#Day01
#MasaKecil
Memutar sedikit memori, banyak hal yang masih
teringat dengan jelas bagaimana masa kecilku dulu. Entah bagaimana aku bisa
mengingatnya dengan jelas, padahal usiaku saat itu belum ada lima tahun. Tumbuh
dalam kasih sayang Mama dan Papa lengkap dengan kasih sayang Simbah Putri dari
Papaku, padahal aku adalah cucu ke-18 dan juga Simbah Putri dan Simbah Kakung
dari Mamaku dan bagiku itu wajar karena aku adalah cucu pertama mereka.
Kali ini aku akan menceritakan masa kecilku
saat bersama mbah putri dari Papaku. Sebelum menginjak bangku taman kanak-kanak,
aku menghabiskan banyak waktu
bolak-balik Jakarta-Pemalang hanya untuk sekadar liburan. Terbiasa dengan
perjalanan, membuatku tidak mudah mabok perjalanan dan mudah beradaptasi dengan
semua alat transportasi. Setelah aku beranjak dewasa, aku sadari ini cara Papaku
membiasakan aku dengan safar.
Tinggal bersama mbah putri dari Papa, aku
banyak belajar dari beliau. Mbah Putri adalah panutanku dalam menjalankan
ibadah. Setiap malam menjelang, bada’ Isya simbah sudah tidur pulas. Malam hari
simbah menimba di sumur dan membersihkan diri, aku selalu terkesima. Iyakah
tidak dingin? Namun cintanya terhadap
Allah begitu besar, setiap hendak sholat fardhu atau sunah. Mbah selalu
membersihkan diri dengan mandi. Langkahnya begitu semangat bersiap menjumpai
Allah dalam dzikir yang panjang hingga subuh menjelang. Terkadang suara isaknya
terdengar sampai telingaku, entah apa yang mbah minta dari Allah. Namun aku
yakin ada doa untukku di sana.
Mbah Putriku itu tidak pernah melewatkan
dhuha, bahkan saat badannya greges sekalipun. Jangankan dhuha, ayam peliharaannya
saat siang hari di cari, kemudian di pegang temboloknya, khawatir takut
kelaparan. Pun dengan tanaman yang ia tanam ketela, singkong, cabe, tomat, tanahnya
selalu nampak gembur dan cukup air.
Mbah selalu melibatkanku dalam semua aktivitasnya
saat aku bersamanya. Misalkan saja saat mbah memungut blarak (daun kelapa
kering) yang jatuh, mbah mengambil tulang daun dan ia jadikan sapu lidi. Saat
mbah mengupas kelapa yang ia panen dari halaman, mbah mengumpulkan tepes (kulit
kelapa), dengan tangannya mbah menyulap tepes menjadi sapu lantai.
Semua hal yang ada ditangan simbah bisa
menjadi benda yang menakjubkan menurutku saat kecil dulu. Namun entah kenapa
kemampuan DIY ku tidak menuruni simbah. Simbah adalah wanita yang mandiri, semua
bisa ia jadikan uang. Kelapa di halaman, cabe, tomat, daun ketela bahkan sapu
lidi dan sapu lantai. Mbah juga menjual bunga-bunga yang ia tanam, saat itu
bunga kenanga, cempaka dan melati banyak sekali yang mencari. Terutama jika
tiba waktunya nyekar.
Ada satu skill yang aku bisa ikuti dari
mbah, yaitu menggeni (membuat api di pawon), aku sangat suka menggeni. Menggeni
bagiku sebuah seni, keahlian yang tidak semua anak kecil bisa saat itu.
sekalipun aku tidak pandai menggunakan korek api merk cap tiga duren, mbah mempunyai
pemantik api yang bisa aku gunakan dengan mudah. Aku bisa belajar kesabaran
hanya melalui proses menggoreng tempe, di banding zaman sekarang yang tinggal
cleeekk kompor gas.
Di rumah mbah Putri, aku tahu bahwa
tronggong adalah bunga turi yang bisa aku petik bebas dengan carang (bamboo kecil
dan panjang) di sepanjang sungai yang letaknya beberapa ratus meter dari rumah.
Mbah juga memperkenalkan aku dengan krokot, sayur yang dapat dijadikan urab
yang begitu sedap. Pernah aku takjub melihat mbah memetik daun lebar, sangat
lebar. Kini aku tahu jika itu adalah lompong, daun yang bisa di sayur dengan
santan dan rasanya begitu enak.
Masa kecilku begitu menyenangkan, aku
banyak belajar dari sosok orang-orang hebat yang membesarkan kedua orangtuaku.
Belajar bagaimana caranya survive menjalani hidup, menjadi wanita yang
produktif sesuai era dan kemampuannya, belajar bersabar dalam setiap proses
yang kita tempuh dan mengajarkan sesuatu dengan tauladan. Semua learning itu aku dapat dari sosok yang sangat aku sayangi
seperti Ibu kedua bagiku, dia adalah mbah putriku.
A
grandmother is a little bit parent, a little bit teacher, and a little bit best
friend
#wanita&pena
#10dayschallange
#RumbelLM
#onedayonepost
#ODOP_6
#odopbatch6
Eyang putriku juga salah satu sosok inspirator dalam hidupku. Orang jaman dulu itu rajin-rajin ya. Bangun paling awal, tidur paling larut... jadi kangeeen.
ReplyDelete