#Day04
#Portofolio
Jauh
sebelum aku mengenal IIP, aku terbiasa dengan buku agenda. Papaku selalu
membelikaku buku agenda ataupun diary muslimah yang sesuai dengan kesukaanku. Namun
terkadang aku hanya mengkoleksinya saja,
aku biarkan buku pemberian Papa tetap kosong karena ada rasa sayang jika buku
bagus tersebut harus aku coret-coret. Aku suka sekali menulis dengan blocknote
ataupun di whiteboard kecil. Dua benda ini sangat memudahkanku untuk mengatur
kegiatanku sedari aku kuliah.
Bukan
portofolio yang rapi dan enak untuk dibaca, hanya berisi to do list harian dan catatan yang mungkin akan terlihat
acak-acakan. Tapi memang begitulah tulisan tanganku, tak pernah bisa bagus. Aku
menamai block noteku itu sebagai portofolio, karena buku itu dapat membantuku
untuk mengingat kembali apa saja yang sudah aku lakukan setiap harinya. Deretan
aktivitas perharinya dapat dilihat dari buku tersebut. Ini seperti repertoar yang
sangat membantuku untuk tampil aktif dan produktif.
Seiring
berjalannya waktu, aku terispirasi akun story
of my life di FB. Dimana ia dan suaminya membuat portofolio perkembangan
anaknya lewat FB kemudian sejak kemunculan IG, mereka juga membuatnya di IG. Aku
mengikuti perkembangan Elia dari baby hingga dua adiknya lahir ke dunia. Kemasan
videonya yang apik hingga sangat inspiring. Awalnya aku membuat IG untuk Mahira
sebagi portofolio perkembangannya, dari sejak ia lahir kedunia. Sebelumnya aku
juga membuat jurnal kehamilan yang aku tuliskan general setiap bulan.
Saat
aku mencoba compare dua hal ini, entah kenapa aku lebih nyaman menuliskannya. Merangkai
kata demi kata dalam buku menggunakan pena, dari pada aku harus mengunggah foto
dan video ke IG. Apalagi semakin hari banyak request permintaan dari temanku
yang penasaran dengan sosok Mahira.
“Bagaimana
jika perkembangan Mahira cukup tersimpan dihardisk saja?” Tidak perlu dengan IG
khusus? maka IG Mahira langsung aku hapus. Aku dan suamiku sudah sepakat dari
awal sebelum Mahira lahir, bahwa wajah
Mahira adalah haknya, kami tidak pernah tahu di masa depan dia akan setuju atau
tidak saat kami mengunggah ini dan itu. Tugas kami berusaha menjaga hak
tersebut. Maka ada batasan kami sejak awal, bahwa kami punya sudut tersendiri
dalam melakukan posting mengenai dirinya.
Akhirnya
aku bertemu IIP dan membuatku mengaktifkan kembali jurnalku, kemudian aku
bergabung dengan Rumbel Literasi Media, hingga Blog yang tadinya kosong kini
mulai terisi kembali. Kelas Bunda Sayang yang aku ikuti, membuatku semangat
untuk menuliskan portofolio Mahira dari materi awal komunikasi produktif,
melatih kemandirian dan ini masuk materi ketika di November mendatang,
sekalipun hampir tidak ada foto disana. Namun aku sudah menyampaikannya dengan
narasi yang mewakili kejadian hari itu.
Ini portofolio yang pas menurutku. Aku bisa
tetap menuliskan dan terhubung dengan media social tanpa harus mengunggah foto atau
video. Aku berharap, kelak Mahira mau membacanya kembali dan koreksi bersama diksiku
yang mungkin tidak cocok menurutnya. Blog ini aku beri nama Dapur Kata Ibu Mahira,
karena di dalam blog ini aku belajar meramu kata, berusaha memenuhi portofolio
Mahira dengan cara yang aku suka.
#Wanitadanpena
#10dayschallenge
#RumbelLM
#onedayonepost
#ODOP_6
#odopbatch6
No comments:
Post a Comment