangkan nalar saya, membuat excuse besar terhadap sikap orang lain yang mungkin kita tidak suka dan memahami berdasarkan FoRnya. Sehingga dengan kecilnya emosi, saya akan nyaman untuk turut menyantap Pocky-pocky. J


Alhamdulillah.. bisa barengan makan pocky-pocky tanpa emosi.

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day05













No comments:

Post a Comment