#Day06
#Sosok Inspirator
"Ning pingin urip selamet dunia akhiroh, kudu patuh aturane gusti Allah lan dadio wong sing jujur."
_Mahrus Chambali
Challenge Rumbel LM memasuki Day ke #6, tema
kali ini mengenai Sosok Inspirator. Inspirator adalah orang yang perkataannya,
tindakannya maupun tulisannya bisa menginspirasi banyak orang. Karena sifatnya
indirect, inspirator itu tanpa banyak bicara, mampu membuat orang lain
terdorong lalu bergerak dengan motivasi yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Jika aku menyebutkan sosok tersebut, ada
beberapa orang yang menjadi bagian dalam hidupku dan berperan sebagai sosok
inspirator. Saat aku kecil, sosok inspiratorku adalah Mbah Kakung ku, beliau
adalah Ayah dari Mamaku, ia berperan menjadi rule modelku. Sosok yang supel,
ceria, humoris, sedikit jahil, sangat baik hati, laki-laki yang pandai memasak,
sosok kakek yang pandai ber-DIY, pemberani, sosok yang memiliki jiwa leader
yang kuat, karena pemikirannya yang cerdas ia sering kali dimintai solusi dan
nasihat, buku bacaan mbah Kakung juga banyak, ia sangat suka membaca.
Kedekatan kami mungkin karena sejak bayi aku
terbiasa hidup dengan Mbah Kakung dan Mbah Putriku. Aku tumbuh dalam pola asuh
tiga generasi. Yang menjadikan Mbah Kakungku seperti ayah kedua bagiku. Beliau dulu adalah seorang Carik di desa dan
juga petani. Mbah juga aktif sebagai anggota sebuah partai politik yang
bergambar kabah itu, saat sepak terjangnya hingga menaiki tangga DPR. Beliau
dikhianati iparnya sendiri, sehingga semua jabatan yang sudah diraihnya ia
lepas dan memilih menjadi seorang petani.
Mbah bilang kepada Papaku, semua pekerjaan hanya mengantarkan kita pada dosa jika kita lalai dan
tidak berhati-hati. Sekalipun niat kita baik, syaitan dengan mudah
membelokkannya dan menjadikan kita bagian dari dirinya. Ning pingin urip selamet dunia akhiroh, kudu patuh aturane gusti Allah
lan dadio wong sing jujur. Saat aku memasuki usia remaja,
Papa memfoward nasihat Mbah Kung kepadaku.
Ada banyak hal yang masih ku ingat jelas, setiap
habis mengimami sholat subuh di masjid yang didirikan keluarga besar Mbah
Kakung, mbah biasanya tadarus Quran, kemudian membantu mbah putri untuk masak.
Mbah akan ke sawah jika pekerjaan istrinya sudah selesai. Di sawah mbah sangat
all out terhadap semua padinya, di kebun mbah juga sangat all out terhadap
semua tanaman kebunnya. Jika ke sawah atau kebun, Mbah jarang menggunakan alas
kaki. Ia Pria pertama yang ku kenal sebagai pria tak takut kuman.
Mbah Kakung khas sekali dengan topi coboynya
yang berwarna hitam. Parasnya yang tampan, giginya putih dan rapi, hidungnya
tinggi dengan paduan alis dan mata yang bagus membuat Mbah pantas jika menjadi
aktor terkenal. Mbah suka sekali membaca, beberapa kitab yang aku tidak tahu
cara membacanya karena tulisannya arab gundul. Mbah Kakungku memang lulusan
Gontor, membaca buku atau belajar sekalipun sudah lulus menjadi habit yang
tidak terlupa di sela-sela kesibukannya.
Saat hendak mengisi khutbah sholat Jumat, mbah
selalu berlatih terlebih dahulu dihari sebelumnya, bahkan mempersiapkan teksnya
untuk latihan. Entah kenapa hal itu menjadi inspirasi untukku. Ia sangat all
out disemua hal. Masyaallah..
Kegemarannya dalam membaca buku sangat senada
dengan kegemaran Papaku, mereka adalah sosok Bapak Mertua dan menantu yang
kompak. Namun aku memosisikan Papa lebih kepada motivatorku. Sehingga
keberadaan mereka sangat membentukku hingga memiliki kegemaran di bidang
literasi, tidak hanya membaca aku juga suka menulis.
Aku berharap, suatu saat baik ucapan, tindakan
dan tulisanku dapat menjadi inspirator keturunanku atau setidaknya aku dapat
berperan sebagaimana keberadaan Mbah Kakung dan Papa dalam hidupku.
#RumbelLM
#10dayschallenge
#wanitadanpena
#ODOP_6
#onedayonepost
#odopbatch6
No comments:
Post a Comment