October 25, 2018

Portofolio yang kusuka





#Day04
#Portofolio

Jauh sebelum aku mengenal IIP, aku terbiasa dengan buku agenda. Papaku selalu membelikaku buku agenda ataupun diary muslimah yang sesuai dengan kesukaanku. Namun terkadang aku  hanya mengkoleksinya saja, aku biarkan buku pemberian Papa tetap kosong karena ada rasa sayang jika buku bagus tersebut harus aku coret-coret. Aku suka sekali menulis dengan blocknote ataupun di whiteboard kecil. Dua benda ini sangat memudahkanku untuk mengatur kegiatanku sedari aku kuliah.

Bukan portofolio yang rapi dan enak untuk dibaca, hanya berisi to do list harian dan catatan yang mungkin akan terlihat acak-acakan. Tapi memang begitulah tulisan tanganku, tak pernah bisa bagus. Aku menamai block noteku itu sebagai portofolio, karena buku itu dapat membantuku untuk mengingat kembali apa saja yang sudah aku lakukan setiap harinya. Deretan aktivitas perharinya dapat dilihat dari buku tersebut. Ini seperti repertoar yang sangat membantuku untuk tampil aktif dan produktif.

Seiring berjalannya waktu, aku terispirasi akun story of my life di FB. Dimana ia dan suaminya membuat portofolio perkembangan anaknya lewat FB kemudian sejak kemunculan IG, mereka juga membuatnya di IG. Aku mengikuti perkembangan Elia dari baby hingga dua adiknya lahir ke dunia. Kemasan videonya yang apik hingga sangat inspiring. Awalnya aku membuat IG untuk Mahira sebagi portofolio perkembangannya, dari sejak ia lahir kedunia. Sebelumnya aku juga membuat jurnal kehamilan yang aku tuliskan general setiap bulan.

Saat aku mencoba compare dua hal ini, entah kenapa aku lebih nyaman menuliskannya. Merangkai kata demi kata dalam buku menggunakan pena, dari pada aku harus mengunggah foto dan video ke IG. Apalagi semakin hari banyak request permintaan dari temanku yang penasaran dengan sosok Mahira.

“Bagaimana jika perkembangan Mahira cukup tersimpan dihardisk saja?” Tidak perlu dengan IG khusus? maka IG Mahira langsung aku hapus. Aku dan suamiku sudah sepakat dari awal sebelum Mahira lahir,  bahwa wajah Mahira adalah haknya, kami tidak pernah tahu di masa depan dia akan setuju atau tidak saat kami mengunggah ini dan itu. Tugas kami berusaha menjaga hak tersebut. Maka ada batasan kami sejak awal, bahwa kami punya sudut tersendiri dalam melakukan posting mengenai dirinya.

Akhirnya aku bertemu IIP dan membuatku mengaktifkan kembali jurnalku, kemudian aku bergabung dengan Rumbel Literasi Media, hingga Blog yang tadinya kosong kini mulai terisi kembali. Kelas Bunda Sayang yang aku ikuti, membuatku semangat untuk menuliskan portofolio Mahira dari materi awal komunikasi produktif, melatih kemandirian dan ini masuk materi ketika di November mendatang, sekalipun hampir tidak ada foto disana. Namun aku sudah menyampaikannya dengan narasi yang mewakili kejadian hari itu. 

Ini portofolio yang pas menurutku. Aku bisa tetap menuliskan dan terhubung dengan media social tanpa harus mengunggah foto atau video. Aku berharap, kelak Mahira mau membacanya kembali dan koreksi bersama diksiku yang mungkin tidak cocok menurutnya. Blog ini aku beri nama Dapur Kata Ibu Mahira, karena di dalam blog ini aku belajar meramu kata, berusaha memenuhi portofolio Mahira dengan cara yang aku suka.

#Wanitadanpena
#10dayschallenge
#RumbelLM
#onedayonepost
#ODOP_6
#odopbatch6  



No comments:

Post a Comment